Pilpres 2024
Anies Baswedan Sebut soal Bakal Cawapres Pendampingnya di Pilpres 2024 akan Jadi Kejutan
Anies Baswedan sebut akan ada kejutan soal bakal calon wakil presiden (Cawapres) untuk dampinginya pada Pilpres 2024.
Penulis:
Ifan RiskyAnugera
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus calon presiden (Capres) 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan, menyebut sosok bakal calon wakil presiden (Cawapres) yang mendampinginya pada Pilpres 2024 akan menjadi sebuah kejutan.
Saat ditanya oleh awak media mengenai siapa nama bakal cawapresnya, Anies Baswedan enggan membocorkannya.
"Nggak ada (clue-nya)," katanya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (1/6/2023).
Hal itu, disampaikannya saat menghadiri penutupan konsolidasi nasional fraksi PKS, Selasa (30/5/2023).
Senada dengan Anies, elite PKS, Jazuli Juwaini, juga mengatakan bahwa soal cawapres pendamping Anies akan menjadi surprise (kejutan) nantinya.
"Tadi sudah dibilangnya surprise, kalau diungkapkan sekarang gak surprise lagi," kata Jazuli Juwaini.
Sebelumnya, Juru bicara Partai keadilan Sejahtera (PKS), Pipin Sopian, mengungkapkan bocoran bakal Cawapres untuk pendamping Anies Baswedan.
Baca juga: Anies Baswedan, Heru Budi, hingga Ahok Masuk Top Of Mind Cagub DKI Versi Arus Survei Indonesia
Pipin Sopian mengatakan, PKS menyodorkan nama Ahmad Heryawan (Aher), Demokrat mengusulkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan NasDem mengajukan nama Khofifah Indar Parawansa.
"Sudah dari PKS jelas menyodorkan nama Aher. Dan Pak Said sebagai tim delapan sudah menyampaikan bahwa tiga nama itu adalah Aher kemudian Demokrat AHY, dan dari Nasdem Khofifah," kata Pipin ditemui di Jakarta, Selasa (30/5/2023).
"Waktu itu Pak Said sudah bilang 3 dari 5 nama. Duanya itu entah siapa jadi tentu yang di prioritaskan adalah nama yang disodorkan mitra koalisi," imbuhnya.
Ia pun menilai sepertinya akan cukup sulit untuk mencari di luar mitra koalisi kalau yang bersangkutan tidak berkenan.
"Jadi cukup susah mencari di luar koalisi kalau yang bersangkutan kurang berkenan. Dan kita tidak bisa memaksakan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Nasional Barisan Rakyat Andika Presiden Indonesia (Bara API), Adi Kurniawan, memprediksi calon wakil presiden (Cawapres) Anies Rasyid Baswedan yang akan ditunjuk dan diumumkan adalah mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa.
"Siapa cawapres Anies yang bakal memberi efek kejut menurut kami dia adalah Pak Andika dan kami sangat meyakini itu," ungkap Adi lewat keterangan tertulis, Rabu (29/5/2023).
Adi menyebut, Andika Perkasa merupakan sosok yang sangat berpotensi menjadi cawapres Anies lantaran pernah masuk radar bacapres hasil Rakernas Partai Nasdem beberapa waktu lalu.
“Beliau (Andika) pernah masuk radar di Rakernas Nasdem.
"Jadi, adalah potensi ke arah sana menjadi cawapres Pak Anies. Selain itu juga Andika memang sudah sangat pas dan tepat jika Anies menunjuk beliau sebagai cawapres karena memang Andika yang diinginkan bangsa ini," ucap Adi.
Ia pun meminta kepada Anies untuk tidak perlu ragu menunjuk dan mengumumkan Andika sebagai pasangannya.
Bahkan, ia juga meminta agar Anies segera mengumumkan ke publik.
"Publik sudah tidak sabar menunggu Pak Anies mengumumkan Andika sebagai cawapres."
"Saya rasa Pak Anies memang harus segera umumkan. Rakyat sangat mendukung jika Pak Anies memilih Andika sebagai pasangan cawapresnya," terangnya.
Baca juga: Demokrat Soal Cawapres: Kalau Anies Mau Menang, Harus Dengan AHY
Sandiaga Uno Tak Masuk Radar Bacawapres Anies
Wakil Ketua Dewan, Suryo PKS Sohibul Iman, memastikan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno tidak masuk dalam daftar nama Cawapres Anies Baswedan.
"Enggak masuk, enggak masuk," kata Sohibul, Rabu (31/5/2023).
Ia menyebut ,Cawapres pendamping Anies Baswedan telah mengerucut kepada tiga nama.
Nantinya, ketiga nama itu bakal dipilih oleh Anies Baswedan.
"Kemarin saya sudah sebutin tiga kan. Udah tiga kan? saya sampaikan," jelasnya.
Di sisi lain, Sohibul membantah Sandiaga Uno sedang berupaya menggoda agar PKS bisa keluar dari koalisi perubahan.
Hal itu menyusul manuver Sandiaga yang disebut bakal bergabung menjadi kader PKS.
"Saya kira kalau komunikasi pasti ya kita dengan siapapun. Tapi kan sudah jelas posisinya PKS, hasil keputusan Majelis Syuro seperti apa. Itu tidak mungkin hanya dengan komunikasi seperti itu bisa mengubah," ujarnya.
Dirinya pun berharap, sebaiknya Sandiaga Uno mempertegas sikapnya terkait wacana bergabung dengan PKS.
"Sebetulnya justru yang lebih jauh, Pak Sandi itu justru menunjukan keinginan ingin jadi kader PKS gitu loh," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Ifan/Igman Ibrahim/Rahmat Fajar Nugraha/Eko Sutriyanto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.