Minggu, 17 Agustus 2025

Pilpres 2024

Profil 5 Partai yang Dukung Ganjar Pranowo jadi Capres 2024: PSI, Hanura hingga Perindo

Inilah profil 5 partai yang bergabung dengan PDIP dan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) untuk maju ke kontestasi Pilpres 2024.

Editor: Suci BangunDS
(ISTIMEWA)
Kolase Tribunnews: Inilah profil 5 partai yang bergabung dengan PDIP dan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) untuk maju ke kontestasi Pilpres 2024. Ada PDIP, Partai Hanura, PPP, Partai Perindo hingga PSI. 

Dan yang terbaru ada Perindo, parpol yang dinahkodai Hary Tanoe.

Perindo resmi bergabung dengan PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo, alasannya lantaran figur sang Capres 2024 yang dianggap sangat diterima masyarakat.

Hal tersebut diungkap Ketum Perindo, Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) dalam gelaran pertemuan Perindo dengan PDIP di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Profil 5 Partai Pendukung Ganjar

PDIP

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat berpidato pada penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (8/6/2024).
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat berpidato pada penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (8/6/2024). (Fransiskus Adhiyuda)

PDIP dinahkodai oleh putri Presiden RI pertama, Ir Soekarno, Megawati Soekarnoputri.

Dilansir TribunnewsWiki.com, sejarah PDIP dapat dirunut mulai dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Ir Soekarno pada 4 Juli 1927.

PNI bergabung dengan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.

Partai gabungan tersebut, dinamakan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.

Sejak awal terbentuk, konflik internal PDI terus terjadi dan diperparah dengan adanya intervensi dari pemerintah.

Untuk mengatasi konflik tersebut, anak kedua Ir Soekarno, Megawati Soekarnoputri didukung untuk menjadi Ketua Umum PDI.

Namun, pemerintahan Soeharto tidak menyetujui dukungan tersebut kemudian menerbitkan larangan mendukung pencalonan Megawati Soekarnoputri dalam Kongres Luar Biasa (KLB) pada 2-6 Desember 1993 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.

Karena larangan tersebut berbanding terbalik dengan keinginan peserta KLB, secara de facto Megawati Soekarnoputri dinobatkan sebagai ketum DPP PDI periode 1993-1998.

Konflik internal PDI terus terjadi hingga diadakan Kongres pada 22-23 Juni 1996 di Asrama Haji Medan.

Hingga akhirnya pemerintahan Soeharto lengser pada reformasi 1998, PDI di bawah pimpinan Megawati semakin kuat.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan