Senin, 18 Agustus 2025

Pilpres 2024

3 Opsi yang Bisa Dilakukan PKB di Pilpres 2024 Menurut Pengamat, Apa Saja?

Pengamat menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang, memiliki tiga opsi yang bisa dilakukan.

Tribunnews/Igman Ibrahim
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang, memiliki tiga opsi yang bisa dilakukan. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang, memiliki tiga opsi yang bisa dilakukan.

Opsi pertama, sebagaimana mandat dari ulama dan kader PKB, yakni tetap menjadikan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres.

Kedua, PKB tidak memiliki cawapres, namun menjadi pihak yang berperan sangat besar soal koalisi.

Kemungkinan ketiga yakni PKB keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang digagas bersama Gerindra dan membangun koalisi baru.

Baca juga: Sajak Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid Sindir Gerindra: Lu 11 Gua 12, Lu Gak Jelas Gua Lepas

"Tapi tiga yang saya sebutkan urutannya prioritas ya, prioritas satu cawapres, prioritas dua menjadi partai yang punya peran sangat besar di dalam koalisi capres cawapres. Yang ketiga itu tadi 'elu enggak jelas gua lepas', pergi ke tempat yang lebih bebas," kata Djayadi saat talk show di Kantor DPP PKB, Jakarta, dikutip Rabu (2/8/2023).

Perihal kemungkinan tetap mendorong Cak Imin menjadi cawapres, Djayadi menilai, ada dua potensi capres, yakni ke Prabowo Subianto atau ke Ganjar Pranowo.

Dari kedua sosok capres itu, Cak Imin diyakini akan memilih sosok yang lebih dulu membuat penawaran dari dua figur capres tersebut.

"Kalau Pak Prabowo duluan nawarin ya pasti diambil, tapi kalau Pak Ganjar duluan nawarin jelas gitu 'Cak Imin gabung sama kami anda jadi cawapres' terima, benar enggak?" ujar Djayadi dalam acara yang juga turut dihadiri Waketum PKB Jazilul Fawaid tersebut.

Sementara untuk opsi kedua, Djayadi menilai PKB bisa menjadi partai yang memiliki peran besar apabila tetap bertahan bersama Gerindra, meski bukan Cak Imin sebagai cawapres.

Dinilai memiliki peran besar karena menurut Djayadi, merupakan pelengkap koalisi dengan Gerindra untuk bisa lolos ambang batas Presidential Threshold 20 persen.

Tanpa PKB, Gerindra tidak dapat memenuhi Presidential Threshold tersebut.

"Jadi kalau ada pilihan kedua menjadi, tidak menjadi cawapres tapi menjadi sponsoring political party gitu, partai yang mensponsori kan kandidat," kata dia

Baca juga: Tak Punya Motif Lain Jadi Cawapres Prabowo, PKB Sebut Cak Imin Hanya Ingin Urus NU dan Pesantren

"Nah itu lebih besar kemungkinannya ada di Gerindra. Kenapa? Gerindra pasti akan memberikan jawaban peran konsesi yang lebih jauh lebih besar dibandingkan dengan PDIP, setuju tidak? itu itu kalau pilihannya yang kedua," sambungnya.

Pada opsi ketiga, PKB bisa berlabuh ke koalisi baru atau ke koalisi yang sudah memiliki kejelasan.

Dalam kondisi ini, Djayadi menyebut adanya kemungkinan PKB berkoalisi dengan Partai Golkar.

Meski peluang menang dalam koalisi tersebut kecil, namun kata dia, jika pemilu dilakukan dua putaran kedua maka koalisi tersebut khususnya PKB dengan basis NU-nya berpotensi jadi rebutan.

"Bikin koalisi aja sendiri misalnya sama Golkar, bener nggak? Misalnya sama Golkar, dugaan kita Gus Jazil sama Mas Saiful kalau tiga-tiganya maju, ada dua putaran kan, maka koalisi ini akan punya peran lebih besar dengan bernegosiasi untuk putaran kedua," ujar dia.

"Siapa pun pemenang di putaran pertama akan perlu NU akan perlu PKB akan perlu Jawa Timur dan Jawa Tengah. betul, betul?" ujar Djayadi.

PKB Ultimatum Gerindra

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid alias Gus Jazil mengatakan pihaknya dalam hal ini PKB akan tetap setia pada koalisi yang sudah dibangun, dalam hal ini Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra.

Pernyataan Gus Jazil ini sekaligus merespons pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menyinggung agar Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menetap bersama KKIR untuk Pilpres mendatang.

Meski demikian, Gus Jazil menyatakan kesetiaan PKB dalam koalisi itu dengan catatan, yakni rekan koalisinya juga harus setia.

"Yang jelas, PKB masuk kategori partai yang setia, kalau yang di sana juga setia," kata Jazilul dalam acara talk show bertajuk 'PKB Mendengar, Gus Imin Pilih Siapa?' yang digelar di kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Tak hanya menyinggung soal kesetiaan dari rekan koalisi, Gus Jazil juga mengutip beberapa konten yang viral di media sosial.

Secara garis besar, dalam konten yang kerap didengarnya itu yakni akan melepas hubungan jika alurnya tidak juga menemukan kejelasan.

"Apa itu ada biasanya itu di YouTube itu, kalo gak salah, lu 11 aku 12. Lu nggak jelas gua lepas," kata Gus Jazil.

Respons Gus Jazil ini juga sekaligus menyoroti terkait belum adanya kesepakatan dari PKB dengan Gerindra perihal nama Capres-Cawapres untuk segera diumumkan.

Padahal keduanya sudah menjalin koalisi selama sekitar 11 bulan.

Akan tetapi, Gus Jazil menilai wajar dengan hal tersebut, karena kedekatan Gerindra dengan PKB sejatinya cukup sebentar dan baru dekat belakangan ini.

"Makanya kader-kader PKB, para ulama para mungkin pengamat juga (menanyakan) 'ini kok enggak jadi-jadi ya' ya memang enggak tahu caranya, lihat saja baru belum tahu caranya," ujar dia.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan