Rabu, 20 Agustus 2025

Pilpres 2024

Golkar Soal Nasib Tim Teknis dengan PDIP Usai Dukung Prabowo dan Gabung Gerindra-PKB: Otomatis Bubar

Bubarnya tim teknis itu didasari karena saat ini Partai Golkar telah menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai capres.

Istimewa
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng. Ia menyatakan tim teknis yang digagas Golkar bersama Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) kini telah bubar. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng menyikapi soal nasib tim teknis yang digagas Golkar bersama Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP).

Tim teknis itu digagas atas terjadinya pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.

Mekeng menyebut, saat itu tim teknis tersebut sudah secara otomatis bubar.

"Ya otomatis bubar lah (tim teknis Golkar dan PDIP)," kata Mekeng saat dimintai tanggapannya, Selasa (15/8/2023).

Bubarnya tim teknis itu didasari karena saat ini Partai Golkar telah menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai capres dan bergabung bersama koalisi yang digagas Gerindra-PKB.

Kata Mekeng, dengan begitu, sudah tidak ada lagi yang perlu dibahas di dalam tim teknis itu.

"Apalagi yang mau dibicarakan karena Partai Golkar sudah kerjasama dengan KIR," tukas dia.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah, merespons soal kelanjutan tim teknis yang sempat dibentuk bersama Partai Golkar saat Puan Maharani menyambangi kediaman Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.

Saat ini, Partai Golkar diketahui sudah secara resmi menyatakan dukungan untuk Prabowo Subianto dan menyepakati kerja sama dengan tiga partai lain yakni PAN, PKB dan Gerindra untuk Pemilu 2024.

Menyikapi hal itu, Basarah mengatakan, sejatinya peta politik itu merupakan hal yang dinamis dan tidak bisa dipastikan.

"Itu kan politik, politik itu dinamis cair ya bahkan tidak ada jaminan juga partai politik yang sudah menjalin kerja sama," kata Basarah kepada awak media di Jakarta, dikutip Selasa (15/8/2023).

Basarah mengatakan hal wajar bila ada partai politik yang berpindah sikap politiknya, terlebih baru sebatas penjajakan.

"Apalagi yang baru sekedar penajajakan dan itu kami anggap sesuatu yang wajar dalam dinamika politik kita seperti ini," tutur dia.

Poin utamanya kata dia, dalam kerja sama politik harus ada dasar kesukarelaan dan tidak boleh ada kawin paksa di antara kedua pihak.

Jika ada keikhlasan dan kesukarelaan, maka kata dia, upaya kerja sama yang dicanangkan oleh kedua pihak bisa terlaksana sesuai dengan apa yang diharapakan.

"Karena yang penting bagi kami sebuah kerjasama politik itu dasarnya harus kesukarelaan, keikhlasan, kehendak bersama tidak boleh ada kawin paksa ya. Sehingga harus satu sama lain saling bekerja sama," tukas Basarah.

Diketahui, Partai Golkar dan PDIP sudah sepakat membentuk tim teknis, bahkan, tim ini digadang-gadang akan selalu melakukan pembahasan terkait wacana koalisi kedua partai di Pilpres 2024.

Adapun tim teknis ini diisi oleh perwakilan dari partai masing-masing. Untuk PDIP diwakili oleh Ketua DPP PDIP Said Abdullah, Olly Dondokambey dan Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.

Sementara dari Partai Golkar yakni Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng, Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus, dan Ketua DPD Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily.

Akan tetapi, Partai Golkar melakukan manuver politik dengan menyatakan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai capres, pada Minggu (13/8/2023).

Partai Golkar menyatakan dukungan itu secara bersamaan dengan PAN, dan secara otomatis akan bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang digagas oleh Gerindra dan PKB.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan