Minggu, 7 September 2025

Pilpres 2024

Budiman Sudjatmiko Belum Kepikiran Pindah ke Gerindra usai Dukung Prabowo: PDIP Alat Perjuangan Saya

Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko memberikan tanggapan soal kemungkinan pindah partai dari PDIP ke Gerindra usai dukung Prabowo di Pilpres.

Editor: Nuryanti
Istimewa
Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko saat Deklarasi Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Marnia Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023). | Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko memberikan tanggapan soal kemungkinan pindah partai dari PDIP ke Gerindra usai dukung Prabowo di Pilpres 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko buka suara soal kemungkinan dirinya berpindah partai dari PDIP ke Gerindra.

Diketahui kemungkinan tersebut ramai dipertanyakan karena Budiman Sudjatmiko telah mendeklarasikan dukungannya pada Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.

Padahal PDIP sendiri sudah memiliki bakal Capresnya sendiri yakni Ganjar Pranowo.

Budiman Sudjatmiko mengatakan dirinya belum terpikirkan untuk berpindah partai ke Gerindra.

Bahkan dengan tegas Budiman Sudjatmiko menyebut dirinya adalah kader PDIP sejati.

Budiman Sudjatmiko juga merasa dirinya masih memiliki hak dan kewajiban yang harus ia laksanakan di PDIP.

Baca juga: VIDEO Dukung Prabowo Subianto, Budiman Sudjatmiko Dinilai Telah Khianati Korban Penculikan 98

"Tidak terpikir pindah, saya masih PDIP, saya masih ada hak dan kewajiban. Saya ini merasa bahwa saya PDIP sejati," kata Budiman dilansir Wartakotalive.com, Senin (21/8/2023).

Lebih lanjut Budiman menuturkan, sejak SMP ia sudah dengan serius mempelajari ajaran Bung Karno.

Bagi Budiman, PDIP bukan hanya sekadar wadah karier politiknya saja, tapi juga alat perjuangan untuknya.

"Saya sejak kelas 6 SD sudah ikut PDI, ikut ajaran Bung Karno sejak SMP secara serius, jadi secara ideologis PDIP adalah alat perjuangan saya."

Baca juga: Pengamat Sebut PDIP Harus Lakukan Evaluasi Internal Sikapi Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo

"Bukan sekadar organisasi tempat saya berkarier politik, tetapi organisasi ideologis," ungkap Budiman.

Jika nanti Budiman berujung dipecat dari PDIP setelah deklarasikan dukungan pada Prabowo, maka itu hanya akan menghapus status administratifnya saja sebagai politisi PDIP.

Namun ideologinya masih akan tetap sama, yakni ideologi PDIP.

"Jadi kalau saya dipecat, paling banter itu hanya akan menghapus status administratif saya sebagai PDIP, tapi ideologi saya sama," tegasnya.

Baca juga: Dukung Prabowo, Budiman Dianggap Khianati Korban Penculikan 98

Batal Putuskan Nasib Budiman, PDIP Fokus Bahas Kenaikan Elektabilitas Ganjar

DPP PDI Perjuangan (PDIP) batal memutuskan status keanggotaan Budiman Sudjatmiko pada Senin (21/8/2023).

Kepala Sekretariat DPP PDIP, Adi Dharmo mengatakan pihaknya sedang fokus membahas elektabilitas Ganjar Pranowo yang mengalami kenaikan.

"Hari ini PDIP sedang fokus membahas hasil survei Indikator dan Kompas yang menunjukkan kenaikan elektoral Ganjar Pranowo dan terjadi rebound," kata Adi dalam keterangannya, Senin (21/8/2023).

Adi menyebut elektabilitas Ganjar mengalami kenaikan ketimbang Prabowo Subianto.

Baca juga: VIDEO Pengamat: PDIP Harus Lakukan Evaluasi Internal Sikapi Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo

"Berbeda dengan trend elektoral Prabowo yang sudah mentok dan menunjukkan tren penurunan," ujarnya.

Dia menjelaskan seluruh partai politik (parpol) pendukung akan semakin masif bergerak memenangkan Ganjar bersama relawan.

"Itu lebih penting sebagai momentum politik bagi pergerakan yang semakin masif untuk Ganjar Pranowo bersama parpol pengusung dan relawan," ucap Adi.

Adapun hasil survei yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia pada 15-21 Juli 2023 menunjukkan elektabilitas Ganjar berada di angka 35,2 persen.

Ganjar unggul dari bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang berada pada angka 33,2 persen.

Baca juga: Menanti Nasib Budiman Sudjatmiko di PDIP usai Dukung Prabowo, Hasto: Mundur atau Sanksi Pemecatan

Sementara bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan hanya 23,9 persen.

Survei teranyar dari Litbang Kompas juga menunjukkan Ganjar meraih elektabilitas tertinggi dengan 34,1 persen.

Kemudian, disusul Prabowo yang memiliki 31,3 persen dan Anies 19,2 persen.

Survei tersebut dilaksanakan secara tatap muka dari tanggal 27 Juli hingga 7 Agustus 2023.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fersianus Waku)(Wartakota/Alfian Firmansyah)

Baca berita lainnya terkait Pilpres 2024.

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan