Selasa, 26 Agustus 2025

Pilpres 2024

Pengaruh Cak Imin Dongkrak Suara Anies di Jatim Bergantung Cawapres Prabowo dan Ganjar

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dideklarasikan sebagai calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan di kontestasi Pilpres 2024.

Editor: Willem Jonata
Surya/Habibur Rohman
Bakal calon presiden Anies Baswedan dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar menyapa kepada orang-orang dari lokasi sejarah perobekan bendera Belanda menjadi bendera merah putih di Hotel Yamato Surabaya, Sabtu (2/9/2023). Kehadiran mereka untuk mendeklarasikan diri Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024. Surya/Habibur Rohman 

TRIBUNNEWS.COM - Karena memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama (NU), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin Iskandar diprediksi mendongkrak perolehan suara Anies Baswedan secara signifikan di Jawa Timur pada Pilpres 2024.

Prediksi tersebut bisa jadi tepat apabila dua calon presiden lainnya yang bertarung di Pilpres 2024 tidak menggandeng cawapres dengan latar belakang NU.

"Kalau kita bicara seberapa besar penyumbang elektabilitas suara Cak Imin bagi Anies Baswedan, ya tergantung. Artinya nanti tergantung siapa cawapresnya Prabowo, tergantung pula siapa cawapresnya Ganjar," ucap pengamat politik Ujang Komarudin seperti dikutip Youtube Kompas TV Jawa Timur.

Menurut dia, situasi persaingan di Jawa Timur semakin ketat apabila Prabowo menggandeng cawapres dengan latar belakang NU. Demikian pula Ganjar.

Baca juga: Meski Sakit Hati, Alissa Wahid Tak Ingin Isu Korupsi Jadi Bahan Jegal Cak Imin di Pilpres 2024

"Jika Prabowo disandingkan dengan cawapres yang berlatar belakang NU atau didorong oleh PBNU seperti Erick Thohir. Lalu misalkan Ganjar menjadikan Yenny Wahid sebagai cawapres, artinya pertarungan di Jawa Timur menjadi ketat," lanjut Ujang.

Ia meyakini tidak akan ada yang mendominasi perolehan suara di Jawa Timur apabila cawapres masing-masing dari kalangan Nahdlatul Ulama.

"Artinya banyak tokoh-tokoh NU di situ bertarung untuk bisa menyumbang elektabilitas bagi capresnya," ucap Ujang.

Namun, Anies bisa jadi unggul dalam perolehan suara apabila cawapres Prabowo dan Ganjar bukan latar belakang NU.

"Kalau misal nanti lawan politiknya tidak berlatar belakang NU, bisa saja Cak Imin menyumbang suara yang cukup untuk Anies Baswedan di Jawa Timur."

"Tapi kalau Prabowo gandeng Erick Thohir, dan kita tahu Erick Rhohir juga didukung oleh PBNU, maka ya di situ suara menjadi rebutan. Apalagi (kalau) Ganjar menjadikan Yenny Wahid sebagai cawapres."

PBNU tak mendukung calon tertentu

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memastikan PBNU tidak akan mendukung calon presiden dan wakil presiden tertentu di Pilpres 2024.

Ia juga memastikan tak ada calon presiden dan wakil presiden mengatasnamakan NU.

Baca juga: PPP, Perindo, Hanura Bakal Bertemu PDIP Besok, Bahas Strategi Pasca-Deklarasi Anies-Cak Imin?

“Jangan ada calon atasnamakan NU. Kalau ada calon itu atasnama kredibilitasnya atasnama perilakunya sendiri-sendiri bukan atasnama NU,” kata Gus Yahya dalam keterangan persnya di Kantor PBNU seperti dikutip Tribun Jogja, Sabtu (2/9/2023).

Secara struktural, NU maupun kiai-kiai NU juga tidak akan memberikan dukungan ke calon tertentu.

“Kalau ada klaim, kiai-kiai NU merestui itu sama sekali tidak betul. Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon Presiden atau wakil Presiden,” kata Gus Yahya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (7/8/2023). (Tribunnews.com/Fersianus Waku)

Kalaupun ada warga NU yang ingin mencalonkan diri; Gus Yahya mempersilakan untuk bisa berjuang lewat partai politik bukan lewat NU.

“Orang tau NU ini punya warga banyak sekali. Survei alfara 52,9 persen populasi muslim Indonesia mengaku NU,” kata dia.

Saat ini, warga NU juga sangat cerdas sehingga tidak bisa lagi ditarik-tarik untuk memenuhi ambisi calon tertentu.

“Mainset NU ini dulu dianggap kayak kebo (kerbau). ini menghina sekali padahal warga NU ini sudah cerdas mereka sudah busa menilai orang. Kami tidak mau NU ini dicocok-cocok hidungnya dibawa ke sana kemari,” kata dia.

Gus Yahya juga memastikan bahwa keputusan Muktamar NU, sebagai lembaga tidak akan ikut dukung mendukung dan juga tidak akan jadi kompetitor dalam politik,” kata dia.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan