Minggu, 17 Agustus 2025

Pilpres 2024

Dalih Anies Ketika Menolak Disebut Petugas Partai Meski Jalankan Keputusan Surya Paloh

Anies Baswedan adalah calon presiden yang dideklarasikan Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang digagas Nasdem, partai besutan Surya Paloh.

Penulis: Willem Jonata
Tribunnews.com/Mario Sumampow
Anies Baswedan saat ditemui awak media di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Yang tampak di publik seolah bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan adalah petugas partai.

Anggapan itu mengemuka karena Anies menjalankan keputusan Surya Paloh selaku Ketua Umum Nasdem, berkait munculnya nama Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden yang mendampinginya di kontestasi Pilpres 2024.

Meski tak langsung membantah, Anies seolah menilai anggapan itu tidak tepat.

"Apabila Pak Surya Paloh mengajukan nama yang tidak relevan dengan usaha pemenangan dan saya harus melaksanakannya, maka saya petugas partai, semata-mata menjalankan," ucap Anies meladeni wawancara Najwa Shihab dikutip pada video yang di-repost akun Instagram @pk_sejahtera.

Baca juga: Cak Imin Cawapres Anies, Prabowo Dinilai Berpotensi Kehilangan Kesempatan Tingkatkan Suara di Jatim

Tapi dalam hal ini, Surya Paloh, menurut Anies, membuat keputusan sesuai dengan kebutuhan pemenangan. Ia pun dapat menerima keputusan tersebut untuk dijalankan.

Munculnya nama Muhaimin Iskandar didasari atas pertimbangan yang masuk akal.

Anies menyadari bahwa elektabilitasnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur sangat lemah.

Oleh karenanya keputusan menggandeng PKB dan menjadikan ketua umumnya sebagai cawapres merupakan keputusan yang dinilai tepat.

"Seperti disampaikan tadi, di bulan Juni, kepada semua saya sarankan kita perlu mengundang PKB, kenapa, karena kita lemah di Jawa Timur, lemah Jawa Tengah dan kita membutuhkan partai yang punya basis kuat di sana. Jadi ketika ada nama ini, ini adalah nama yang sesuai kebutuhan" lanjut Anies.

Lain cerita kalau Anies menyetujui dan menjalankan keputusan Surya Paloh yang tak memiliki relevansinya dengan pemenangan.

"Disebutlah bila beliau (Paloh) bawa nama kemenakannya, adiknya, anaknya, kerabatnya, untuk dijadikan pasangan dan saya harus mengikuti, ya namanya petugas partai," ucap Anies.

Sekali lagi Anies menegaskan kalau yang ditawarkan Surya Paloh bukan solusi dan tidak ada relevansinya untuk kemudian disetujui dan dilaksanakan, itu namanya petugas partai.

"Tapi kalau itu adalah solusi, maka ini sesuatu yang masuk akal untuk dibicarakan," tandas Anies.

Bentuk tim pemenangan

Ada beberapa strategi yang akan dilakukan bersama PKB dan Nasdem setelah deklarasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Capres-Cawapres.

Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie menyampaikan hal itu kepada awak media di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Kedua partai koalisi itu akan melakukan rapat guna membahas pembentukan tim pemenangan Pilpres 2024.

"Jadi kami akan melakukan rapat, koalisi untuk membahas langkah-langkah apa saja ya g kami akan lakukan tentu langkah berikutnya yang paling penting kita membentuk tim (pemenangan)," kata Gus Choi. 

Nantinya, jika tim pemenangan dari koalisi tersebut sudah terbentuk, mereka akan aktif melakukan sosialisasi dengan beberapa pihak.

Salah di antaranya mengenalkan program dari pasangan Anies-Cak Imin.

"Terus tim akan merumuskan sosialisasi konsolidasi menyampaikan ini lah pasangan kami, visi misi, ini akan kami lakukan," kata dia.

Saat disinggung terkait kapan rapat pembahasan itu dilakukan, Gus Choi menyebut akan terjadi dalam waktu segera.

Dirinya tidak membeberkan secara detail mengenai hari dan tanggal termasuk lokasi dari rapat itu.

Tak hanya itu, PKB dan NasDem juga belum mengusulkan siapa saja sosok yang akan dipilih menjadi tim pemenangan Anies-Cak Imin tersebut.

"Belum, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya insha Allah ada ketemu. Sesingkat-singkatnya, tapi saya nggak bisa sampaikan teknisnya," kata dia.

Gus Choi juga menyadari, saat ini belum ada nama PKS yang disebut akan ikut dalam rapat itu.

Hal itu didasari karena, hingga kini PKS belum secara resmi menyatakan sikap apakah tetap di koalisi pengusung Anies Baswedan atau akan mengikuti jejak Demokrat yang keluar.

Keputusan PKS sendiri, akan ditetapkan melalui sidang Majelis Syuro partai yang akan digelar beberapa hari mendatang.

"Sementara kami berdua (NasDem dan PKB)," kata Gus Choi.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan