Sabtu, 6 September 2025

Pilpres 2024

Pengamat Sebut Demokrat Berpeluang Merapat ke PDIP Dukung Ganjar Ketimbang Prabowo, Ada Faktor SBY

Dedi Kurnia Syah menilai Demokrat lebih berpeluang bergabung dengan PDI Perjuangan (PDIP) mendukung Ganjar Pranowo dibanding Prabowo Subianto.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan juga Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri acara Rapimnas Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Demokrat lebih berpeluang bergabung dengan PDI Perjuangan (PDIP) mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).

Dedi mengatakan langkah yang diambil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Demokrat ke depan kental nuansa putus asa.

Sebab, dia menyebut baik mendukung Ganjar maupun Prabowo Subianto potensi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) sangat minim.

"Karena dari sisi peluang, kemanapun Demokrat berlabuh tetap minim potensi mengusung AHY sebagai cawapres, termasuk bila berkoalisi dengan PDIP," kata Dedi kepada Tribunnews.com, Senin (11/9/2023).

Sehingga, kata dia, syarat yang diberikan PDIP yakni mendukung Ganjar lebih dulu, maka Demokrat tidak dalam kapasitasnya memilih.

Baca juga: Demokrat di Persimpangan Dukung Ganjar atau Prabowo, Wacana SBY Bertemu Megawati Bisa Jadi Penentu

"Jadi harus tunduk jika memang ingin berkoalisi. Tetapi, membaca situasi justru Demokrat miliki peluang mengikuti Pemilu tanpa koalisi," ujar Dedi.

Dedi menjelaskan satu faktor lambatnya Demokrat memastikan posisi karena sistem keputusan tertinggi yang tidak berada di tangan ketua umum.

"Sehingga keputusan penting partai mengacu pada SBY dan SBY termasuk tokoh yang tidak sigap serta tidak taktis," ucapnya.

Di sisi lain, dia menilai Demokrat akan sulit merapat ke Gerindra mendukung Prabowo.

Baca juga: Cak Imin Minta Maaf ke AHY usai Jadi Cawapres Anies, Berharap Demokrat Kembali ke Koalisi

Sebab, SBY merupakan salah satu orang yang meneken pemecatan Prabowo.

Pemecatan yang dimaksud adalah ketika SBY sempat menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

DKP dibentuk pada 1998 untuk mengusut kasus penghilangan paksa sejumlah aktivis yang menyeret Prabowo selaku Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus saat itu.

"Sehingga ini juga sulit dan menjadi beban mental SBY sendiri. Dengan pilihan sulit itu, jika harus berkoalisi maka peluang besarnya ke PDIP, meskipun sebatas pelarian, bukan koalisi yang benar-benar solid dan dari hati," kata Dedi.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan