Pilpres 2024
Demokrat di Persimpangan Dukung Ganjar atau Prabowo, Wacana SBY Bertemu Megawati Bisa Jadi Penentu
Partai Demokrat kini berada di persimpangan pilihan antara dukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.
Penulis:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat kini berada di persimpangan pilihan antara mendukung Ganjar Pranowo yang diusung PDIP atau Prabowo Subianto yang diusung Gerindra dalam Pilpres 2024.
Demokrat saat ini belum menentukan arah dukungan setelah hengkang dari koalisi Perubahan dan mencabut dukungan untuk Anies Baswedan.
Demokrat sendiri pun menyebut kecil kemungkinan pihaknya membentuk poros koalisi baru.
Mengingat sejumlah partai politik yang mengantongi modal untuk tiket mengusung Capres-Cawapres sudah menetukan dukungannya.
Selain itu, waktu pendaftaran Capres Cawapres saat ini sudah kurang dari 3 bulan lagi bila akan mendorong poros baru dan memajukan nama Capres baru.
Baca juga: Ridwan Kamil dan Erick Thohir Masuk Bursa Cawapres Ganjar, Ini Sikap Golkar dan PAN Dukung Prabowo
Ketua DPP Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron pun mengungkapkan keinginan pihaknya bertemu Megawati dan Prabowo Subianto.
Namun, niat tersebut tentunya tergantung dari pihak Megawati atau Prabowo.
"Sampai saat ini belum ada rencana untuk bisa bertemu. Tapi mudah-mudahan dalam waktu dekat mungkin ada bisa bertemu dengan Pak Prabowo, mungkin dalam waktu dekat ada pertemuan, ya nanti akan dikabarkan," kata Khaeron di DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023).
Baca juga: Partai Demokrat Bantah Pernyataan Anies soal Deadlock: Pemimpin Seharusnya Jujur
Kemudian dikatakan Khaeron Demokrat punya jaringan untuk bisa memberikan kekuatan tambahan jika bergabung pada salah satu koalisi yang ada saat ini.
"Demokrat punya jaringan, Demokrat punya kader, Demokrat punya caleg, Demokrat punya struktur, Demokrat punya elektabilitas. Bahkan Mas AHY punya elektabilitas tertinggi sebagai cawapres. Ini menurut saya modal dasar untuk bisa membantu pemenangan siapapun nanti koalisi ke depan," tegasnya.
Adapun terkait koalisi, kata Khaeron semua dipertimbangkan tetapi paling mungkin adalah berkoalisi bukan hanya bisa berjodoh.
"Atau bisa mengusung bahkan bisa nanti ada dalam kertas suara tapi harus menang. Kalau optimisme menangnya juga tak ada kemudian masih terkendala banyak persoalan waktunya sangat mepet kan pertimbangan utamanya kepada hal yang sangat mungkin saja dulu," jelasnya.
Kemudian diungkapkan Khaeron bahwa untuk berkoalisi pihaknya akan rasional.
"Demokrat berpikir rasional saja karena kalau kemarin mungkin ditanya ketika masih bergabung dengan NasDem dan PKS kami bisa menjawab karena memang merintis dari awal," kata Khaeron.
"Tapi kan sekarang ini masuk dalam koalisi yg sudah terbentuk. Oleh karenanya, berfikir rasional saja. Tentu kalau ada ruang yang terbuka dan dibicarakan yang secara rasional tentu itu porsinya Demokrat," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.