Rabu, 13 Agustus 2025

Pilpres 2024

Respons Cak Imin soal Keputusan Partai Buruh Tak Dukung Anies di Pilpres 2024

Bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar menanggapi soal keputusan Partai Buruh yang tak mendukung pasangan Anies-Imin (AMIN), Kamis (14/9/2023).

Editor: Arif Fajar Nasucha
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menilai keputusan Partai Buruh yang tak mendukung pasangan Anies-Imin (AMIN) adalah hal wajar, Kamis (14/9/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon wakil presiden (bacawapres) pendamping Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menanggapi soal keputusan Partai Buruh yang tak mendukung pasangan Anies-Imin (AMIN).

Meski begitu, Cak Imin menyebut, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) justru mendukungnya.

"KSPSI malah mendukung, ketua umum KSPSI, presiden federasi resmi secara nasional yang tergabung dalam federasi itu malah mendukung penuh, kemarin kita ketemu federasi dari organisisasi buruh berbagai level dan sektor," kata Cak Imin dalam tayangan video di kanal YouuTube Tribunnews.com, Kamis (14/9/2023).

Lebih lajut, Cak Imin menyebut, terkait menyatakan keputusan yang diambil Partai Buruh itu wajar.

"Soal partai buruh kan namanya juga partai, aspirasinya bisa beda-beda, itu wajar," ucapnya.

Baca juga: Cak Imin Menanti Sikap Majelis Syuro PKS soal Nasibnya Jadi Cawapres Anies

Sebelumnya, Partai Buruh mengeliminasi Anies Baswedan sebagai satu di antara empat sosok kandidat bakal calon presiden yang didukungnya di Pilpres 2024.

Keputusan tersebut, berdasarkan rapat yang digelar oleh Partai Buruh pada Senin, 11 September 2023.

"Keputusan rapat presidium kemarin 11 September 2003, nama Anies Baswedan dieliminasi (dari dukungan sebagai Capres 2024) berdasarkan organ struktur partai dan organ pendiri partai," kata Ketua Umum (Ketum) Partai Buruh, Said Iqbal, dikutip dari Kompas TV.

Dalam kesempatan tersebut, Said Iqbal membeberkan dua alasan yang mendasari keputusan itu.

Termasuk sikap Juru Bicara (Jubir) Anies, Sudirman Said, yang dinilai 'mengobok-obok' Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) .

Said menyebut, sikap Sudirman Said yang dinilai mengobok-obok KSPI memengaruhi negatif di internal KSPI dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).

Sementara alasan lainnya, lanjut Said, yakni Anies dianggap telah berkhianat kepada Partai Demokrat.

"Kawan-kawan buruh berpendapat, belum jadi Presiden saja sudah tidak amanah. Kawan seiring dan sejalan sudah tusuk dari belakang," ucapnya.

Bahkan Said Iqbal menyebut, Anies sebagai karyawan partai lantaran hanya mengikuti arahan dari majikan partainya saja.

"Anies Baswedan ini karyawan partai jadi melebihi petugas partai, tergantung majikan partainya atau pengusaha partainya apalagi nanti jadi presiden."

"Janji tinggal janji seribu janji bisa dibuat semanis apapun bisa, kawan seiring sejalan ditusuk dibelakang apalagi kami," jelasnya.

Konferensi pers Partai Buruh di Kantor Partai Buruh, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (13/9/2023).
Konferensi pers Partai Buruh di Kantor Partai Buruh, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (13/9/2023). (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

Proses Penentuan Capres yang akan Didukung Partai Buruh

Diketahui, terkait pemilihan capres yang akan dipilih Partai Buruh, dilakukan melalui tiga tahapan.

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menjelaskan untuk tahap pertama yang sudah berlangsung adalah rakernas, yang memunculkan empat nama bacapres.

Pada tahap kedua, Partai Buruh akan melakukan konvensi, satu di antaranya menyebar kuesioner melalui pesan instan WhatsApp untuk memilih satu dari empat nama yang diusulkan dalam rakernas.

Tahap terakhir, ada rapat presidium untuk menentukan nama capres oleh 11 organisasi pendiri pelanjut Partai Buruh.

"Setelah rakernas, nanti masuk di konvensi. Nanti ada panel buruh besar 10 kampus ternama berbagai disiplin ilmu, kemudian ada kuesioner 100.000 sampai 1 juta ke buruh. Kami punya anggota 10 juta, pakai WA cukup, enggak pakai lembaga survei," jelasnya, beberapa waktu lalu.

"Ditanya dari empat nama ini, Ganjar Pranowo, Said Iqbal, Anies Baswedan, Najwa Shihab, siapa yang mau dipilih," imbuhnya.

Iqbal memastikan, pihaknya tidak akan berkoalisi dengan partai politik yang mendukung Omnibus Law Cipta Kerja.

Termasuk capres yang didukung melalui koalisi partai tersebut.

Sebagai informasi, Partai Buruh merupakan satu di antara sejumlah parpol lain yang belum menentukan sikap politiknya di Pilpres 2024.

Terbaru, Partai Buruh mengeliminasi Anies Baswedan sebagai satu di antara empat sosok kandidat bakal calon presiden yang didukungnya di Pilpres 2024.

Keputusan tersebut, berdasarkan rapat yang digelar oleh Partai Buruh pada Senin, 11 September 2023.

Sejauh ini, parpol yang sudah menentukan sikap politiknya, yakni NasDem-PKB yang mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pasangan di Pilpres 2024.

Kemudian Golkar, Gerindra, Partai Bulan Bintang, dan PAN mendukung Prabowo Subianto untuk bersaing dengan Anies dan Muhaimin Iskandar.

Adapun PDIP, PPP, Perindo dan Hanura memutuskan mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Garudea Prabawati, Igman Ibrahim)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan