Sabtu, 9 Agustus 2025

Pilpres 2024

Isu Duet Ganjar-Prabowo di Pilpres 2024, Bagaimana Respons PDIP dan Gerindra?

Meski wacana menduetkan Ganjar dan Prabowo terus berhembus kencang, partai politik pendukung masing-masing capres tetap kokoh pada keputusannya.

TribunTimur.com
Meski wacana menduetkan Ganjar dan Prabowo terus berhembus kencang, namun dari partai politik pendukung masing-masing capres tetap kokoh pada keputusannya. Dimana, baik Ganjar maupun Prabowo tetap dimajukan sebagai Capres. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu duet bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dan bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto terus mencuat.

Pasalnya, kedua sosok ini belum juga mengumumkan sosok pendampingnya untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Meski wacana menduetkan Ganjar dan Prabowo terus berhembus kencang, namun dari partai politik
pendukung masing-masing capres tetap kokoh pada keputusannya.

Dimana, baik Ganjar maupun Prabowo tetap dimajukan sebagai Capres.

Baca juga: Politikus PDIP: Lebih Bagus Mikirin Ganjar Daripada Mikirin Kaesang Masuk PSI

Tentu, ini akan menjadi jalan buntu bagi partai politik masing-masing capres untuk menduetkan
Ganjar dengan Prabowo.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, Ganjar Pranowo akan tetap menjadi
calon presiden (Capres), kalaupun Prabowo Subianto diisukan bakal dipasangkan.

"Jadi siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo, posisinya pak Ganjar adalah calon
presiden. Yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Hanura dan Perindo. Kami saling melengkapi, tidak
beririsan tapi saling memperkuat basis pemilih dan didukung relawan," kata Hasto, Jumat (22/9/2023).

"Terkait dengan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar sudah mengalami kajian yang mendalam
tinggal menunggu momentum yang tepat nantinya akan diumumkan oleh Ibu Megawati," tambah
Hasto.

Menurut Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mendengarkan masukan dari para
ketua umum partai dan berdialog berulangkali dengan Presiden Jokowi.

"Sehingga mohon sabar nanti akan diputuskan yang terbaik sebagai pasangan yang saling melengkapi dan melanjutkan estafet kepemimpinan Pak Jokowi, bergerak cepat untuk kemajuan Indonesia Raya. Menaruh perhatian pada petani, buruh, nelayan, guru dan lain-lain. Karena pendidikan sangat penting sebagai penopang kemajuan," ungkap dia.

Baca juga: Beda Reaksi Prabowo & Ganjar saat Ditanya Soal 2 Poros serta Peluang Mereka Berduet di Pilpres 2024

"Dan Pak Ganjar dengan SMK-nya menjadi best practice kepala daerah bagi anak-anak tidak mampu
untuk dilatih revolusi mental, pengusaaan keterampilan. Bahkan banyak yang bekerja di luar negeri,"
beber Hasto.

Gerindra Tak Memaksakan Diri

Sementara, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Habiburokhman menanggapi wacana adanya duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Gerindra, kata Habiburokhman, menghormati jika Ketua DPP PDIP Puan Maharani menggulirkan peluang adanya duet Prabowo-Ganjar. Apalagi, keduanya memang memiliki kemiripan ideologis.

"Kami tentu menghormati PDIP partai besar. Kami punya kemiripan secara ideologis, lalu secara
politik juga kami punya kesamaan sikap bahwa kita sama-sama memandang prestasi pemerintahan
saat ini sangat bagus dan harus dilanjutkan," kata Habiburokhman.

Namun begitu, dia tidak menampik memiliki kendala untuk mewujudkan duet Prabowo-Ganjar. Yakni, baik Prabowo maupun Ganjar sama-sama diusung menjadi bacapres di Pilpres 2024. 

"Secara teknis, kami mencalonkan Pak Prabowo sebagai capres, itu keputusan resmi partai dan
sekarang didukung oleh beberapa partai politik. Pak Ganjar juga demikian adanya, ditetapkan oleh
rekan-rekan di PDIP sebagai capres," jelasnya.

"Tentu kita tidak akan memaksakan diri, nggak mungkin dalam satu koalisi ada dua capres berarti
bisa maju dua-duanya," sambungnya.

Baca juga: VIDEO Di Tengah Isu Duet dengan Prabowo, Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Posisi Ganjar Tetap Capres

Di sisi lain, dia pun mengaku tidak masalah jika akhirnya Prabowo dan Ganjar justru harus bersaing di Pilpres 2024. Akan tetapi, keduanya bisa bersaing dengan semangat persaudaraan.

"Jadi kalau toh kita akhirnya bisa bertanding, bertandingnya pun dalam semangat persaudaraan,
karena frekuensi besarnya sama, hanya soal memang kita sama-sama sudah dicapreskan dan itu
sudah keputusan resmi partai masing-masing," jelasnya.

"Itu yang saya belum ada pemikiran, kita belum kepikiran bagaimana solusinya ya," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga menilai wacana Ganjar Pranowo menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo Subianto dinilai terlalu jauh.

Menurutnya, tidak mungkin PDI Perjuangan (PDIP) selaku parpol pengusung Ganjar mau mengubah
keputusannya agar kadernya itu menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres).

"Apakah dia mau diubah lagi untuk bergabung dengan Pak Prabowo sebagai calon wakil presiden?
lalu bagaimana mekanisme partainya? Jadi rasanya kok terlalu jauh wacana seperti itu," kata Viva,
Sabtu (23/9/2023).

Di sisi lain, Viva menambahkan koalisi Indonesia maju pun belum pernah membicarakan adanya opsi
agar adanya duet Prabowo-Ganjar. 

"Kalau saya tidak ada pembicaraan di koalisi Indonesia maju soal paket itu karena kan seluruh calon
presiden sudah diputuskan oleh masing-masing partai politik, PDIP secara resmi sudah memutuskan
mas Ganjar sebagai calon presiden," jelasnya.

Partai Golkar pun menegaskan belum ada pembahasan mengenai wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini sekaligus menanggapi pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

"Belum ada pembahasan mengenai hal tersebut ya," kata Ketua DPP Golkar Dave Laksono, Sabtu.

Sejauh ini, kata Dave, sikap partai Golkar tidak berubah terkait Pilpres. Yakni, partai berlambang
pohon beringin itu tetap mendorong Airlangga Hartarto menjadi bakal cawapres Prabowo.

"Sikap Golkar tetap mendorong nama Pak Airlangga selaku cawapres Pak Prabowo," jelasnya.

Sedangkan, Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad
mengatakan wacana duet antara Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto tidak realistis.

"Saya melihat wacana duet Ganjar-Prabowo itu kurang realistis," ujar Saidiman.

Menurutnya, Ganjar dan Prabowo sangat kompetitif dan berpeluang memenangkan Pilpres 2024.

Dia juga meyakini kedua tokoh tersebut tidak mau menjadi orang nomor dua.

"Keduanya juga berasal dari partai terbesar dan sekarang mendapatkan efek ekor jas dari
popularitas Ganjar dan Prabowo sebagai calon presiden," ucapnya.

Sementara, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyatakan duet Ganjar dan
Prabowo sangat sulit untuk diwujudkan.

"Ini utopis, sulit untuk dibuktikan, tapi sebagai sebuah isu ya menarik untuk diperbincangkan," tegas Adi saat dikonfirmasi, Sabtu (23/9/2023).

Selain itu, sambung dia, koalisi partai politik pengusung Ganjar dan Koalisi Indonesia Maju juga
bersikeras mengusung Ganjar dan Prabowo sebagai capres 2024.

Hal ini dinilai akan menyulitkan kedua sosok itu untuk menemukan titik temu. Ia juga tak menutup
kemungkinan wacana tersebut akan hilang seketika.

"Kan tidak mungkin Prabowo itu jadi nomor dua-nya Ganjar atau Ganjar tak mungkin jadi nomor dua
Prabowo," terangnya.

Faktor lain yang mematahkan wacana duet tersebut adalah Ganjar-Prabowo sudah merasa mampu
berdiri di kaki sendiri (berdikari).

Untuk itu, Adi juga menyarankan agar masyarakat membiarkan kedua sosok tersebut untuk saling
berkompetisi satu sama lain.

Kendati demikian, apabila wacana duet Ganjar-Prabowo terwujud, Adi optimistis bahwa mereka
akan memenangkan Pilpres 2024.

Dia mengatakan tak perlu banyak strategi agar Ganjar-Prabowo menang.

"Saya kira bisa dipastikan ya pemenangnya adalah duet Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar. Ini
merupakan dua kekuatan besar yang sangat luar biasa, merem aja menang," pungkas Adi.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal
calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25
November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU
Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen
dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu
anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada
Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI.

Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan
total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. (Tribun Network/Yuda)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan