Pilpres 2024
Analisis Pengamat soal Makna Pertemuan Jokowi dan SBY
Ujang melihat dengan kondisi saat ini agak berat bagi Jokowi untuk mengakhiri jabatannya nanti di 2024 dengan aman.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin (2/10/2023) sore.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin memaknai pertemuan itu sebagai silaturahmi guna menjajaki segala kemungkinan yang ada kedepannya.
Yang pertama, menurut Ujang, bisa jadi Presiden Jokowi ingin belajar dari SBY bagaimana mengakhiri jabatan sebagai pemimpin negara secara "soft landing".
Sebab Ujang melihat dengan kondisi saat ini agak berat bagi Jokowi untuk mengakhiri jabatannya nanti di 2024 dengan aman.
"Saya sih melihat Jokowi ingin kelihatannya ingin belajar dari SBY soal landing, artinya ketika dulu SBY landing 2014 itu kan smooth, aman, walaupun ketika itu SBY sudah mempersiapkan landingnya setahun terakhir," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (3/10/2023).
Baca juga: Demokrat Bantah Pertemuan Jokowi-SBY di Istana Bogor untuk Deal AHY Masuk Kabinet
Yang kedua, kata Ujang, memaknai pertemuan itu mungkin saja membahas isu-isu strategis, terutama urusan pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Diketahui, Partai Demokrat memberikan dukungannya kepasa Ketum Gerindra Prabowo Subianto menjadi kontestan di pilpres 2024.
"Apakah memang Jokowi dukung Prabowo atau tidak? bisa iya juga bisa tidak. Kecenderungan dukung Prabowonya sih tinggi, dilihat dari tanda sinyal-sinyal politik yang ada, salah satunya Kaesang jadi ketua umum PSI," ucap Ujang.
Ujang juga tak menampik bahwa pada pertemuan ini mungkin membahas isu perombakan kabinet atau reshuffle.
Adapun isu reshuffle ini muncul ke permukaan di tengah kasus hukum yang diduga melibatkan menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Kalau reshuffle itu hak prerogatif presiden kalau pun seandainya ada reshuffle, apakah Demokrat bisa masuk kabinet? Saya sih melihatnya bisa iya bisa juga tidak, karena yang tahu itu hanya Jokowi dan Tuhan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani membenarkan adanya pertemuan antara Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Pertemuan itu kata Kamhar, terjadi pada Senin (2/10/2023) sore tadi yang kabarnya terjadi di Istana Bogor, Jawa Barat.
"Benar sore tadi ada silaturahmi kebangsaan antara Pak SBY dan Pak Jokowi," kata Kamhar saat dikonfirmasi Tribun, Senin (2/10/2023).
Pilpres 2024
PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP soal Penetapan Gibran Cawapres, Mahfud Pesimis Bakal Dikabulkan |
---|
VIDEO Pembacaan Putusan Gugatan PDIP Soal Pencalonan Gibran di PTUN Ditunda Jadi 24 Oktober 2024 |
---|
Jubir PTUN: Penundaan Pembacaan Putusan Gugatan PDIP soal Gibran Tak Terkait Pelantikan Presiden |
---|
Hakim Sakit, PTUN Tunda Baca Putusan Gugatan PDIP hingga Setelah Pelantikan Prabowo-Gibran |
---|
BREAKING NEWS PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP Gugat KPU soal Penetapan Gibran jadi Cawapres |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.