Rabu, 27 Agustus 2025

Pilpres 2024

Fahri Hamzah Blak-blakan Sebut Figur yang Tepat Dampingi Prabowo adalah Gibran, Ungkap Alasannya

Ketua Umum Partai Gelora menilai figur yang tepat untuk mendampingi capresPrabowo Subianto adalah Gibran Rakabuming Raka.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Dok Gerindra/Tangkap layar YouTube Metro TV
Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan figur yang tepat untuk mendampingi calon presiden (capres) Prabowo Subianto adalah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengungkapkan figur yang tepat untuk mendampingi calon presiden (capres) Prabowo Subianto adalah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Fahri Hamzah menilai ada dua alasan yang menjadi basis argumen dalam penentuan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pertama adalah soal rekonsiliasi dan yang kedua masalah legacy keberlanjutan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Dukungan kepada Gibran Maju Sebagai Cawapres 2024 Kembali Datang, Kali Ini dari Maumere NTT

"Sehingga wakilnya adalah yang mewakili dua alasan itu, yaitu siapa yang mewakili rekonsiliasi dan siapa mewakili legacy yang komit meneruskan pemerintahan Jokowi," kata Fahri dalam keterangannya, dikutip Minggu (15/10/2023).

Dengan dua alasan itu, menurut Fahri, maka figur yang tepat untuk mendampingi calon presiden (capres) Prabowo Subianto adalah Wali Kota Solo Gibran Rakabumi Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Maka kalau capresnya Prabowo, siapa cawapres ya Gibran. Gibran itu ada wajah Pak Jokowi di dalamnya. Sehingga karena alasan rekonsiliasi dan legacy, mengambil Gibran itu sempurna dan kecocokannya sangat kuat," ujarnya.

Namun, dalam rapat Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Jumat (13/10/2023) di kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara, baru disepakati empat kriteria penentuan cawapres, yaitu mewakili Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan luar Jawa.

"Semua pimpinan parpol kompak empat kriteria, kita akan rapat lagi pekan depan. Pekan depan penentuan satu nama, makanya semua pimpinan parpol dilarang meninggalkan Jakarta sampai tanggal 25 Oktober," ungkap Fahri.

Fahri menjelaskan, dalam rapat KIM Jumat malam, terungkap, bahwa nama Gibran dalam survei-survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei menunjukkan tren kenaikan signifikan.

Baca juga: BREAKING NEWS Presiden Jokowi, Gibran hingga AHY Kompak Hadiri Rakernas Projo

"Di Jawa Tengah, survei Gibran itu tertinggi untuk calon gubernur. Kalau untuk survei wakil presiden, sudah nomor 6 atau 4. Gibran itu, trennya naik surveinya," ujar Fahri.

Fahri berpandangan, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah pasangan yang tepat, saling melengkapi dan mewakili dua generasi.

Gibran akan menjaring pemilih dari kalangan milenial, disamping itu juga Wali Kota Solo tersebut menjadi jalan tengah kebuntuan penentuan cawapres yang diusulkan parpol pendukung KIM.

"Tapi Gibran ini bukan hanya sekadar pelengkap saja, tapi juga mewakili dua generasi. Selain itu, kelebihannya lagi adalah banyak isu Pemda (Pemerintah Daerah) yang akan dijawab Gibran karena lawan Prabowo itu, semua berlatar Pemda. Jadi kecocokan pasangan Prabowo-Gibran itu sangat kuat," ucap Fahri.

Presiden Jokowi, Gibran dan AHY Kompak Hadiri Rakernas VI Projo, Sabtu (14/10/2023). (Tangkap layar YouTube Metro TV News)
Presiden Jokowi, Gibran dan AHY Kompak Hadiri Rakernas VI Projo, Sabtu (14/10/2023). (Tangkap layar YouTube Metro TV News) ((Tangkap layar YouTube Metro TV News))

Fahri menegaskan, elektabilitas Prabowo menjelang Pilpres 2024 semakin tinggi meninggalkan dua kandidat lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

"Prabowo sudah terlalu kuat sekarang, dia diuntungkan karena berada di tengah. Sebab, pemilih kiri nggak mungkin milih capres kanan, dan capres kanan nggak mungkin milih capres kiri," ujarnya.

Prabowo, lanjut Fahri, juga sudah terang-terangan akan melanjutkan pemerintahan Jokowi, karena Prabowo saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, berbeda dengan Ganjar Pranowo yang tidak berada di kabinet.

"Makanya Prabowo mengatakan, kami tidak ragu sebagai keberlanjutan dari kabinet Jokowi. Kalau Ganjar, susah mengklaim keberlanjutan kabinet Jokowi. Dia tidak di kabinet, bukan anggota kabinet. Kalau Prabowo adalah anggota kabinet selama 5 tahun, dia mengikuti semua rapat kabinet lima tahun ini," katanya.

Baca juga: Prabowo Tak Hanya Patriot Sejati, Ini Sejumlah Alasan Projo Dukung Prabowo Capres di Pilpres 2024

Fahri juga menampik klaim PDIP yang mengatakan, Ganjar sebagai kelanjutan dari Jokowi, hanya karena Jokowi adalah kader dan petugas partai PDIP.

Sebab, kabinet Jokowi tidak hanya diisi PDIP, tapi juga ada parpol lain.

"Inilah sebenarnya asal muasalnya, kenapa Prabowo ingin dengan PDIP, karena semua koalisi yang dipimpin Jokowi harus solid. Tapi sayangnya, PDIP keluar, Nasdem keluar dan PKB keluar," katanya.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini mengatakan, seorang capres yang diusung parpol harusnya memiliki ideologi atau mewakili gagasan, sehingga track recordnya dapat diketahui.

Namun, mekanisme tersebut tidak diatur dalam Pemilu 2024.

"Kalau sekarang orang yang muncul itu, hanya untuk melengkapi tiket. Dan ujug-ujug orang yang berpisah jauh seperti PKS dan PKB, tiba-tiba dipaksa kawan. Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar itu pisah jauh, dipaksa oleh tiket," katanya.

Dalam sistem yang relevan sekarang, lanjut Fahri, yang mengikuti kontestasi seharusnya adalah yang berkuasa melawan antitesa dari pemerintahan Jokowi sekarang, atau lawan politiknya.

Sebab, Prabowo dianggap mewakili gagasan kabinet Jokowi yang memiliki program besar-besar seperti pembangunan IKN, kereta cepat, infrastruktur dan lain-lain.

Sementara lawannya, yang menolak program-program tersebut.

"Kalau Prabowo mengasosiasikan kelanjutan Jokowi, maka lawannya harusnya antitesanya Jokowi, yaitu Anies Baswedan saja. Sekarang yang aneh, Anies Baswedan mengatakan, koalisi perubahan, tetapi Nasdem dan PKB masih di dalam, ini yang membingungkan, sementara PDIP ngotot mau perang terbuka," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan