Senin, 18 Agustus 2025

Pilpres 2024

Peneliti Sebut Anies Diuntungkan Jika Gibran Jadi Cawapres Prabowo

Dedi Kurnia Syah mengingatkan akan tergerusnya suara Prabowo Subianto jika menggandengan Gibran sebagai cawapresnya.

Editor: Hasanudin Aco
Tangkap layar kanal YouTube Partai Solidaritas Indonesia
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri Kopdarnas PSI di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti dari lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengingatkan akan tergerusnya suara Prabowo Subianto jika menggandeng Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden atau cawapres.

“Kalau Prabowo menggandeng Gibran justru yang sangat diuntungkan adalah Anies Baswedan. Karena mereka akan memiliki materi propaganda yang cukup dan potensi pengurangan suara Prabowo cukup besar,” kata Dedi, Selasa (17/10/2023).

Dedi mengatakan ketika Gobran dipilih Prabowo sebagai cawapresnya maka Gibran tidak dilihat sebagai sosok yang independen.

Tetapi pemilihan Gibran adalah karena faktor Jokowi.

"Dengan konteks itu mungkin Prabowo tergiur dengan relawan Jokowi ataupun kepuasan publik terhadap kepemimpinan Jokowi,” kata Dedi.

Namun, lanjut dia, dalam persaingan Pilpres 2024 jika menggandeng Gibran maka justru Prabowo berpotensi ditinggalkan pemilihnya.

Menurutnya akan munculnya sejumlah propaganda.

Baca juga: Rumor Gibran Gabung Partai Golkar di Tengah Isu Jadi Cawapres Prabowo

Diantaranya, Prabowo akan dianggap sebagai tokoh yang ikut melanggengkan praktik politik dinasti.

“Dan ini besar kemungkinan akan dimainkan oleh kelompok Anies Baswedan,” kata Dedi.

Dengan demikian potensi berkurangnya dukungan ke Prabowo akan berkurang.

Terlebih, lanjut dia, dalam survei IPO terlihat  Jokowi hanya punya pengaruh terhadap pemilih sebesar 17-19 persen.

Hal lain, menurut Dedi, Jokowi akan dianggap sebagai pengkhianat oleh PDIP.

Padahal pemilh PDIP ini lebih loyal ke partai dan Megawati.

“Jadi di satu sisi Prabowo tidak bisa menghindari propaganda politik dinasti yang menggerus suara dan di sisi lain Jokowi belum tentu membawa suara ke Prabpwo dari suara PDIP,” papar dia.

Prabowo yang saat ini sudah memiliki dukungan suara cukup besar, kata Dedi, justru berpotensi kehilangan suara jika menggandeng Gibran.

Prabowo bisa dianggap sebagai figur yang tidak konsisten dengan karakter politiknya selama ini.

“Prabowo menunjuk Gibran sebagai cawapresnya hanya karena faktor popularitas ayahnya, bukan karena kapasitas Gibran,” ungkap Dedi.

Menurut Dedi, sebenarnya Prabowo sudah memiliki kandidat yang cukup kuat untuk dijadikan cawapresnya yaitu Erick Thohir ataupun Airlangga Hartarto.

Menurutnya, Airlangga jelas memiliki Partai Golkar.

Begitu juga Erick Thohir yang dari sisi nama baik dan reputasi politik dan kinerja yang baik.

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, memiliki pandangan yang sama.

Menurutnya, Anies Baswedan yang akan mendapatkan durian runtuh.

Menurutnya, Prabowo dan Jokowi memiliki pendukung yang berbeda.

“Butuh waktu untuk rekonsiliasi antar pendukung,” kata Adi.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan