Pilpres 2024
Sebelum Jadi Cawapres Ganjar, Mahfud MD Pernah Hampir Dampingi Jokowi dan Dijodohkan dengan Anies
Sebelum menjadi cawapres Ganjar, Mahfud MD pernah hampir mendampingi Jokowi dan dijodohkan dengan Anies Baswedan.
TRIBUNNEWS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, resmi ditunjuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Karena itulah dengan mengucapkan bismillahirahmanirahim, maka calon wakil presiden yang dipilih oleh PDI Perjuangan yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo adalah Profesor Doktor Mahfud MD," ujar Megawati saat deklarasi cawapres Ganjar Pranowo, Rabu (18/10/2023).
Sebelumnya, Mahfud MD diketahui juga terlibat dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Bahkan, di Pilpres 2019, Mahfud MD hampir menjadi cawapres untuk Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Mimpi Mahfud MD usai Jadi Cawapres Ganjar: Wujudkan Impian Bung Karno hingga Indonesia Emas 2045
Namun, ia digantikan oleh Maruf Amin di detik-detik terakhir pengumuman cawapres.
Seperti apa lika-liku Mahfud MD menjadi cawapres Ganjar? Simak selengkapnya berikut ini:
2014: Ketua Tim Pemenangan Prabowo

Saat Pilpres 2014, Mahfud MD didapuk menjadi Ketua Tim Pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Mahfud MD menerima tawaran tersebut setelah melakukan diskusi, silaturahmi, dan perenungan yang mendalam.
"Saya mengumumkan dengan ini mengucapkan bismillah berketetapan menerima tawaran Pak Prabowo menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta," kata Mahfud, Kamis (22/5/2014).
Ketika itu, Mahfud MD didampini George Toistutta sebagai Wakil dan Fadli Zon sebagai Sekretaris.
2019: Gagal Jadi 'Pasangan' Jokowi, tapi Kandidat Kuat Ketua Timses

'Berpindah' dari kubu Prabowo, Mahfud MD sempat digadang-gadang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi) sebagai cawapres pada Pilpres 2019.
Bahkan, saat wawancara bersama Aiman Witjaksono pada Januari 2022, Mahfud mengakui dirinya memang sempat ditawari menjadi cawapres Jokowi.
Kala itu, Mahfud MD mengatakan ia sudah dihubungi pihak Istana dan diminta mempersiapkan diri.
Ia bahkan diminta menjahit baju sendiri untuk konvoi.
Baca juga: Mahfud MD Cawapres Ganjar Bisa Jadi Pesaing Berat Anies-Muhaimin di Jawa Timur
Tetapi, saat detik-detik terakhir menjelang pengumuman cawapres, Mahfud digantikan oleh Maruf Amin.
"Politik begitu bisa terjadi belokan tiba-tiba. Enggak apa-apa, itu biasa aja, selalu terjadi," kata Mahfud dalam program Aiman.
Sementara itu, baru-baru ini, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, mengungkapkan alasan mengapa Mahfud diganti oleh Maruf.
Yusril mengungkapkan, pergantian 'pasangan' itu terjadi lantaran nama Mahfud mendapat penolakan dari Golkar.
Alasannya, lantaran Mahfud disebut-sebut pernah mendeklarasikan pembubaran Golkar.
Diketahui, Golkar adalah salah satu partai pengusung Jokowi pada Pilpres 2019 silam.
"Untung pada waktu itu hanya disebutkan inisial. Inisial yang disebutkan M. M ini Mahfud. Begitu Mahfud ini siap-siap, tiba-tiba ada penolakan dari Golkar terhadap Mahfud," kata Yusril saat ditemui di Senopati, Jakarta, Kamis (12/10/2023), dilansir Kompas.com.
"Kenapa Golkar bersikeras menolak Mahfud? Kabar yang saya terima waktu itu, (Mahfud) pernah mendeklarasikan pembubaran Golkar," lanjut dia.
Meski demikian, setelahnya Mahfud MD disebut-sebut menjadi kandidat kuat Ketua Tim Sukses Jokowi-Maruf Amin.
Tetapi, saat itu, Mahfud MD enggan mengemban jabatan tersebut karena masih menduduki kursi anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
"Saya tidak bisa menjadi ketua timses karena saya berada di BPIP," kata Mahfud MD ditemui seusai memberikan pembekalan kepada caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Senin (20/8/2018).
Mahfud MD merasa jabatannya di BPIP mengharuskan ia bersikap netral karena pekerjaannya berkaitan dengan ideologi Pancasila.
"BPIP ditugaskan Presiden untuk menata ideologi tentu termasuk bagaimana netralitas penyelenggara negara karena BPIP itu badan penyelenggara juga," pungkas dia.
Baca juga: Pidato Lengkap Mahfud MD usai Resmi Jadi Cawapres Ganjar: Saya akan Mendedikasikan Diri Saya
2019-2023: Menteri Kabinet Jokowi

Rabu, 23 Oktober 2019, Mahfud MD bersama calon menteri lainnya, dilantik menjadi 'pembantu' Jokowi.
Ia menduduki jabatan sebagai Menko Polhukam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024
Dua hari sebelum dilantik, Senin (21/10/2019), Mahfud MD telah dipanggil oleh Presiden Jokowi ke Istana Negara.
Dalam kesempatan itu, Mahfud MD diminta menjadi salah satu menteri Jokowi.
Tawaran tersebut lantas diterima Mahfud MD.
"Intinya saya tadi dipanggil oleh Bapak Presiden. Saya diminta beliau untuk menjadi salah seorang menteri."
"Yang kalau tidak berubah akan dilantik besok Rabu. Pagi-pagi sudah berkumpul disini," ucap Mahfud MD di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta.
"Saya nyatakan bersedia. Saya siap membantu negara," kata Mahfud MD.
2023: 'Dijodohkan' dengan Anies, Jadi Cawapres Ganjar

Pada awal Juni 2023, Mahfud MD sempat mengaku dirinya ditawari menjadi cawapres untuk Anies Baswedan.
Tawaran itu datang dari PKS, salah satu partai yang bergabung dengan Koalisi Perubahan.
Namun, Mahfud menolaknya lantaran tak ingin mengubah komposisi Koalisi Perubahan.
"Pak Syaikhu waktu ke rumah bersama Al Muzzammil (Politisi PKS) kan beliau menjajaki untuk mencai cawapresnya Anies."
"'Pak Mahfud bersedia enggak (jadi cawapres Anies)?'" ungkap Mahfud MD di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Baca juga: Mahfud MD Jadi Bakal Cawapres Pendamping Ganjar, FX Rudy: Saya Tinggal Memenangkan Saja
"'Enggak'. Saya bilang, karena di koalisi Bapak itu ada NasDem, Demokrat, dan PKS, ada banyak calonnya dari partainya sendiri," lanjutnya.
Lebih lanjut, Mahfud MD mengaku khawatir demokrasi di Koalisi Perubahan akan rusak jika ia menerima tawaran tersebut.
Ia pun meminta pada Ahmad Syaikhu agar tetap menjaga suasana demokrasi kondusif di Koalisi Perubahan dengan tidak mengajaknya menjadi cawapres Anies.
"Nanti kalau saya diajak ke situ (bergabung jadi cawapres) malah saya merusak demokrasi. Kalau (ada) yang satu (partai) keluar karena Anda (Ahmad Syaikhu) ajak saya, 'kan rusak."
"Oleh sebab itu saya minta Bapak jaga koalisi. Saya bilang begitu pada Ketua PKS, jaga koalisi, jangan ajak saya ke dalam," urai Mahfud MD mengulang pesannya pada Ahmad Syaikhu.
Tak hanya itu, Mahfud MD juga khawatir Anies Baswedan tak akan mendapat tiket maju capres jika ia yang menjadi pasangannya.
"Anies kalau nanti koalisinya nggak setuju (Mahfud MD menjadi cawapres), malah Anies-nya nanti nggak dapat tiket (maju capres) kalau satu partainya keluar," ungkapnya.

Namun demikian, Mahfud MD kini menerima pinangan PDIP untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo.
Dalam pidatonya usai deklarasi cawapres, Mahfud yakin Ganjar merupakan figur yang tepat untuk memimpin Indonesia.
Ia juga merasa Ganjar mampu mewujudkan cita-cota menuju Indonesia yang maju.
"Saya berkeyakinan Mas Ganjar adalah figur yang tepat memimpin bangsa Indonesia, untuk mewujudkan semua cita-cita yang saya sebutkan tadi, mempercepat dan melanjutkan program pembangunan yang sudah baik, lalu memperbaiki juga yang keliru, dan melakukan inovasi-inovasi baru sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada konstitusi," tutur Mahfud MD dalam pidatonya usai deklarasi cawapres di Kantor DPP PDIP, Rabu (18/10/2023), dikutip dari YouTube PDI Perjuangan.
Keyakinan itu, kata Mahfud MD, didapatkan lantaran ia dan Ganjar pernah sama-sama menjadi anggota DPR RI pada 2004-2008.
Saat itu, Mahfud MD mengaku dirinya kerap berdiskusi dengan Ganjar.
Hubungan keduanya masih berlanjut saat Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dan Mahfud MD menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
"Saya sudah lama mengenal Mas Ganjar. Pada tahun 2004-2008, kami bersama-sama menjadi anggota DPR RI, kami berdua kerap berdiskusi, bahkan saling mengunjungi ketika Mas Ganjar Pranowo memimpin Jawa Tengah dan saya menjadi Ketua MK," kisah dia.
Karena itu, Mahfud MD mengaku tahu persis, Ganjar adalah sosok pemimpin yang merakyat dan berani.
Berangkat dari alasan tersebut, Mahfud MD lantas memantapkan pilihannya untuk bersedia menjadi cawapres Ganjar.
Ia berjanji akan mendedikasikan diri bersama Ganjar jika berhasil memenangi Pilpres 2024.
"Saya tahu persis Mas Ganjar adalah figur pemimpin yang merakyat dan berani. Berani memperbaiki yang bengkok-bengkok, berani menerima kritik, berani memperjuangkan nilai-nilai politik yang diyakini benar."
"Bersama Mas Ganjar, saya akan mendedikasikan diri semua kemampuan saya, ilmu saya, pengalaman saya, ketegasan dan keteguhan sikap saya, serta keberanian-keberanian yang selama ini saya usahakan untuk selalu ditunjukkan kepada bangsa dan negara Indonesia," urai Mahfud MD.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yohanes Liestyo/Muhammad Zulfikar/Theresia Felisiani, Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.