Pilpres 2024
Respons Prabowo soal Kesedihan PDIP Ditinggal Keluarga Jokowi: Ini Proses Demokrasi
Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, memberikan respons mengenai kesedihan yang dialami oleh PDIP.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, memberikan respons mengenai kesedihan yang dialami oleh PDIP.
Sebagaimana diketahui, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan kader PDIP telah menyeberang ke KIM dengan menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) pendamping Prabowo.
Ditunjuknya Gibran menjadi bacawapres juga direstui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal ayah dan anak itu adalah kader PDIP.
Baca juga: Deretan Diplomasi Meja Makan Ala Joko Widodo, Ini Momen SBY Pertemukan Prabowo dan Jokowi Tahun 2014
Meski begitu, Prabowo menyebut inilah yang disebut sebagai proses demokrasi.
Ketua Umum Partai Gerindra itu lantas menyebut bahwa banyak kader partainya yang juga diambil oleh pihak lain.
"Ini kan proses demokrasi. Saya juga banyak kader saya juga yang diambil pihak lain," ujar Prabowo saat ditemui di Posko Pemilih Prabowo-Gibran, Gunawarman, Jakarta, Senin (30/10/2023), dikutip dari Kompas.com.
Di sisi lain, pria berusia 72 tahun itu mengeklaim hubungan antara dirinya dan PDIP tetap baik-baik saja selepas Gibran menjadi bacawapres-nya.
Lagipula, Prabowo mengingatkan, mereka tetap dalam satu bangsa dan negara yang sama.
"Ya kita baik-baik saja ya kan. Kan kita satu bangsa, satu negara," ucapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut partainya saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan Yang Maha Kuasa serta rakyat Indonesia atas apa yang terjadi.

Apalagi, kata Hasto, ketika DPP PDIP bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai yang paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi.
Padahal, kata Hasto, seluruh jajaran DPP PDIP hingga ranting begitu mencintai dan memberikan privilege (hak istimewa) yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga.
"Namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi," ungkap Hasto dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (29/10/2023).
Pada awalnya, Hasto menyatakan seluruh kader PDIP hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi.
Namun, ternyata hal yang dikhawatirkan benar-benar terjadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.