Minggu, 24 Agustus 2025

Pilpres 2024

Deretan Pernyataan Megawati: Sentil soal Penguasa Bertindak Mirip Orba hingga Kader yang Menangis

Megawati Soekarnoputri kembali menyampaikan sejumlah pernyataaan politik terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Penulis: Daryono
YouTube Kompas TV
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) saat berpidato di Rakornas Relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).  

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali menyampaikan sejumlah pernyataaan politik terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Kali ini, Megawati menyampaikan pidato saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud se-Pulau Jawa di Hall B3-C3 JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).

Dalam kesempatan tersebut, putri Proklamator Bung Karno ini menyentil sosok penguasa yang disebutnya seperti Orde Baru hingga soal kader yang tidak jelas bersikap.

Berikut ini deretan pernyataan politik Megawati:

1. Penguasa yang bertindak mirip Orde Baru

Tanpa menyebut siapa yang ia maksud, Megawati menyinggung sosok penguasa yang hendak bertindak seperti di era Orde Baru. 

"Mengapa sekarang kalian yang baru berkuasa, sekarang mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" ucap Mega disambut riuh teriakan relawan. 

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) organ relawan Ganjar-Mahfud se-Jawa di Hall B Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) organ relawan Ganjar-Mahfud se-Jawa di Hall B Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023). (Tribunnews.com/ rizki sandi saputra)

Menurut Megawati, negara Indonesia dibangun dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. 

Namun, kini justru diciderai dengan penguasa yang hendak bertindak dengan cara Orde Baru.

"Kenapa? Karena Republik ini penuh dengan pengorbanan. Tahu tidak?" ucapnya. 

Megawati kemudian mengajak para relawan untuk melawan sikap-sikap yang dimaksud itu. 

"Berani tidak?" tanya Mega ke para relawan.

Baca juga: Kala Megawati Soekarnoputri Ngaku Merasa Tak Dihormati: Maunya Apa Sih? Mari Kalau Mau Bersaing

Pertanyaan itu bahkan diulang sebanyak tiga kali oleh Megawati. 

"Berani," teriak para relawan. 

Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid yang saat itu duduk di samping Megawati lantas berdiri dan meneriakan 'berani' di depan relawan. 

"Ganjar-Mahfud satu putaran," saut Megawati

"Lawan, lawan, lawan," timpal para relawan.  

2. Minta relawan ajak masyarakat tidak golput

Megawati pun meminta para organ relawan pendukung Ganjar-Mahfud untuk langsung bekerja turun ke masyarakat.

Dia juga meminta, para ketua organ relawan turut memetakan basis suara dan dukungan di wilayahnya masing-masing.

"Kalian itu mestinya sudah mulai dari sekarang, kerjanya sukarelawan, bukan jalan-jalan, tidak," tegas Megawati.

"Nah ini sebagai yang menjadi ketua atau ketua organ relawan itu mesti kita petakan, lalu yang akan kita bisa lihat dari jumlah pemilih," sambung dia.

Presiden Kelima RI ini juga meminta organ relawan untuk turut memotret di lapangan terkait lansia serta orang-orang memang tak ingin memberikan politik di Pemilu, 14 Februari 2024, mendatang.

Menurut Megawati, para lansia dan orang-orang yang tak memberikan hak pilih untuk dirangkul.

"Jadi pertama katakan kepada rakyat dengan suara lantang, jangan golput (golongan putih), jangan tidak memilih dan katakan kembali pada mereka itu seperti saya katakan 'Who am I'," ungkap Megawati.

"Kalau tidak memilih artinya dia abstain, artinya tidak punya pendirian, loh itu terserah saja kalau demokratis kita tahu calon ada tiga sekarang. Jadi silakan saya lebih senang begitu," sambungnya. 

3. Singgung kader yang tidak pendirian

Megawati juga menyinggung soal orang yang tidak memiliki pendirian. 

Orang tersebut seakan-akan berada di pihak Megawati, namun ternyata hanya menjadi mata-mata untuk kubu sebelah. 

Mega mengatakan dirinya pun mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menjadi sosok yang berpendirian. 

"Saya ajarkan anak saya, lebih baik saya tahu kamu di sana, saya di sini. Jangan belaga di sini, tapi bilangnya mata-mata di sana. Betul apa tidak?" tanya Megawati.

"Betul," teriak ribuan relawan di lokasi.

4. Sebut banyak kader yang menangis

Megawati juga mengungkap banyak kader PDIP yang menangis saat datang kepadanya terkait kondisi politik yang akhir-akhir ini terjadi. 

"Wah kemarin, banyak anak-anak saya (kader PDIP) dateng, baru ketemu saya nangis-nangis," kata Megawati. 

Menyikapi kondisi tersebut, Megawati meminta kepada para kadernya untuk tidak perlu menangis. 

Kata dia, kondisi tersebut wajar terlebih pada masa pemilu seperti saat ini.

"Saya bilang ngapain sih nangis enggak perlu, ya tapi itu dedikasi. Kalau memang begitu, sudah ini kan zamannya pemilu. Sebetulnya pemilih untuk apa? Pilih seseorang kan," ujarnya.

Baca juga: Megawati Siap Bersaing di Pemilu 2024: Mana Ada Banteng Keok

Terhadap hal tersebut, Megawati lantas mengingatkan kepada seluruh organ relawan yang hadir untuk senantiasa mengedepankan asas demokrasi.

Kata dia, hanya pemilu yang dilakukan secara demokratis yang dapat melahirkan bangsa yang berdaulat.

"Kalian mesti ingat, ajarkan anak-anak kalian supaya sadar bangsa Indonesia seperti apa. Dengan berdaulat maka cara memilih pemimpinnya harus dipilih dengan demokratis. Siapa tidak setuju? Angkat tangan jangan pengecut," tukas Megawati.

(Tribunnews/Daryono/Milani/Fransiskus Adhiyuda/Rizki Sandi Saputra)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan