Kamis, 18 September 2025

Pilpres 2024

Fahri Hamzah Minta Tokoh Bangsa Tak Ditarik dalam Konflik Pemilu 2024

Menurutnya, para tokoh bangsa maupun politik senior, seharusnya menjadi pendingin suasana dalam pesta demokrasi di Tanah Air.

Penulis: Chaerul Umam
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Ia meminta agar para tokoh bangsa termasuk elite politik senior, tidak perlu ditarik ke dalam konflik Pemilu 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah, meminta agar para tokoh bangsa termasuk elite politik senior, tidak perlu ditarik ke dalam konflik Pemilu 2024.

Para tokoh bangsa maupun politik senior, seharusnya menjadi pendingin suasana dalam pesta demokrasi di Tanah Air.

"Ini yang saya cemaskan. Harusnya mereka adalah cadangan bagi persatuan nasional, dan dalam posisi penjaga irama permainan agar tetap dingin," kata Fahri kepada wartawan, Rabu (29/11/2023).

Hal itu disampaikan Fahri, menanggapi pernyataan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang juga Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri yang dalam setiap kesempatan kerap menyebut kalau penguasa saat ini ingin melanggengkan kekuasaan seperti era Orde Baru.

Lebih lanjut, Juru bicara (jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu menilai, para presiden dan wakil presiden (wapres), harus menjadi simbol dari persatuan dan kesatuan.

Karena, menurut Fahri, saling tuduh menuduh di kalangan elite dengan 'cap' dan 'stempel' yang berasal dari perdebatan masa lalu tentang rezim rezim lama, menggambarkan bahwa perdebatan politik di Tanah Air ini memang belum memasuki substansi.

"Ini sangat perlu untuk disesalkan, tetapi semuanya memang menggambarkan kualitas dari demokrasi Indonesia yang sangat didominasi oleh para pimpinan partai politik yang tidak kunjung masuk ke dalam isu-isu yang penting bagi masa depan generasi mendatang. Padahal, kita memerlukan sebuah bangsa yang bersatu dan terus maju, apalagi menjelang 100 tahun Indonesia merdeka," ucap Fahri.

Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini mengatakan, sebenarnya bahwa kesulitan bangsa untuk keluar dari pesan-pesan 'simbolik' tentang masa lalu dan keterjebakan dalam politik aliran dan idiologi di satu, sisi dapat dianggap sebagai penegasan tentang kentalnya polarisasi politik yang tadinya ingin ditinggalkan.

"Tapi di sisi yang lain, juga menggambarkan betapa sulitnya merumuskan satu narasi kebangsaan yang dapat meninggalkan kita dari jeratan dan jebakan politik masa lalu yang tidak baik untuk diteruskan," pungkas Fahri.

Pernyataan Megawati

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) relawan Ganjar-Mahfud seluruh Pulau Jawa, Senin (27/11/2023) sore.

Dalam kesempatan tersebut, ia turut memberikan pembekalan kepada seluruh relawan Ganjar-Mahfud yang hadir.

Dia menaruh fokus pada kondisi politik tanah air saat ini.

Dirinya menilai, saat ini ada keadaan dimana penguasa mulai menekan rakyat.

"Kamu (penguasa) musti liat perundangan bolehkah kamu menekan rakyat mu, boleh kah kamu memberikan apapun juga kepada rakyat mu tanpa melalui perundangan yang ada di RI ini?" kata Megawati disambut keriuhan dari relawan Ganjar-Mahfud, di Hall B Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Senin (27/11/2023).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan