Rabu, 10 September 2025

Pilpres 2024

Cerita Ahok usai Keluar dari Penjara, Pernah Ditawari Jadi Kader PSI hingga Minta Jabatan ke Jokowi

Ahok bercerita, setelah keluar dari penjara, ia pernah ditawari masuk ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan meminta jabatan ke Presiden Jokowi.

Penulis: Rifqah
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Politisi PDIP, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mengaku belum bisa berkampanye meski sudah sudah mundur dari jabatan Komisaris Utama (Komut) PT. Pertamina (Persero), Kamis (8/2/2024). - Ahok bercerita, setelah keluar dari penjara, ia pernah ditawari masuk ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan meminta jabatan ke Presiden Jokowi. 

Ahok mengatakan, ia meminta jabatan menjadi Dirjen Bea Cukai kepada Presiden Jokowi saat masih di dalam tahanan pada 2018 silam.

Hal itu dikisahkan dalam acara Bincang Ahok dengan Sejumlah Panelis Jelang Pemilu 2024, pada Kamis (8/2/2024).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku, saat itu ditawari Presiden Jokowi, mau membantu pemerintah apa setelah keluar dari penjara.

Ahok pun menjawab, ia tidak mau menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ataupun Komisaris Pertamina.

Ia mengaku kepada Presiden Jokowi, menginginkan jabatan menjadi Dirjen Bea Cukai.

“Dulu saya keluar tahanan, saya tanya Pak Jokowi, Pak Jokowi pengen saya bantu apa? Dia bilang, Pak Ahok mau bantu apa? Ini cerita dalam tahanan loh tahun 2018,” beber Ahok, dikutip dari Wartakotalive.com.

Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Warunk Wow, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024). - Ahok secara terang-terangan mengaku bahwa pernah diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon Kepala Otorita IKN.
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Warunk Wow, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024). - Ahok secara terang-terangan mengaku bahwa pernah diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon Kepala Otorita IKN. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Ahok lantas mengatakan alasannya mengapa ingin menjadi Dirjen Bea Cukai.

Ia menjelaskan, impor saat ini luar biasa ugal-ugalan sehingga membuat industri kecil bangkrut, sebab kontainer impor masuk memakai borongan dan tidak ada lagi kebijakan harus mengendap di gudang.

Sehingga, saat barang impor tiba di Indonesia langsung dipasarkan ke masyarakat.

Padahal, kata Ahok, di zaman Soeharto, dengan kebijakan subversi yang dilakukan Presiden ke-2 itu masih bisa mengerem impor yang ugal-ugalan.

Saat itu, Soeharto memberlakukan tarif bea impor cukup tinggi, sehingga industri dalam negeri bisa terjaga.

Namun, saat ini, World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia mengeluarkan peraturan, tidak boleh mengeluarkan tarif impor sembarangan.

Maka kuncinya, kata Ahok, adalah industri memperbaiki kualitas barang dan Indonesia memiliki Dirjen Bea Cukai yang berani.

Di mana, Bea Cukai tidak mempermudah barang impor masuk ke Indonesia, guna menyelamatkan industri dalam negeri.

“Makanya saya mau minta jadi Dirjen Bea Cukai, saya yakin penyelundupan stop,” jelas Ahok.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan