Pilpres 2024
Serius Gulirkan Hak Angket, Mahfud MD Bocorkan 2 Instruksi Megawati untuk Usut Dugaan Pemilu Curang
Mahfud MD membocorkan dua instruksi Megawati Soekarnoputri untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Penulis:
Jayanti TriUtami
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD memastikan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud serius menggulirkan rencana hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Mahfud MD menyebut seluruh partai koalisi pengusung pasangan calon (paslon) 03 sudah berkoordinasi untuk melengkapi syarat pengguliran hak angket.
Ia pun membocorkan dua instruksi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, terkait upaya mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Dijelaskannya, TPN akan menggunakan jalur hukum dan politik.
"Terakhir pekan lalu saya sama Mas Ganjar bersama TPN, bersama Ibu Mega juga, di luar kami ketemu tim hukum."
"Komunikasi kami terus jalan karena sudah ada garisnya dari Ibu Mega, agar kita mengambil dua jalur," ucap Mahfud, ditemui Jumat (8/3/2024).
Mahfud MD mengaku diamanahi mengurus jalur hukum, sedangkan Ganjar Pranowo mengurus jalur politik.
Dalam kesempatan itu, Mahfud sekaligus mengklarifikasi ketidakikutsertaannya dalam wacana pengguliran hak angket di DPR RI.
Eks Menkopolhukam tersebut mengaku tidak dapat ikut serta dalam pengguliran hak angket karena dirinya bukan kader dari partai politik mana pun.
"Kemudian jalur politik, saya tidak ikut, itu angket. Saya tidak ikut karena saya bukan orang partai," imbuhnya.
Kendati demikian, Mahfud memastikan TPN serius menggulirkan hak angket di DPR.
Baca juga: Mahfud MD Sebut KPU Sekarang Ugal-Ugalan, Singgung Soal Sirekap dan Pelanggaran Etik
Ia pun mengungkap naskah akademik yang telah dipersiapkan demi memuluskan wacana pengajuan hak angket terkait dugaan kecurangan Pemilu 2024.
"Tapi saya membaca bahwa rancangan angket itu serius dan sudah jadi, saya sudah pegang naskah akademiknya tebal kali, di atas 75 halaman yang sudah saya baca," jelas Mahfud.
"Tinggal koordinasi teknik siapa yang tanda tangan di depan, tapi yang mau tanda tangan kan harus baca juga agar nanti ketika mempertahankan itu tahu."
Sebut KPU Ugal-ugalan
Mahfud MD turut mengomentari hilangnya tampilan grafik perolehan suara di Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ia menilai perlu dilakukan audit digital forensik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Tapi audit (digital forensik sistem IT Sirekap) ini penting agar ke depannya orang tidak ugal-ugalan seperti KPU sekarang," kata Mahfud usai olahraga di kawasan Jakarta Pusat pada Jumat.
Dalam kesempatan itu, Mahfud juga mengungkit teguran yang sudah berkali-kali diterima komisioner KPU.
Seharusnya, ujar Mahfud, komisioner KPU langsung mengundurkan diri setelah berkali-kali melakukan pelanggaran etik.
"Tapi ya mereka nggak mau juga, mungkin terikat kontrak untuk tidak mundur," imbuhnya.
Baca juga: Banner Raksasa Pampang Wajah Ketua KPU dan Bawaslu Digotong Emak-emak ke DPR
Menurut Mahfud, KPU perlu mengakui pihaknya tidak mampu mengendalikan sistem IT karena kekurangan ahli di bidang teknologi.
Karena itu, Mahfud menantang KPU untuk melakukan audit karena tidak akan mempengaruhi hasil Pemilu 2024.
"Nah kalau berani diaudit saja. Tidak ada hubungannya ini dengan hasil pemilu nanti audit ini. Ini hanya terkait dengan kinerja KPU. Jangan takut juga partai-partai nggak setuju audit begitu misalnya. Nggak akan berubah pada hasil yang nanti ditetapkan berdasar hitungan manual," kata Mahfud.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Gita Irawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.