Pilpres 2024
Megawati-Prabowo Dikabarkan Akan Bertemu, TKN Ungkap Hubungan Ketua Umum PDIP dan Gerindra
Afriansyah Noor membeberkan hubungan Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah santernya rencana pertemuan keduanya.
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Afriansyah Noor membeberkan hubungan Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah santernya rencana pertemuan kedua tokoh tersebut.
Afriansyah menyatakan, sejatinya hingga hari ini, hubungan kedua ketua umum partai politik itu tidak memiliki masalah apapun.
Bahkan kata Afriansyah, Prabowo dan Megawati memang telah berkawan sejak lama.
"Terkait pertemuan ibu Megawati dengan pak Prabowo kan beliau itu kan berkawan lama ya hubungan selama ini baik-baik saja tidak ada masalah," kata Afriansyah kepada Tribunnews.com, Jumat (12/4/2024).
Atas hal itu, Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (Sekjen PBB) tersebut meminta agar rencana pertemuan keduanya tidak perlu dijadikan masalah.
Baca juga: Wakil Ketua TKN Sebut ada Tim yang Sedang Persiapkan Waktu Pertemuan Prabowo dengan Megawati
Jika nantinya ada pembahasan soal perkembangan politik, kata dia, hal itu murni untuk kebersamaan membuat Indonesia menjadi lebih maju.
"Nanti kaitannya ada pembicaraan politik antara ketua umum Gerindra dengan ketua umum PDIP yang mana ingin membangun Indonesia yang lebih baik ya tentunya lebih bagus," ujar dia.
Pasalnya kata Afriansyah, dalam upaya untuk memajukan suatu negara, perlu adanya kerja sama antar tokoh dan elemen bangsa.
Baca juga: Idrus Marham Klaim Jokowi, Prabowo dan Megawati Memiliki Suasana Kebatinan yang Sama
Sehingga, dirinya menilai rencana pertemuan itu positif untuk Indonesia.
"Bangsa ini kan tidak bisa diurus oleh sekelompok atau segelintir orang saja jadi harus bersatu. Saya pikir pertemuan ini bagus dan positif buat Indonesia dan buat kita semua," tukas Afriansyah.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah menegaskan, rencana pertemuan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan calon presiden pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto tak berarti partainya bergabung dengan pemerintahan 2024-2029.
"Ya pertemuan antara Bu Mega dan Pak Prabowo tidak melulu diinterpretasikan sebagai suatu pertemuan yang harus menghasilkan kesepakatan politik untuk bisa bersama-sama di dalam pemerintahan," kata Basarah di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024).
Basarah menjelaskan, Indonesia berpedoman pada Pancasila sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara.
"Pancasila yang kita anut sebagai falsafah berbangsa dan bernegara kita pada esensinya adalah mengajarkan gotong royong," ujarnya.
Namun, dia menuturkan bahwa demokrasi gotong royong tidak harus diartikan semua bergabung dalam pemerintahan.
"Bisa saja kita sama-sama bergotong royong membangun Negara Republik Indonesia ini baik berada di luar maupun di dalam pemerintahan," ucap Basarah.
Prinsipnya, kata Basarah, semua pihak akan bekerja sama apapun posisinya untuk membangun bangsa dan negara.
Dia mengungkapkan, PDIP akan melakukan pengawasan apabila berada di luar Pemerintahan Prabowo.
Kendati demikian, Basarah menambahkan, keputusan strategis partai akan diputuskan Megawati.
"Sehingga pada akhirnya kami kader-kader PDIP terutama kami di DPP akan menunggu bagaimana sikap politik terakhir yang akan Ibu Mega putuskan," ungkapnya.
Saat ini, PDIP menunggu sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) yang masih berlangsung.
"Mari kita ikuti aturan bernegara kita bahwa PDIP masih menunggu hasil PHPU di MK yang prosesnya masih belum selesai," ucap Basarah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.