Pilgub DKI Jakarta
Anies Terancam Diceraikan PKS, hingga PDIP dan Ahok Dianggap Bisa Jadi Penyelamat di Pilgub DKI 2024
Anies Baswedan, sosok yang dianggap potensial menjadi Calon Gubernur di Pilgub DKI Jakarta, terancam ditinggalkan PKS.
Penulis:
garudea prabawati
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Anies Baswedan terancam diceraikan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dalam bursa kontestasi Pemilihan Umum Gubernur (Pigub) DKI Jakarta 2024.
Diketahui, keputusan PKS mengusung Anies dan Mohamad Sohibul Iman (AMAN) sebagai bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2024 pada Juni lalu pun terancam dibatalkan.
Menggaung kabar PKS berpeluang besar menceraikan Anies dan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Soal potensi gagalnya duet Anies-Sohibul Iman juga telah dikatakan oleh Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zainudin Paru.
Dia menganggap kemungkinan itu bisa saja terjadi, pasalnya, pasangan tersebut saat ini baru mendapatkan Surat Keputusan (SK) pengusungan, belum secara resmi dideklarasikan kepada publik.
"Karena baru dapat SK usungan dari PKS, Anies dan Shohibul Imam (AMAN) kemungkinan gagal jadi Cagub/Cawagub DKJ," kata Zainudin saat dimintai tanggapannya, Jumat (9/8/2024).
Kemungkinan gagalnya duet Anies-Sohibul Iman itu juga dilatari dengan belum terbentuknya juga koalisi pengusung hingga hari ini.
Padahal, Anies Baswedan telah diberikan mandat oleh PKS untuk bisa membentuk koalisi dengan tenggat waktu sampai 4 Agustus kemarin.
PDIP Dianggap Bisa Jadi Penyelamat
Terkait dinamika politik yang tengah mendera Anies, muncul sorotan soal arah politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di di kontestasi Pilgub DKI Jakarta.
PDIP dianggap bisa menjadi 'juru selamat' bagi Anies, untuk bisa terus melenggang di Pilgub DKI.
Baca juga: Pengamat Menilai PKS Masih Punya Solusi untuk Tetap Bersama Anies: Naturalisasi Jadi Kader
Hal itu dikatakan oleh Pengamat politik sekaligus pendiri Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago dalam talkshow Overview Tribunnews, Kamis (8/8/2024).
"Nah yang menjadi juru penyelamat demokrasi kita semestinya yang kita harapkan adalah PDIP," sambungnya.
Pangi mengatakan jika nantinya PDIP tidak bisa di pihak Anies, dan Partai NasDem, PKS bahkan PKB bergabung dengan KIM PLus hal itu akan berpotensi adanya kotaK kosong.
Untuk menjadi penyelamat agar jagoan KIM Plus tidak melawan kotak kosong, PDIP dinilai bisa berkoalisi dengan PKS, meski kedua partai dikenal memiliki ideologi yang berbeda.
"Karena PDIP kan dalam berkoalisi selama ini dengan konteks persamaan ideologi, komponen ideologis menjadi penting, spektrum ideologi kanan spektrum ideologi kiri, persamaan programatik, persamaan soal official seeking, persamaan bandwagon effect. kepentingan menang."
"Nah itu yang terjadi dalam konteks itu, maukah PDIP berkorban untuk prinsip-prinsip Ideologi itu, itu yang jadi tantangannya," ujarnya.
Persoalannya, lanjut Pangi, apakah PDIP berkenan mengalah dalam konteks prinsip partainya.
"Artinya mau mundur selangkah, bukan berarti tidak mungkin akan terjadi koalisi PKS dengan PDIP, atau PDIP dengan PKB, atau PDIP dengan Nasdem," ungkapnya.
"Tetapi, kalau kemudian PKS masuk ke KIM Plus, NasDem juga ikut, kemudian PKB juga ikut, sudahlah selesai berarti terjawab sudah bahwa ujungnya adalah kotak kosong gitu," lanjutnya.
Anies dapat Berduet dengan Ahok
Pengamat Politik dan Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio menanggapi terkait isu duet Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Anies-Ahok) di Pilkada DKI Jakarta.
Diketahui Anies-Ahok dilaporkan kian mesra bahkan telah menjalin komunikasi.
Menurut Hendri, kemesraan yang terjalin antara Anies dan Ahok memiliki potensi besar untuk membawa mereka meraih tiket maju ke Pilgub DKI Jakarta.
"Kalau melihat Anies dan Ahok kian mesra ini membuat mereka bisa mendapatkan tiket untuk maju ke pilgub DKI Jakarta," ujar Hendri, dikutip dari tayangan YouTube Tribunnews dalam acara Overview, Jumat (2/8/2024).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, kedekatan antara keduanya merupakan sebuah refleksi dari nasib yang serupa.
Dikatakannya Anies maupun PDIP (partai yang menaungi Ahok) dapat bernasib sama, termasuk PKS, bisa berpotensi dikucilkan dan tidak bisa maju di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Terlebih apabila PDIP dan PKS malah bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) dianggap tidak akan memiliki teman kerja sama yang kuat dan dapat berakhir hanya melawan kotak kosong.
Untuk itulah, menurutnya, baik Anies maupun Ahok perlu bergandengan tangan demi memperoleh tiket menuju Pilgub DKI Jakarta.
"Kemesraan antara Anies dan Ahok ini adalah strategi bersama untuk mendapatkan tiket," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Rizki Sandi Saputra/Wahyu Gilang Putranto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.