Senin, 18 Agustus 2025

Pilgub DKI Jakarta

Massa Pendukung Geruduk Kantor PKS, Minta Agar Konsisten Dukung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta

Mereka mengaku tidak mewakili relawan atau organ pendukung berkelembagaan, mereka menginginkan Anies menang di Pilkada Jakarta 2024

Tribunnews.com/Gita Irawan
Puluhan warga yang mengaku berasal dari Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur mendatangi kantor DPP PKS untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait pencalonan Gubernur DKI Jakarta 2017 - 2022 Anies Rasyid Baswedan dalam Pilkada 2024 di DKI Jakarta, Minggu (11/8/2024). 

Namun, ia menegaskan partainya lebih memilih mengusung eks Gubernur DKI Anies Baswedan.

Alasannya, PKS tak ingin ada calon melawan kotak kosong.

Hal itu bahkan telah menjadi komitmen PKS sejak awal.

Oleh karena itu, pada Pilkada Jakarta PKS memilih mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman.

"Sejak awal berkomitmen tidak ingin ada kotak kosong."

"(Sehingga) PKS dari awal mendeklarasikan Anies-Sohibul Iman," kata Kholid di DPP PKS, Tb Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2024) dikutip dari Kompas.com.

Lantaran upayanya mendukung sistem demokrasi di Jakarta berjalan tidak berjalan mulus, PKS belakangan diisukan bakal merapat ke KIM untuk mendukung Ridwan Kamil.

Hal itu terjadi ditengarai Anies tak kunjung memberikan putusan soal siapa sosok pendampingnya dalam berkontestadi di Jakarta.

Anies juga sudah melewati batas 40 hari yang diberikan PKS untuk menggenapi kursi dukungan agar bisa maju di Pilkada DKI Jakarta 2024. 

Kini, PKS pun membuka peluang untuk berputar arah mengusung Ridwan Kamil.

"Sebenarnya, tenggat waktu 40 hari yakni sejak 25 Juni deklarasi pasangan Anies-Sohibul Iman adalah waktu yang seharusnya cukup bagi Mas Anies untuk sama-sama mengusahakan agar tiket ini berlayar," ujar Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, Rabu (7/8/2024).

Buntut macetnya sinyal dukungan untuk mengusung pasangan Anies-Iman, PKS pun mengaku sedang membahas dan mengkaji opsi bergabung ke KIM.

PKS pun berencana menjajaki opsi kedua, yakni menjalin komunikasi ke partai politik lain, termasuk dengan KIM.

Kholid pun tidak menampik adanya tawaran-tawaran yang disodorkan kepada PKS.

"Kalau masalah tawaran-tawaran itu biasa saja, ya, dalam arti ada tawaran A, B, C, dan sebagainya."

"Sebenarnya tawaran terkait KIM, bukan terkait masalah menteri ya, (tapi) terkait wagub itu muncul sebelum pasangan AMAN dideklarasikan," ungkap Kholid.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Igman Ibrahim)(Kompas.com/Fika Nurul Ulya)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan