Tia Widianti Remaja Bandung asal Cikajang Itu Terpaksa Ikut Mulung Bantu Ayahnya
Tia Widianti, remaja di Kota Bandung terpaksa ikut mulung barang bekas dan jadi buruh angkyt tabung gas guna membantu ayahnya yang juga pemulung.
Editor:
Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, KOTA BANDUNG - Tia Widianti sekarang umurnya 15 tahun. Sejak kecil ia ditinggal pergi ibunya. Besar Bersama ayahnya, Tia kecil ikut ke mana-mana jadi manusia gerobak di Kota Bandung.
Keseharian Tia yag paras wajahnya terlihat cantik sempat viral di media sosial TikTok beberapa waktu lalu.
Sehari-harinya, ia tinggal bersama ayahnya di petak rumah tak layak huni di Jalan Buni Sari, RT/ RW03 Kelurahan Antapani Wetan, Kecamatan Antapani, Kota Bandung.
Meski tinggal di kawasan Antapani, Kota Bandung akses menuju rumah Tia harus melewati gang-gang sempit, padat permukiman.
Di depan rumah, terparkir gerobak sampah yang biasa digunakan Tia dan Asep, ayah kandungnya, mengais rejeki dengan cara memulung botol plastik bekas.
Jendela dan pintu rumahnya sudah lapuk. Bahkan, nyaris semua atap plafon di setiap ruangan bolong-bolong.
Bagian dapur dan kamar mandinya pun hanya beratapkan seng bekas yang sudah usang, sangat tidak layak.
Di rumah tersebut, terdapat dua kamar. Tia dan Ayahnya tidur di kamar sempit beralaskan kasur tipis, satu kamar lainnya dipakai kakak ayahnya atau pakdhenya
Rumah tersebut merupakan warisan orang tua Asep yang asal Cikajang, Garut. Tidak ada lemari pakaian yang layak ataupun perabotan rumah pada umumnya.
Tia mengaku selalu ikut dengan ayahnya keliling mencari barang bekas, seusai pulang sekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sumbersari, Kota Bandung.
"Iya (suka ikut bapak kerja), kadang capek, kadang enggak, kan istirahat sebentar," ujar Tia.
Tia mengaku sempat malu, harus ikut keliling mencari rongsok bersama Ayahnya. "Agak malu," katanya.
Asep mengaku terpaksa harus membawa anaknya keliling mencari rongsokan karena tidak ingin meninggalkan Tia di rumah sendirian.
"Sejak kecil sudah sering saya bawa, naik di gerobak. Tapi kalau sekarang memang tidak setiap hari banget, kan Tianya sekolah," ujar Asep.
Tia Widianti memiliki keterbatasan karena masuk kategori penyandang disabilitas mental (PDM) atau tunagrahita.
Sejak Sekolah Dasar (SD), Tia sudah mengenyam pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) C, Sumbersari, Antapani, Kota Bandung.
Tete Kurniati, guru di SLB C Sumbersari mengatakan, Tia merupakan siswi dengan tunagrahita kategori mampu didik.
"Kan, tunagrahita itu ada mampu rawat, mampu latih, dan ada mampu didik, Tia itu masuk ke kategori mampu didik," ujar Tete, saat ditemui di SLB C, Sumbersari, Antapani, Kota Bandung, Selasa (14/3/2023).
Menurutnya, meski mampu didik, Tia tetap memiliki keterbatasan dalam menyerap setiap mata pelajaran.
"Jadi, secara akademik itu bisa tapi tetap terbatas. Tia itu sekarang SMP kelas 1," katanya.
Meski anak seorang pemulung, Tia termasuk anak yang ceria dan mampu bergaul dengan teman sebayanya.
"Kesehariannya dia ceria, bisa bergaul dengan yang lain, sosialisasinya bagus dengan teman-temannya," ucapnya.
Sosok Tia tersebar luas setelah kesehariannya diunggah akun TikTok @hary_creator. Sejak awal akun tersebut mengunggah sosok pemulung cantik ini, warganet jadi terus menanyakan keberadaannya.
Dalam video, terekam sebuah gerobak berwarna pink dengan tulisan "Doa Itu Nyata".
Di dalam gerobak itu nampak kumpulan botol yang telah dikumpulkan oleh Tia.
Dikatakan Tia dalam video itu bahwa tujuannya mencari botol itu untuk mendapatkan uang.
"Nyari uang sama nasi," kata Tia dikutip dari TikTok @hary_creator pada Senin (13/3/2023).
Selain itu Tia juga kerap mencari sampingan lain dengan menjadi kuli angkut tabung gas.
Sebagai kuli angkut gas, Tia kerap mendapatkan upah sebesar Rp 20 ribu per 10 hari.
"Asli dia (Tia) selalu bantu orang tua mulung, pulang sekolah berangkat," tutur ayah Tia.
Meski demikian, Asep mengatakan bahwa putrinya tidak pernah pergi memulung jika sedang ada tugas sekolah.
"Tapi kalau ada tugas sekolah dia nggak pernah berangkat," sambungnya.
Sementara Asep sendiri juga bekerja sebagai pemulung.
Terkadang jika barang-barang yang dikumpulkannya sepi, Asep diminta untuk jaga parkiran rumah makan nasi Padang dekat rumah mereka.
Tia memiliki seorang kakak perempuan yang masih duduk di bangku SMK. Kakak Tia tinggal di Garut.(Tribunnews.com/TribunJabar/Rheina Sukmawati/Nazmi Abdurrahman)
Sumber: Tribun Jabar
Menghapus Stigma Peran Perempuan Hanya di Ranah Domestik, Sandiaga: Waktunya Mereka Bisa Cari Cuan |
![]() |
---|
4 Arahan Dedi Mulyadi yang Ditentang Walkot Bandung, Rapat di Hotel hingga Jam Masuk Sekolah |
![]() |
---|
5 Kasus Perdagangan Bayi di Indonesia Jadi Sorotan, Dua Bidan di Jogja Menjual 66 Anak |
![]() |
---|
Sosok Muhammad Farhan, Walkot Bandung yang Pilih Skema Sendiri soal Jam Masuk Sekolah |
![]() |
---|
Sempat Ingin Dibongkar KDM, Proyek Ridwan Kamil Bakal Direnovasi, Walkot Bandung Tunggu Kontraktor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.