Rabu, 5 November 2025

Pengamen Bus Hantam Penumpang Hingga Berdarah

Gara-gara tersinggung, pengamen di bus kota, Budi (23), mengamuk dan menganiaya penumpang bus, Yanto (55), di Jalan Prof Satrio

Editor: Tjatur Wisanggeni
zoom-inlihat foto Pengamen Bus Hantam Penumpang Hingga Berdarah
Warta Kota/Celestinus Trias HP
Ilustrasi pengamen
JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM -- Gara-gara tersinggung, pengamen di bus kota, Budi (23), mengamuk dan menganiaya penumpang bus, Yanto (55), di Jalan Prof Satrio, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (21/11/2010). Budi marah karena dibilang masih muda dan gagah tetapi malas bekerja.

Karena ulahnya itu, Budi nyaris dikeroyok para penumpang lain. Namun, pada saat bersamaan melintas mobil patroli dari Polsektro Tebet sehingga keributan yang lebih luas bisa dicegah.

Informasi yang dihimpun Warta Kota menyebutkan, keributan itu bermula ketika Budi merasa diledek oleh Yanto ketika dia meminta sumbangan seusai menyanyikan beberapa lagu.

Mulanya hanya perang mulut. Merasa dirinya masih muda dan lebih kuat dari lawan bicaranya, Budi dengan menghajar kepala laki-laki separuh baya itu dengan dengan gitarnya.

Saking kerasnya hajaran, gitar itu sampai rusak, sementara kepala Yanto mengucurkan darah segar.

Hal itu membuat para penumpang lainnya marah. Mereka beramai-ramai membela Yanto. Pada saat yang bersamaan, sebagaimana dikatakan Kanit Reskrim Polsektro Tebet Ipda Sarjono, petugas patroli melintas. Sehingga, pengeroyokan terhadap pengamen itu pun bisa dicegah.

Budi, yang berusaha kabur, bisa dibekuk polisi dan kemudian dibawa ke Mapolsektro Tebet, Jakarta Selatan. Adapun Yanto segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Menurut informasi yang dihimpun di tempat kejadian, pengamen jalanan itu kesal serta sangat tersinggung oleh sikap Yanto yang dianggap menghambat kegiatannya mengamen di angkutan umum. Keributan di dalam bus kota itu tidak terelakkan dan keduanya lalu turun dari bus.

Kondisi Yanto yang sudah mulai renta tidak bisa mengimbangi kekuatan Budi yang sedang tumbuh.

Akibat emosinya yang tidak terkendalikan itu, kini pengamen tersebut harus menebusnya dengan menjadi penghuni sel Polsektro Tebet. Dia menjadi tersangka kasus penganiayaan.

Menurut Ipda Sarjono, preman berkedok pengamen maupun pengemis menjadi salah satu target dalam Operasi Pekat yang digelar jajaran Polrestro Jakarta Selatan 11-28 November 2010. Sasaran lainnya adalah penjahat jalanan dan juru parkir liar. (Wartakota/Yoseph Suhirno)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved