Calon Bidan Diperkosa
Mahasiswi Kebidanan Belum Bisa Makan karena Depresi
Sudah dua kali JM (18), di bawa ke rel kereta di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, oleh
Editor:
Taryono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Sudah dua kali JM (18), di bawa ke rel kereta di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, oleh petugas Polres Metro Jakarta Selatan. Di tempat itu, diduga kesucian mahasiswi asal Riau itu hilang di tangan sejumlah begundal.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Irawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (24/1/2012), mengatakan tak sekalipun petugas berhasil melakukan penyidikan di lapangan, karena saat JM tiba di tempat tersebut, emosi perempuan itu pun terganggu.
"Dia tiba-tiba nangis waktu dibawa ke rel kereta," katanya.
Alhasil, petugas pun belum berhasil menggali banyak informasi dari mahasiswi akademi kebidanan di kawasan Jakarta Selatan itu. Polisi terpaksa bersabar dan menyerahkan sang dara ke psikolog, untuk merawat psikologis perempuan itu.
Sejak pagi ini, JM untuk kesekian kalinya menjalani terapi oleh sejumlah psikolog di Polres Metro Jakarta Selatan, dengan ditemani salah seorang kerabatnya. Namun entah kenapa, perempuan tersebut dirujuk ke Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), RS Bhayangkara Tk 1, RS Soekanto, Jakarta Timur.
Kombes Pol Masibnu Hajar, dokter forensik yang menangani JM, mengatakan bahwa kondisi gadis itu sangat terganggu, bahkan kondisi psikologisnya lebih terganggu dibandingkan RS (40), pedagang sayur yang diperkosa di angkot di kawasan Depok, Jawa Barat, pada akhir tahun lalu.
Masibnu mengatakan, umur JM yang tergolong muda, serta ia yang merupakan anak rantau serta sedikit memiliki kerabat di Jakarta, telah memperparah depresinya akibat kasus pemerkosaan tersebut.
"Di Polres saya dengar dia nangis terus, sekarang setelah dibawa ke rumah sakit kondisinya berangsur normal, tapi dia masih depresi berat," terangnya.
Saking depresinya, bahkan ia harus menggunakan infus untuk menyuplai gizi dan cairan ke dalam tubuhnya. Pasalnya, sejak kasus tersebut merebak, JM tidak lagi mau makan.
Dokter forensik asal Surabaya, Jawa Timur itu, mengaku tidak bisa memrediksi, sampai kapan kondisi JM bisa kembali pulih. Karena dalam kasus gangguan psikologi, tidak ada estimasi.
"Sekarang coba kita tenangkan dulu, di tempatkan di ruangan yang tenang, tidak boleh ditanya-tanya tentang kasus, setelah dia tenang, baru kita bisa di terapi," tambahnya.
Mengenai luka di organ kewanitaannya, Masibnu mengaku bahwa pihak dokter tidak begitu mengkhawatirkan, karena luka itu bisa pulih seiring berjalannya waktu. Namun trauma psikologlah yang dikhawatirkannya sekarang.(*)