Anak Tiri Nassar KDI Diculik
Penculik Nana Diduga Teroris
penculik menyimpan bahan bom, potassium berikut tata cara pembuatan bom.
Editor:
Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-- Akhirnya anak tiri pedangdut Nassar, Siti Nurjanah alias Nana (10) kembali kepangkuan orangtuanya, setelah tim Resmob Polda Metro Jaya menggerebek kontrakan di Jl S Parman, Narogong, Cileungsi, Jawa Barat sekitar pukul 03.15 WIB, Sabtu (26/1).
Yang mengejutkan, penculik menyimpan bahan bom, potassium berikut tata cara pembuatan bom.
Seorang dari dua penculik Nana, Fadlun Haryanto (29) tertangkap setelah ditembak betis kanannya saat mencoba melarikan diri. Sedangkan Asep Suhendar (25) yang lari setelah memanjat loteng rumah kontrakan, lolos.
Nana sembilan hari dalam sekapan penculik, kondisinya lemah dan lusuh saat dievakuasi polisi. Ia diculik komplotan Fadlun saat jajan di depan sekolahnya, SDN 6 Kota Tangerang, 17 Januari 2013. Di balik penyelamatan Nana, Kapolda Metro Jaya, Irjen Putut Eko Bayuseno mengungkap fakta lain yang mengejutkan.
Polisi menemukan CPU milik tersangka penculik, berisi tata cara pembuatan bom. "Di laptop pelaku, kami temukan tata cara membuat bom secara sederhana," tutur Irjen Putut di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, kemarin.
Selain panduan membuat bom, polisi menyita potassium, bahan yang biasa digunakan meracik bom. Tak hanya itu, polisi menemukan buku bertema jihad.
Barang lainnya yang disita, 14 KTP tersangka dengan identitas dan foto berbeda, STNK motor, kartu keluarga, stempel Dinas Kependudukan Daerah, PC, laptop, laminating, gunting pemotong baja, satu bal kertas, dan brang ganjil, yakni dildo atau alat bantu seks perempuan.
"Atas temuan sejumlah barang bukti ini, termasuk buku jihad, kami intesifkan pemeriksaan terhadap tersangka," tegas Putut.
Polisi mendalami unsur pemerasan terhadap keluarga Nassar. Komplotan penculik minta uang tebusan Nana sebesar Rp 4 miliar. Namun, belum sempat diberikan, komplotan Fadlun tertangkap polisi.
Untuk apa uang miliaran itu? Kapolda Putut belum mendapat petunjuk disertai alat bukti, apakah terkait penghimpunan dana untuk kegiatan terorisme. "Motifnya sementara, minta uang tebusan Rp 4 miliar. Apakah ada hubungannya dengan yang lain (terorisme), ini masih didalami dan dikembangkan," katanya. (tribunnews/ter/wij/yog/rek)