Rusunawa untuk Warga Kampung Melayu Dibangun Bulan Depan
Pemkot Jakarta Timur akan membangun rusunawa untuk warga Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara.
Penulis:
Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemkot Jakarta Timur akan membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) untuk warga Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Rusunawa rencananya dipakai untuk warga yang terdampak normalisasi Kali Ciliwung.
Rencananya, di atas lahan seluas sekitar 3.000 meter persegi, dibangun dua blok rusunawa dengan 16 lantai, berkapasitas total 1.000 unit.
Pembangunan rusunawa akan dikerjakan Ditjen Cipta Karya dari Kementerian Pekerja Umum (Kemen PU). Wali Kota Jakarta Timur Krisdianto mengatakan, rusunawa mulai dibangun pada Oktober 2013, dan ditargetkan rampung dalam enam bulan.
Sebelum peletakan batu pertama pembangunan rusun, tiga gedung yang berdiri di lahan di Jalan Jatinegara Barat, mulai dihancurkan atau disebut proses penghapusan.
"Saat ini dalam tahap penghapusan. Insya Allah awal Oktober selesai, dan mulai peletakan batu pertama," kata Krisdianto saat meninjau lokasi, Kamis (5/9/2013).
Dari pendataan, ada sekitar 1.211 kepala keluarga (KK) dari delapan RW di Kelurahan Kampung Melayu, yang terdampak normalisasi Kali Ciliwung.
Dengan kapasitas rusunawa 1.000 unit, warga yang tidak dapat tertampung di rusun eks Sudintek, akan dialihkan ke beberapa rusun yang sudah tersedia.
"Hingga kini lebih dari 1.200 KK yang sudah terdata. Bila mereka tidak tertampung di sini, akan disiapkan juga Rusunawa Cipinang Besar Selatan, Pulogeebang, dan Jatinegara Kaum," ungkapnya.
Sebagian besar warga di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, menurut Krisdianto, sangat antusias untuk direlokasi. Itu karena warga sudah jenuh dengan banjir yang selalu melanda pemukiman mereka setiap hujan turun.
"Setelah selesai pendataan, ada tim yang tentukan harga penggantian kepada warga. Mereka yang rumahnya terkena, tentu kami prioritaskan. Tapi, karena unit yang terbatas, akan dilakukan pengundian supaya adil. Nah, yang tidak tertampung baru direlokasi ke tempat lain," jelasnya. (*)