Kamis, 11 September 2025

Rusunawa Tipar Cakung Dijual Rp 40 Juta

Praktik jual beli rusun, masih terjadi. Seperti pada rusunawa Tipar Cakung, Jakarta Timur. Untuk menghuni satu unit

Editor: Hendra Gunawan
Warta Kota/Mohamad Yusuf
Rusunawa Tipar Cakung, Jalan Tipar Cakung, Jakarta Timur, Rabu (26/2/2014) siang. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Praktik jual beli rusun, masih terjadi. Seperti pada rusunawa Tipar Cakung, Jakarta Timur. Untuk menghuni satu unit, penghuni harus mengeluarkan kocek hingga Rp 40 juta. Salah satu warga, No (35), di blok Akasia, mengatakan, bahwa ia tinggal sejak tahun 2007 lalu.

Namun, untuk menghuni di unit tersebut, saat itu, ia harus mengeluarkan kocek Rp 5 juta. "Kalau saya huni unit ini sesuai prosedur. Saya daftar, dan serahkan-syarat-syaratnya. Tapi pas saya urus di Dinas, saya kasih Rp 5 juta, supaya dapat rusunnya. Ya bukan tarif resmi, tapi memang untuk mempercepat prosesnya," kata No ditemui di unitnya, Rabu (36/2/2014) siang.

Pasalnya, jika tidak memberikan uang pelicin tersebut, warga harus menunggu hingga satu tahun lebih. Sedangkan, jika memberikan uang pelicin tersebut, dalam waktu enam bulan, unit rusunnya sudah bisa didapat. "Tapi sekarang ini udah bukan penghuni asli semua, mereka penyewa, tapi sudah balik nama. Sekarang harga unit yang dijual berkisar Rp 30 juta sampai Rp 40 juta," kata No.

Penghuninya sendiri, memang menurut No, sudah tergolong orang yang mampu. Namun, karena mencari rumah di kawasan Jakarta, cukup sulit dan mahal, maka mereka memutuskn untuk huni di rusun.

"Banyak yang mampu, tapi sudah nyaman di sini. Lagian nyari rumah di Jakarta sekarang susah dan mahal. Di biaya sewa murah, bebas banjir, jadi mendingan tinggal bagusin rusunnya aja," katanya.

Menurut No, untuk biaya pengeluaran di rusun tersebut cukup murah. Pasalnya, biaya sewa per bulan, hanya Rp 320.000, tarif listrik Rp 100.000, dan tarif air Rp 100.000. "Jadi sebulan itu, paling kami keluarkan biaya Rp 500.000. Makanya, pengeluaran lainnya, bisa kami alokasikan ke yang lain," katanya.

No sendiri tinggal bersama suaminya yang bekerja sebagai karyawan swasta di kawasan Sudirman. Namun, praktek jual beli rusun, menurut No sampai sekarang masih ada. Meskipun tidak sebanyak dahulu. "Dulu ada yang sampai punya 5 unit. Disewain Rp 700.000 per bulan. Tapi sekarang, sejak gubernurnya pak Jokowi, udah mulai takut. Sekarang sedikit yang masih berani jual beli rusun," katanya.

Sumber: Warta Kota
Tags
rusun
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan