'Tidak Ada Itu Meninggal Karena Bunuh Diri'
Menurutnya polisi hanya melakukan visum lengkap atas kedua jenasah korban, serta memeriksa temuan cangkir, obat dan cairan di kamar Bora dan Jenni.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Tragedi memilukan kakak dan adik tewas bunuh diri.
Keluarga dan kerabat, dua perempuan kakak beradik Debora Sianipar (30) alias Bora dan Jenni Septeria Sianipar (29) alias Jenni yang ditemukan tewas bersama di kamar tidur di rumah orangtuanya di Pancoranmas, Depok, Kamis (24/3/2016) malam, memastikan bahwa kedua jenasah Dora dan Jenni itu tidak diotopsi.
Hal itu diungkapkan ayah Dora dan Jenni, Tunggul Sianipar (81) didampingi menantu laki-lakinya atau kakak ipar korban, saat ditemui Warta Kota di rumahnya di Jalan Melati Raya, RT 5, RW 5, Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok, Jumat (25/3/2016) malam.
Mereka baru saja memakamkan Bora dan Jenni secara berdampingan di TPU Kalimulya, Cilodong, Depok, Jumat sore.
"Kalau ada otopsi, harus ada persetujuan dan tanda tangan keluarga. Ini tidak," kata kakak ipar Dora dan Jenni yang diiyakan oleh Tunggul Sianipar.
Menurutnya polisi hanya melakukan visum lengkap atas kedua jenasah korban, serta memeriksa temuan cangkir, obat dan cairan di kamar Bora dan Jenni.
"Jadi kematian dua anak saya adalah wajar, karena sakit, dan bukan karena bunuh diri," kata Tunggul, ayah 6 anak dan 6 cucu itu kepada Warta Kota.
Tunggul menjelaskan kronologis ditemukan meninggalnya Bora dan Jenni secara bersama-sama di kamar, berawal saat kedunya pamit berangkat bekerja Kamis (24/3/2016) pagi sekira pukul 08.00.
"Tapi jam setengah sepuluh pagi, mereka sudah pulang. Alasannya, Bora bilang kepala dan badannya sakit, begitu juga Jenni. Makanya mereka katakan mau istirahat dan tidur di kamar, lalu minta jangan diganggu," kata Tunggul dengan wajah sedih.
Menurut Tunggul biasanya kedua anaknya itu pulang sore atau malam jika berangkat kerja pagi hari.
"Setelah itu sampai sore mereka gak bangun dan saya curiga. Saya panggilah anak-anak saya lainnya dan dobrak kamar mereka," kata Tunggul.
Saat itulah keduanya ditemukan sudah meninggal dengan kondisi tidur terlentang diatas tempat tidur.
Tunggul membantah keras sejumlah pemberitaan yang menyebutkan bahwa Debora dan Jenni tewas karena didugabunuh diri.
"Adiknya sakit tipes dan kakaknya suka pusing-pusing atau tipes juga. Jadi gak ada itu bunuh diri," katanya meyakinkan.
Seperti diketahui dua perempuan kakak beradik, Deborah Sianipar (30) dan Jenni Sianipar (29) ditemukan tewas bersama di dalam kamar tidur di rumah orangtuanya di Jalan Melati, RT 5, RW 5, Kelurahan Depok Jaya, Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Kamis (24/3/2016) malam.
Tidak ada tanda-tanda kekerasan di jenasah keduanya. Karenanya polisi belum dapat memastikan penyebab pasti tewasnya dua kakak beradik itu.
Berdasarkan temuan selembar surat yang ditulis Jenni, di kamar dimana mereka tewas, polisi menduga keduanya bunuh diri.
Namun polisi masih mendalami dan memastikannya, sembari menunggu hasil hasil pemeriksaan lab, sejumlah barang bukti di kamar korban.
Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho menyebutkan pihaknya masih mendalami penyebab tewasnya keduanya. Yang pasti katanya keduanya bukan korban pembunuhan.
Dalam surat atau selembar kertas yang ditemukan di dekat jenasah keduanya, tertulis 'Gw Jenni Septeria lahir tanggal 15 September 1987. Gw berharap saat bangun tidur besok di dalam kamar gw sudah ada duit kertas rupiah yang masih bagus layak pakai yg jumlahnya bisa membawa gw dan bora mendapatkan kebebasan finansial,'.
Teguh menuturkan di jenasah keduanya tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selain itu di polisi menyita dua cangkir, sejumlah obat dan vitamin diantaranya minyak kayu putih, vitamin C dan lotion, serta selembar surat dan sobekan kertas di tempat sampah di kamar mereka. "Semua yang kita temukan masih kita identifikasi di lab," katanya.
Kapolresta Depok Kombes Dwiyono mengakui tidak ada otopsi pada tubuh korban dan hanya berupa visum lengkap.
Ia menuturkan dari keterangan keluarga diketahui bahwa sang adik yakni Jenni, menderita sakit tipes belakangan ini, dan kemungkinan juga diderita Bora.
Keduanya yang agak tertutup memungkinkan mereka tidak mau bercerita jika sakit.
"Kami sudah lakukan olah TKP, memintai keterangan keluarga dan kerabat serta membawa jenasah ke RS Polri untuk divisum. Namun belum dapat dipastikan penyebab tewasnya kedua kakak beradik itu," kata Dwiyono, Jumat (25/3/2016).
Menurutnya, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan lab cairan yang ditemukan di cangkir di kamar korban dan barang bukti lain.
"Cangkir berisi cairan ini sedang kita uji ke lab. Apakah ini cairan kimia tertentu dan ada kaitannya dengan kematian korban atau tidak, kita tunggu hasil pemeriksaan lab," kata Dwiyono.
Menurutnya di kamar sang adik itu, polisi menyita dua cangkir, sejumlah obat dan vitamin diantaranya minyak kayu putih, vitamin C dan lotion.
"Juga ada sobekan-sobekan kertas di tempat sampah di kamar yang kita temukan dan masih kita identifikasi di lab," kata Dwiyono.
Karenanya kata Dwiyono apakah kasus ini karena keduanya melakukan bunuh diri atau tidak, belum dapat disimpulkan dan masih menunggu hasil hasil pemeriksaan lab.
"Juga kita coba ungkap apakah ada motif lainnya dibalik tewasnya korban," kata Dwiyono.