Pabrik Petasan Terbakar
Kisah Dodo Cari Istri Tercinta Hingga Polisi Memberi Kabar Duka Istrinya Terbakar di Pabrik Petasan
Dodo duduk menunduk di depan halaman ruang Unit Gawat Darurat, RSUD Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017) sore.
Laporan Warta Kota, Andika Panduwinata
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Dodo duduk menunduk di depan halaman ruang Unit Gawat Darurat, RSUD Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017) sore.
Lelaki berusia 56 tahun ini terlihat lesu.
Ia tampak kelelahan dan muram.
Warga asal Kosambi, Kabupaten Tangerang tersebut datang ke RSUD Tangerang untuk mencari istrinya yang bernama Saamah (37).
Baca: 47 Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Petasan di Tangerang Di Temukan Dalam Satu Ruangan
Dodo mencari pasangan hidupnya itu, lantaran Saamah menjadi satu dari korban kebakaran hebat di pabrik petasan, Kosambi, Tangerang pada pagi tadi.
Ia ingin memastikan keadaan wanita yang dicintainya ini.
Dengan menunggangi sepeda motor bututnya, Dodo tiba di RSUD Kabupaten Tangerang sekitar pukul 16.00 WIB.
Langkahnya pun lunglai dan kedua matanya berkaca-kaca.
"Saya sudah bolak balik ke rumah sakit cari istri. Mau tau dibawa ke mana," ujar Dodo terlihat lemas saat ditemui Warta Kota di RSUD Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017) petang.
Baca: Korban Tewas Akibat Kebakaran Gudang Petasan di Tangerang Bertambah Jadi 47 Orang
Ia pun mulai bercerita pelan-pelan.
Pagi tadi, dirinya mengantar Saamah ke pabrik petasan tersebut.
Saamah seperti biasanya berangkat kerja diantar suaminya.
Ia baru bekerja sekitar satu bulan di pabrik itu.
"Saya nganter kerja istri. Sempat nanya juga, dia memang mau masuk hari ini. Padahal badannya lagi kurang sehat," ucapnya.
Baca: Masih Berasap, Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Petasan di Tangerang Dimulai Besok
Saamah pun tetap memaksakan untuk berangkat kerja setelah meminta izin lelaki yang didambakannya itu.
Wanita berusia 37 tahun ini mendapatkan upah di pabrik petasan tersebut sebesar Rp. 40.000 per hari.
"Istri saya ini kerja ngepakin barang. Masuk pagi pulang sore. Pabrik itu juga baru ada sekitar dua bulanan," kata Dodo.
Setelah mengantar sang istri, Dodo pun beraktivitas seperti biasanya.
Baca: Saat Kebakaran Ada 103 Karyawan Sedang Bekerja di Gudang Petasan, 23 Ditemukan Tewas
Ia bekerja sebagai tukang ojek yang mangkal di kawasan Salembaran, Kosambi, Kabupaten Tangerang.
"Istri saya kerja buat nutupin keperluan sehari-hari juga. Sayanya ngojek, anak baru satu sekolah SMA," ungkapnya.
Dodo sempat tersentak, ketika mendapat kabar tempat kerja istrinya dilanda kebakaran dahsyat.
Bahkan ledakan besar terdengar nyaring di lokasi tersebut.
"Saya sudah lemes dapat kabar itu, istri saya ada di dalam pabrik itu," imbuhnya, sedih.
Pria yang mengenakan topi dan jaket ini segera mendatangi tempat kerja Saamah.
Namun dirinya kesulitan untuk masuk pabrik itu, karena aparat tengah melakukan olah tempat kejadian perkara serta sterilisasi area.
Kegetiran pun menggelayuti perasaan Dodo.
Puluhan korban yang merupakan karyawan pabrik petasan tewas terpanggang.
Polisi melakukan evakuasi dan kesulitan untuk mengidentifikasi para korban.
Korban yang mengalami luka bakar dilarikan ke RS BUN.
Sedangkan para koban yang mengalami luka bakar berat dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang. Dodo mencari tahu bagaimana keadaan istrinya.
"Saya datang ke RS BUN enggak ada. Ke RSUD Tangerang juga enggak ada," tutur Dodo tampak murung.
Saat itu tiba-tiba telepon seluler yang berada di saku jaketnya berdering.
Dodo pun menjawab dan menyapa si penelepon.
Ia ditelepon pihak Mapolsek Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Petugas mengabarkan, bahwa Saamah termasuk dalam puluhan korban yang tewas terpanggang di pabrik petasan itu.
"Saya dapat kabar dari polisi, istri saya meninggal dan dibawa ke RS Polri Kramat Jati," katanya dengan nada perih dan lirih.
Berita ini sudah dimuat di wartakotalive.com dengan judul: Pahit dan Getir Upaya Dodo Temukan Jasad Istri yang Terakhir Diantar Kerja di Pabrik Mercon