Dokter Tembak Istri
Sebelum Dokter Letty Ditembak Terdengar Teriakan di Dalam Klinik
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 di mana dokter yang diketahui bernama Letty sedang melakukan aktivitasnya.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang dokter mengalami penembakan di dalam sebuah Klinik Azzahra di Jalan Dewi Sartika, Cawang Jakarta Timur.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 di mana dokter yang diketahui bernama Letty sedang melakukan aktivitasnya.
Infomasi yang didapatkan menyatakan, pelaku adalah suaminya sendiri.
Abas, salah satu saksi mata mengatakan bahwa ia mengetahui kejadian tersebut ketika ada warga yang berteriak ada penembakan di dalam klinik.
Saat itu pula, ia yang berada tak jauh lokasi langsung menuju lokasi, namun di saat itu pula ada seorang pria berpakaian seperti seragam ojek berada di depan klinik mengatakan, tidak terjadi apa-apa, dia menyebut bahwa itu adalah anggota.
"Saya lagi jualan, ada yang teriak katanya ada tembakan, saya langsung ke sana, nah saat itu ada tukang ojek bilang itu aparat, lalu saya bilang di sini tidak ada aparat," kata Abas, Kamis (9/11/2017).
Tak berselang lama, akhirnya pelaku keluar, bahkan saat keluar, dia masih menenteng senjata api.
"Itu yang ojek online bilang gak ada apa-apa ngak tahunya mereka boncengan berdua, saya juga takut karena pas keluar bawa senjata, saya kabur," katanya.
Suami tembak istrinya sendiri yang berprofesi sebagai dokter.
Menurut Abas, ia mengetahui persis sang pelaku, menurutnya, pelaku adalah suaminya sendiri.
Bahkan, menurutnya korban dikenal sangat baik, bahkan sering membantunya ketika ia sedang sakit.
"Korban baik sama semua orang, orang sering makan di soto saya, semua juga tahu orang sini," katanya.
Sementara itu, beberapa warga lain mendengar beberapa kali bunyi tembakan, namun hal tersebut tidak diduga jika korbannya seorang dokter.
"Saya denger tembakan dua kali, saya pikir apa, orang saya baru balik kerja, kan rumah saya di belakang klinik ini, langsung saya kesini tapi ternyata pas di sini sudah ramai," kata Nafis (67).
Walau tidak terlalu mengenal sang dokter, namun ia pernah melihat korban, ia mengatakan bahwa korban dikenal sangat baik.