Kamis, 11 September 2025

Pergelaran Tari Nusantara dan Mataya Langen Swara Bhisma Dwijatama untuk Kenang Almarhum Sampurno

Seni diharapkan dapat menjadi instrumen menumbuhkan jiwa dan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, dan kekeluargaan.

Editor: Toni Bramantoro
ist
Sarasmani Sampurno 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seni diharapkan dapat menjadi instrumen menumbuhkan jiwa dan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, dan kekeluargaan.

“Berkesenian itu membuat kita merasa lebih dekat satu sama lain secara batin. Tidak pernah pudar. Baik oleh waktu, situasi, kondisi, dan oleh pengaruh apapun,” ungkap Sarasmani Sampurno ditemui di ruang perpustakaan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Senin (08/1/2018).

Semangat kebersamaan, dan kekeluargaan itu rupanya memendam rindu, membuncah haru. Ia hadir mengenang sosok yang menginspirasi. Rindu yang tak terlihat, namun sesungguhnya ia ada.

“Inilah yang kami rasakan. Selama 18 tahun berpisah, kemudian kami berkumpul. Pada 11 April 2017 tepat 18 tahun wafatnya Pak Sampurno. Pada saat itu kami berkumpul dengan beberapa teman-teman. Kemudian Sulistyo Tirtokusumo mencetuskan gagasan memperingati wafatnya almarhum Sampurno, SH. Mengilas balik berbagai kegiatan bapak yang meninggalkan kesan-kesan mendalam,” papar istri almarhum Sampurno SH, ini.

Sampurno, SH, merupakan pendiri wadah seni “Pelangi Nusantara” Taman Mini Indonesia Indah (PN-TMII). Memimpin sejumlah misi kesenian Indonesia ke luar negeri.

“Sebagai duta bangsa Indonesia, team ‘Pelangi Nusantara’ yang dipimpin bapak, banyak mendapat tanggapan baik dari masyarakat dunia,” terang Sarasmani.

Sebagai bentuk penghormatan dan peringatan pada sosok Sampurno, maka digagas ‘Pergelaran Tari Nusantara dan Mataya Langen Swara Bhisma Dwijatama’ yang akan digelar di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (28/01/2018) mendatang, pukul 20.00 WIB.

Pergelaran kolosal yang diselenggarakan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Sekar Budaya Nusantara, pimpinan Nani Soedarsono ini, melibatkan para seniman tari dedikatif dan tokoh-tokoh seni, antara lain; Sulistyo Tirtokusumo, Sentot Sudiharto, Irawati Durban, Bulantrisna Djelantik, Elly D. Lutan, Dewi Sulastri, Blacius Subono, Ali Marsudi, Wasi Bantolo, Agus Prasetyo, Ida lala, Teguh Kenthus Ampiranto, Nanang Ruswandi, Rury Avianti, Irwan Riyadi. Didukung para senimaan Wayang Orang Bharata, dan penggiat seni dari Diklat Bina Seni Atmaja Pelangi Nusantara TMII.

Sampurno Sosok Inspiratif

Sampurno telah bekecimpung dalam kesenian, khususnya seni tari, sejak perang kemerdekaan Republik Indonesia, tahun1945.

Pada era kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno, Sampurno, dipercaya menjadi Atase Kebudayaan Republik Indonesia, di Norwegia dan Kuala Lumpur Malaysia.

Sarasmani menceritakan, pada usia yang ke-16 -- seperti halnya pemuda-pemuda Indonesia yang lain -- Sampurno ikut berperang melawan Belanda dan kemudian menjadi Militer.

“Tapi hati bapak rupanya lebih terpanggil menuju ke arah seni budaya,” katanya.

Di masa Pemerintahan Presiden Soeharto, Sampurno pernah bertugas sebagai Direktur Pendidikan Kesenian, dilanjutkan sebagai Direktur Pengembangan Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, selama 12 tahun.

Sampurno, kemudian menjadi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan selama 17 tahun, merangkap sebagai General Manager Taman Mini Indonesia Indah (TMII), selama 18 tahun.

“Kami bersyukur atas kepercayaan yang kami anggap sebagai anugerah,” ujar Sarasmani.

Disamping menjalankan tugas utamanya, lanjut Sarasmani, Sampurno tidak lepas dari kegiatan berkesenian.

“Selama ini saya mendampingi bapak, ikut saja mengalir seperti air mengikuti arusnya. Semua ini saya jalankan sepenuh hati dan jadilah saya seperti sekarang ini sebagai pecinta seni,” katanya.

Masih menurut Sarasmani, selama berkesenian Sampurno, seringkali menyelenggarakan pergelaran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Hingga terbentuklah wadah seni “Pelangi Nusantara” Taman Mini Indonesia Indah (PN-TMII), yang mencetak berbagai prestasi.

Beberapa misi kesenian yang telah diupayakan Sampurno antara lain; Misi Kesenian Pelangi Nusantara Taman Mini Indonesia Indah, ke Belanda, dalam rangka Floriade pada tahun 1992.

“Tari-tarian dilakukan di pentas yang beratap dan dikelilingi alun-alun terbuka. Banyaknya penonton hampir menyerupai rapat raksasa. Luar biasa. Dari berbagai kota mereka datang untuk melihat, Indonesia menari,” tutur Sarasmani.

Upaya misi kesenian lainnya, adalah dalam rangka pembukaan kembali hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China (RRC) di tahun 1990.

Tahun 1995 PN-TMII, mengikuti ‘Face of Indonesia’ ke USA dan Eropa, dibawah pimpinan Siti Hardiyanti Rukmana. Tahun 1997, PN-TMII menerima penghargaan SOKA GAKAI International Peace and Cultural Award atas keberhasilannya dalam menampilkan Indonesia Menari.

“Pengunjungnya berlimpah dan banyak yang harus pulang karena kapasitas teater penuh,” jelas Sarasmani.

Adalah kenyataan bahwa warisan budaya kita, lanjut Sarasmani, sarat makna. Memiliki falsafah tinggi, indah, dan memesona.

“Seni budaya merupakan titik komunikasi paling universal antar manusia dalam mempererat bahkan mendamaikan hubungan antar bangsa. Mereka dari mancanegara sungguh mengagumi leluhur kita yang telah mewarisi budaya luar biasa kepada kita, dalam mencapai jatidiri yang kokoh dan bermartabat,” urai Sarasmani.

Melalui pergelaran ini, Sarasmani berpesan, agar kita tidak melupakan seni budaya. Harapannya, pergelaran seni tersebut dapat memberi arti khusus bagi generasi masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.

“Budaya adalah harkat dan derajat yang menentukan kualitas bangsa,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan