Minggu, 24 Agustus 2025

Kapolres Jakbar Bantah Kepala Anak Buahnya Dipukul Bandar Narkoba, karena Info Penggerebekan Bocor

Rizki Taufik dipukuli di rel kereta api (KA), Wilayah Kampung Janis, Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/1/2018) lalu.

Editor: Choirul Arifin
WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO
Aparat Polres Metro Jakarta Barat menembak mati bandar narkoba di Kampung Janis, Bandengan Selatan, Jakarta Utara, Jumat (5/1/2018). 

Laporan Wartawan Warta Kota Panji Baskhara Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa di kasus pemukulan anggota Sat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, Brigadir Rizki Taufik, oleh Ahmad Sopian (33) seorang bandar narkoba bukan keran informasi bocor.

Rizki Taufik dipukuli di rel kereta api (KA), di Kampung Janis, Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/1/2018) lalu.

Kata Hengki, saat menyamar di lokasi, ternyata situasi dan kondisi di luar dugaan para anggotanya.

"Jadi begini, kasus pemukulan Brigadir Taufik, bukan karena bocornya informasi kami perihal menangkap bandar narkobanya. Tapi memang ada sebuah ketidaksesuaian kesepakatan atau diluar dugaan anggota-anggota kami yang ada di lapangan kala itu," papar Hengki, pada Rabu (10/1/2018).

Hengki kemudian menceritakan kronologinya.

Ia mengatakan, ketika dilakukan undercover, sudah disepakati bila transaksi narkotika yang saat itu dilakukan oleh anggota yang menyamar, dilakukan di luar area wilayah Kampung Janis.

Tetapi, saat itu Ahmad Sopian mendadak mengubah kesepakatan, jika transaksi barang haram itu dilakukan diarea dalam di Kampung Janis.

Usai disepakati (cara bertindak) maka saat itu Brigadir Taufik dan bersama rekannya, lakukan transaksi undercover buy, yang segera menuju lokasi kampung Janis.

Sementara, ada sekitar enam personel yang lain memantau Taufik dari luar atau diseberang rel agar dapat melakukan penindakan.

Undercover Buy, dilakukan Taufik. Sementara pelaku Ahmad Sopian pun tengah persiapkan barang haram berupa sabu kepada seseorang, yang berada di kampung dibelakang kontrakannya.

"Seseorang dimaksud yang memesan sabu ke Ahmad Sopian yang nanti didampingi Taufik," paparnya.

Hengki mengungkapkan, Taufik yang ketika itu menyamar dan mendampingi seseorang yang ingin memesan sabu Ahmad Sopain itu, langsung bersiap lakukan transaksi narkoba.

Ahmad Sopian saat itu memerintahkan sang istri, Sitti Aisyah (33) untuk mengecek dan memastikan orang yang akan membeli sabu miliknya di pinggir rel.

"Seseorang yang memesan sabunya Ahmad Sopian ketika itu langsung menghubungi anggota dan Taufik langsung melakukan penyamaran. Ahmad Sopain setelah berkomunikasi dengan seseorang yang pesan sabu miliknya, kembali ke kontrakannya," ujarnya

"Ahmad di kontrakannya bertemu istrinya, Sitti Aisyah. Sia meminta istrinya mengecek ke pinggir rel apakah ada orang yang menunggunya. Sitti langsung mengecek dan melihat," ucap Hengki.

Baca: Waktu Tempuh Naik Motor dari Bundaran HI ke Medan Merdeka Barat Kini Cuma 3 Menit

Baca: Imigrasi Jakarta Utara Tangkap 42 WNA yang Bersembunyi di Kelapa Gading

Usai pergi ke pinggir rel Sitti kembali ke kontrakannya dan memberitahu suaminya bahwa ada orang yang pesan sabunya dan sudah menunggu.

Setelah mendapat kabar dari istrinya Ahmad Sopian langsung menghubungi seseorang yang membawa pesanannya agar bertransaksi di kontrakannya.

"Ternyata kesepakatan itu juga tidak sesuai ya, yang awalnya bertransaksi di luar, ternyata Ahmad Sopian minta di area dalam Kampung Janis, tepatnya di depan kontrakannya. Ahmad Sopian memerintahkan Sitti untuk memberikan paket sabu itu, sementara Ahmad Sopian kembali ke kamarnya untuk mengkonsumsi sabu," katanya.

Pada saat dilakukan penyerahan paket sabu di depan kontrakannnya dari Sitti ke anggota yang menyamar, Taufik langsung mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke Sitti sambil berteriak "Kamu saya tangkap, saya polisi!".

"Ahmad ketika itu asyik nyabu di kamarnya juga langsung panik saat mendengar ada keributan di depan rumahnya.

Ahmad kemudian mengetahui istrinya ditodong pistol dan akan diborgol, lalu berlari ke belakang rumah dalam kondisi panik.

AS langsung mengambil balok, dan menuju ke depan rumah melintas gang kecil. Mengendap-ngendap AS ketika itu langsung menghantam kepala belakang Taufik dari arah belakangnya," ucap Hengki.

Hengki mengatakan kala kepala Taufik dipukul dan langsung tersungkur, Taufik pun langsung memberikan tembakan peringatan. Namun, di saat yang sama Ahmad kembali memukul dibagian depan kepala Taufik dengan balok.

"Setelah terjatuh Taufik pun dipukul lagi bagian depan kepalanya oleh Ahmad menggunakan balok kayu, sambil mengeluarkan kata umpatan dan makian (kata-kata kotor). Saat itu, Taufik tidak sadarkan diri. Selanjutnya Ahmad memerintahkan istrinyauntuk lari ke arah jalan raya. Ahmad pun mengikuti Sitti berlari dan sembari mengatakan "Daripada kamu yang ditangkap kan lebih baik saya pukul polisi itu".

Lalu mereka pergi ke Terminal Kalideres dan menumpang bus. Saat itu mereka kabur ke arah Tangerang," terang mantan Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok ini.

Anggota yang mendengar suara tembakan itu langsung bergerak ke lokasi, dan temukan Taufik tergeletak di bawah tangga, di salah satu rumah di kawasan tersebut.

Hengki mengatakan, tak lebih dari 24 jam, pada Sabtu (6/1/2018) malam Ahmad Sopian berhasil ditangkap dan dihadiahi timah panas ke dada oleh kepolisian hingga tewas.

"Saat penangkapan Ahmad di wilayah Desa Sidang, Sidang Jaya, Tangerang, Banten, ada di dalam rumah. Sementara Sitti diamankan dan saat ini masih dalam pemeriksaan polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.

Ahmad Sopian ini ialah residivis perkara narkoba serta ditangkap oleh Polres Metro Jakarta Utara di tahun 2007, serta keluar dari Lembaga Permasyarakatan (LP) Salemba, pada tahun 2010," tutup Hengki.

Panji Baskhara Ramadhan

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan