Senin, 25 Agustus 2025

Mengundang Empati Warga, Pria di Tangerang Menderita Penyakit Langka: Bola Mata Membesar

Saat ini mereka hanya bisa berharap dari uluran tangan warga yang peduli terhadap penderitaan Tatang.

Editor: Choirul Arifin
WARTA KOTA/ANDIKA PANDUWINATA
Penyakit aneh kepala dan bola mata sebelah kiri membesar dialami Tatang (55), warga Kampung Cikareo RT 06 / RW 03 Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Tangerang. 

Laporan Reporter Tribunnews, Andika Panduwinata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tatang (55), warga Kampung Cikareo RT 06 / RW 03 Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.

Ia sudah tiga tahun bergelut dengan penyakit aneh yang dideritanya. Bagian kepala dan bola mata sebelah kiri semakin membesar.

Tatang dan keluarga pun binggung terhadap penyakit yang menimpanya tersebut. Meski sudah berulang kali ke luar masuk rumah sakit, tetapi penyakit aneh itu tak kunjung bisa disembuhkan.

Ia dan keluarganya tak mampu lagi memeriksakan penyakit itu karena kehabisan biaya.

Saat ini mereka hanya bisa berharap dari uluran tangan warga yang peduli terhadap penderitaan Tatang.

Akibat penyakit anehnya itu, Tatang hanya bisa berdiam diri di rumah.

Ia mengaku malu ke luar rumah untuk berkomunikasi dengan warga lain karena penyakitnya tersebut. Dan kondisi fisik semakin melemah.

"Sudah sejak tiga tahun yang lalu sakitnya, kalau sampai sekarang 3 bulan saya menderita penyakit ini semakin parah. Saya sendiri tidak tahu penyebabnya, tiba - tiba kepala membesar. Bola mata membesar dan berubah seperti ini," ujar Tatang saat dijumpai di kediamannya, Rabu (17/10/2018).

Tatang menuturkan, dirinya saat ini pasrah karena keluarga tidak mempunyai biaya lagi untuk penyembuhan.

Baca: Billy Sindoro Dua Kali Terlibat Suap, KPK Pertimbangkan Hukuman Maksimal

Tatang selama ini tinggal bersama istrinya Emun (50), dengan anak bungsunya Saepul Bahri (26).

Sementara anak pertama Siti Umyati (30) dan anak kedua Yati Hartati (28) sudah berkeluarga dan tidak tinggal serumah.

"Mau gimana lagi, kami sekarang hanya bisa pasrah, dan berharap ada yang membantu. Kalau sedang datang rasa sakit, hanya bisa terdiam, kejang dan tidak tidur dua hari dua malam," ucapnya.

Ketua RT setempat, Samsudin mengungkapkan sudah lama Tatang menderita penyakit yang langka tersebut.

Baca: Pagi Ini Kurs Rupiah Menguat

Berbagai upaya juga dilakukan keluarga dengan dibantu masyarakat dan aparat desa. Namun hingga kini belum membuahkan hasil yang baik.

Tatang oleh keluarganya dan pemerintah Desa Cikareo sempat dibawa ke RSUD Balaraja, Kabupaten Tangerang untuk mengecek atau memeriksakan penyakitnya.

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit itu, pihak dokter meminta Tatang dirujuk ke RS Siloam Karawaci.

Lantaran tidak mempunyai biaya untuk operasi, akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.

"Dulu sudah pakai BPJS Kesehatan Kelas 2 dan dari pihak Desa Cikareo membantu mengantarkan pake mobil Desa, Namun ketidak adaannya biaya operasional untuk bolak baliknya ke Rumah Sakit, akhirnya Tatang dibawa pulang ke rumah," kata Samsudin.

Usai pulang dari RSUD Balaraja, Tatang tidak mendapatkan perawatan medis.

Bahkan, pihak keluarga juga sudah berkeliling ke beberapa pengobatan tradisonal, namun belum sembuh juga.

"Kami juga berusaha terus mendampingi Tatang agar mendatakan penanganan, tetapi hingga kini belum bisa sembuh," ungkapnya.

Dia menambahkan, penyakit aneh ini juga membuat Tatang depresi. Tubuhnya jadi tidak bisa digerakkan lagi dan seluruh badan terasa kaku serta lemas.

"Sangat memprihatinkan, kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Tapi, akibat keterbatasan dana penyakit Tatang belum bisa disembuhkan. Semoga pihak Pemerintah Kabupaten Tangerang bisa membantu," papar Samsudin.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan