Minggu, 7 September 2025

Waspada Demam Berdarah, di DKI Penderita Terbanyak Ada di Jakarta Selatan

Perbandingannya, Jakarta Selatan mencapai 4,9 persen dari jumlah sepanjang periode Januari, kedua Jakarta Barat dengan persentase 4,1 persen.

IST
Nyamuk Aedes Aegypti 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Ticonny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sepanjang periode 1 Januari hingga 21 Januari 2019 terdapat 329 orang yang menderita penyakit demam berdarah.

Kepala Seksi Penyakit Menular Vektor dan Zoonatik Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Inda Mutiara menyebutkan Jakarta Selatan menempati penderita perbanyak.

Perbandingannya, Jakarta Selatan mencapai 4,9 persen dari jumlah sepanjang periode Januari, kedua Jakarta Barat dengan persentase 4,1 persen.

Adapun alasan penderita terbanyak di Jakarta Selatan karena wilayah ini memiliki luas yang lebih besar dan penduduk yang banyak dibandingkan wilayah lainnya di DKI Jakarta.

"Wilayah Jakarta Selatan wilayahnya luas dan cukup banyak penduduknya, sesuai dengan map barusan, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat yang memang termasuk tinggi," kata Inda di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (30/1/2019).

Serupa dengan Jakarta Selatan, faktor banyaknya jumlan penduduk juga membuat Jakarta Barat menempati urutan kedua penderita demam berdarah di Jakarta.

Baca: Fuad Bawazier: di Pemerintahan Jokowi, Setiap Hari Utang Indonesia Naik 1,2 Triliun

“Kalau lihat angka kasus kita harus bandingkan dengan angka penduduk di wilayah lain," tambahnya.

Melihat ke belakang, dibandingkan Januari 2018 jumlah penderita demam bedarah di 2019 mengalami peningkatan, dari 198 ke 329.

Baca: Dul Jaelani Gelar Konser Tribute To Dewa 19, Aaliyah Massaid Jadi Backing Vokalnya

Faktor curah hujan yang tinggi dibandingkan 2018 yang mengalami kemarau panjang cukup mempengaruhi penyebaran demam bedarah yang ditularkan oleh virus dari nyamuk Aedes Aegypti.

“2018 lebih banyak musim kering jadi hanya 168 penderita DBD, tapi kasus 2019 ini hampir sama dengan 2017 yang penderitanya sampai 662 orang tapi tahun 2019 ini masih lebih rendah,” pungkas Inda.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan