Sederet Fakta Kebakaran di Muara Baru: Pemicu Kebakaran, Ledakan Keras, Hingga Kapal Milik BPPT
Tercatat 34 unit kapal terbakar dalam peristiwa kebakaram yang terjadi di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Penulis:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tercatat 34 unit kapal terbakar dalam peristiwa kebakaram yang terjadi di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kebakaran tepatnya terjadi di depan Kantor Syahbandar Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.
Suku Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara menerima laporan kebakaran kapal sekira pukul 15.16 WIB dari pihak Polsek Pelabuhan Muara Baru.
Kemudian, sekira pukul 15.44 WIB, ledakan terjadi dari kapal yang terbakar tersebut.
Hingga akhirnya api membesar dan merembet ke kapal-kapal lain yang sedang bersandar di Pelabuhan Muara Baru.
Api baru dinyatakan padam Minggu (24/2/2018) sekira pukul 05.00 WIB.
Baca: Tercatat 34 Unit Kapal Terbakar dalam Peristiwa Kebakaran di Muara Baru
Namun, asap sempat kembali muncul dari beberapa kapal yang masih tertambat di dermaga.
Asap kembali muncul sekitar pukul 6.30 WIB pagi ini sehingga petugas pun bergegas kembali ke lokasi.
4 unit mobil pemadam kebakaran yang berjaga di lokasi pun kembali melakukan pemadaman.
Kapal milik BPPT ikut terbakar
Kapal Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ikut terbakar dalam peristiwa tersebut.
Informasi tersebut dibenarkan Kepala BPPT Hammam Riza via pesan singkat.
Ia mengatakan kebakaran tersebut telah merusak kapal yang menjadi aset pemerintah tersebut.
"Kapal Baruna Jaya, iya semalam tadi terbakar, alhamdulillah tidak ada korban jiwa," kata Hammam, Minggu (24/2/2019).
Mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT itu mengaku akan segera melakukan perbaikan terhadap Baruna Jaya.
Baca: Kebakaran Puluhan Kapal di Muara Baru Dipicu Percikan Api Tukang Las yang Menyambar Bensin
Hal itu karena sejumlah perangkat teknologi yang ada dalam kapal tersebut terbakar dan tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya.
Melihat kasus tersebut, kata Hammam, ke depan BPPT akan lebih waspada untuk menjaga kapal agar peristiwa serupa tidak terulang.
"Kami akan segera lakukan perbaikan, semoga musibah ini juga membuat kami dan operator kapal lainnya dapat lebih berhati-hati," ucap Hammam.
Pemicu kebakaran
Komandan Pleton Grup C Kecamatan Penjaringan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Buang Miharja menjelaskan kebakaran dipicu pericikan api las yang menyambar bahan bakar.
"Pengelasan lalu kena bensin," kata Buang, di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (24/2/2019).
Kata Buang, bensin yang terbakar akibat percikan dari pengelasan itu luar biasa besar lantaran satu kapal nelayan saja bisa menampung beberapa kubik liter bensin.
Baca: Kapal Baruna Jaya Ikut Terbakar di Muara Baru, BPPT Segera Lakukan Perbaikan
Ditambah, angin kencang sehingga kobaran api menjadi semakin besar.
Selain itu, faktor angin pula yang membuat kapal-kapal nelayan saling berdempetan sehingga api menjadi cepat merambat.
"Bahan bakar yang ada di kapal kalau terbakar luar biasa. Itu (kapal) ada beberapa kubik liter. Angin kencang kapal tidak terikat, mepet yang belom kebakar akhirnya ikut terbakar," ungkapnya.
Ledakan keras
Supriadi (25), seorang karyawan Karya Mandiri Citramina (KMC) perusahaan ikan tuna mengatakan peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 15.30.
Ketika itu, dirinya sedabf bekerja untuk packing ikan tuna dan dikagetkan dengan suara ledakan.
Namun, karena dirinya berada di dalam ruangan, ia tak menghiraukan hal itu, termasuk beberapa karyawan lain yang akhirnya melanjutkan pekerjaannya.
"Ledakan dengar itu dua kali, tapi yang sekali itu kenceng banget, tapi kita belum tahu yang meledak apa saat itu," ungkap Supriadi, Sabtu (23/2/2019).
Kurang lebih sekitar 15 menit setelah ledakan, ia kembali dikejutkan informasi ada kapal yang terbakar.
Saat itu karyawan pun langsung dievakuasi ke luar, karena kapal yang terbakar sudah menjalar ke bibir tanggul pantai.
Baca: Ledakan Keras Terdengar dari Kebakaran Sejumlah Kapal di Pelabuhan Muara Baru
"Itu pas saya lihat udah di pinggir, info yang saya dapat itu dari tengah. Nah, karena angin kenceng, makanya nyamber ke kapal lain. Itu yang meledak kayaknya enggak, soalnya ledakannya itu berselang lama, dari ledakan satu kedua, jadi kebakar dulu kapalnya baru bunyi ledakan," bebernya.
Indra (21), saksi mata lainnya menuturkan, setelah kebakaran kapal membesar, sebagian karyawan langsung dievakuasi ke luar gedung.
Saat itu pula listrik di lokasi ia bekerja padam, dan membuat karyawan panik, terlebih ada asap yang masuk ke tempatnya bekerja.
"Pokoknya itu listrik mati, langsung dievakuasi semua, takutnya juga mas, itu api gede, apalagi deket kerjaan kan," cetusnya.
7 saksi diperiksa
Tujuh orang saksi diperiksa terkait kebakaran kapal di Muara Baru.
Polisi hingga kini belum menetapkan tersangka atas kasus yang menyebabkan 34 kapal terbakar.
"Ada tujuh saksi yang diperiksa," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono di Pelabuhan Muara Baru, Sabtu (23/2/2019) tengah malam.
Baca: Kebakaran Kapal di Muara Baru, Dua Orang Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Sesak Nafas
Dijelaskan Gatot, saat ini belum ada penetapan tersangka karena sejumlah saksi masih diperiksa .
Setelah api padam, tim dari Pusat Laboratorium Forensik akan diturunkan untuk penyelidikan lebih lanjut atas peristiwa tersebut.
"Dugaan sementara ada mesin penyedot air di kapal KM Arta Minajaya yang patah, yang kemudian di las, ada percikan api yang menuju ke mesin. Ini dugaan sementaranya, nanti akan kita pastikan melalui pemeriksaan Lab Forensik," ujar Gatot. (wartakota/ tribunjakarta.com/ tribunnews.com).