DKI Yakin Tanaman Ini Mampu Serap Polusi Udara Hingga 45,44 ug/gram
"Sebagai langkah awal, Dinas Kehutanan menanam 100 ribu tanaman Bougenville pada jalur Jenderal Sudirman dan MH Thamrin," tutur Suzi
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kualitas udara di DKI Jakarta belakangan ini dikabarkan dalam keadaan buruk.
Jakarta sempat menduduki peringkat pertama dengan kualitas udara yang buruk di kota-kota di dunia.
Baca: Cara Tepat Menjaga Kesehatan Akibat Polusi Udara
Berbagai langkah pun dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menekan polusi udara yang tinggi tersebut, salah satunya dengan menanam tanaman Bougenville Amenities.
Kepala Dinas Kehutanan, Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Suzi Marsitawati, merasa yakin tanaman Bougenville Amenities dapat menyerap polusi udara sebanyak 45,44 ug/gram.
"Bougenville Amenities memiliki serapan polusi udara kategori tinggi sebesar 45,44 ug/gram," kata Suzi, pada acara penanaman Bougenville Amenities, di depan pintu 7 GBK, kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (18/8/2019).
Baca: Gadis Pekalongan Batal Dinikahi Kekasih Gara-gara Hitungan Weton, Keluarga Timang Soal Maut-Rezeki
"Sebagai langkah awal, Dinas Kehutanan menanam 100 ribu tanaman Bougenville pada jalur Jenderal Sudirman dan MH Thamrin," tutur Suzi.
Tanaman Bougenville ini, lanjutnya, menggantikan tanaman bakung yang rencananya akan dialokasikan ke kebon bibit.

"Iya, tanaman bougenville ini menggantikan tanaman bakung. Tanaman bakung kami serahkan kembali ke kebon bibit," jelas Suzi, di kawasan taman Spot Budaya Dukuh Atas, kawasan Jalan Jenderal Sudirman
Selanjutnya, kata Suzi, tanaman Bougenville akan ditanam bertahap pada sejumlah wilayah di kawasan Jakarta.
Di antaranya di kawasan Kasablanka (Jakarta Selatan), Salemba (Jakarta Pusat), dan sebagainya.
"Kami akan melaksanakan penanaman ini bertahap, pada lokasi lainnya seperti kasablanka, Salemba, dan sebagainya," sebut Suzi.
Selain kegiatan penanaman Bougenville Amenities, Pemprov DKI juga berencana akan menanam sejumlah jenis pohon di kawasan Jakarta.
Di antaranya 45 pohon Tabebuya, delapan (8) pohon dadap kuning, dan pohon lainnya.
"Iya, nanti pohon itu akan dilakukan penanaman sebagai pohon penyerap polutan," tambah Suzi
KPBB Nilai Tanam Pohon Tidak Tepat untuk Mengurangi Polusi UdaraDirektur Eksekutif Komite Pengurangan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin, menyebut menanam pohon bukanlah solusi tepat untuk mengurangi polusi udara di sebuah kota.
"Tanam pohon untuk mengurangi polusi udara? Itu tidak tepat," kata Puput, sapaannya, di kantor KPBB, Gedung Sarinah lantai 12, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019).
Menurutnya, langkah pemerintah kota untuk menanam pohon tersebut dinilai latah.
"Kadang-kadang, kawan-kawan Pemda (Pemerintah daerah) itu pintar. Termasuk kawan-kawan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pintar dalam tanda kutip," sindir Puput.
Sebetulnya, lanjut Puput, menanam pohon untuk mengurangi polusi udara itu sama sekali tidak berpengaruh.

"Itu tidak ada pengaruhnya. Kalau namanya polutan dengan tanaman tidak ada pengaruhnya," tegas Puput.
Kalau untuk meredam suhu, sambungnya, bisa dikatakan benar.
"Dan kalau untuk menghijaukan kota juga benar. Tetapi kalau untuk mengurangi polusi udara, tidak tepat," tutur Puput.
Puput menjelaskan, tumbuhnya pepohonan maka dapat mengeluarkan oksigen dan mampu menangkap karbondioksida.
"Tapi polutannya tidak ditangkap oleh si pohon," imbuh Puput.
Paling tidak, pohon tersebut hanya mampu menjerap polutan saja.
"Dijerap itu seperti menempel di daunnya, menempel di batangnya, begitu hujan menjadi basah, luruh ke tanah. Kalau tidak ada hujan, atau kemarau, ya kena angin terbang lagi," jelas Puput.
Bahkan kalau pohonnya terlalu rindang, tetapi sumber pencemarannya tidak dibatasi, maka pencemarannya menjadi terkungkung.
Sekali lagi, Puput menegaskan, untuk mengurangi polusi udara yakni dengan cara mengatur sumbernya.
Dirinya menyontohkan, sumber tersebut adalah kendaraan bermotor yang dinilai banyak menyumbang polutan.
Sebaiknya, bahan bakar yang digunakan pengendara motor adalah menggunakan pertamax.
"Minimal pertamax. Karena RON-nya itu mengandung emisi yang tidak seperti pertalite dan premium," sebut Puput.
"Jelas kota harus hijau, itu wajib. Tetapi untuk menyelesaikan kasus pencemaran di Jakarta, tidak dengan solusi menanam pohon," kata Puput.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Pemprov DKI Yakin Tanaman Bougenville Amenities Mampu Serap Polusi Udara Sebesar 45,44 ug/gram