Senin, 25 Agustus 2025

Banjir di Jakarta

Dituduh DPRD Gerindra Bayar Massa Demo Anies, Dewi Tanjung: Modal Aqua Gelas, Tak Ada Nasi Bungkus

DPRD Jakarta Gerindra M Taufik sebut ada video massa bayaran demo korban banjir Jakarta lengserkan Anies Baswedan, Dewi Tanjung ngaku tak ada dana.

Penulis: Ifa Nabila
Tribunnews.com/Lusius Genik
Politikus PDIP Dewi Tanjung di patung kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, M Taufik, menuduh politisi PDIP Dewi Tanjung membayar massa untuk mendemo Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menanggapi tuduhan itu, Dewi Tanjung mengaku pihaknya tidak ada dana dan hanya bermodalkan air mineral gelas tanpa memberi nasi bungkus.

Dilansir Tribunnews.com, hal itu diungkapkan Dewi Tanjung dalam telewicara KOMPAS PETANG unggahan YouTube KOMPASTV, Rabu (15/1/2020).

Dewi Tanjung mengaku para pendemo adalah sebagian korban banjir Jakarta dan sama sekali tidak menerima bayaran.

"Saya dengan beberapa masyarakat korban banjir di Jakarta itu sama sekali tidak ada namanya dibayar," ujar Dewi Tanjung.

"Modal kami itu hanya Aqua gelas. Jangankan bayaran, uang makan saja, nasi bungkus atau kue pun kami tidak berikan," sambungnya.

Lantaran tak ada dana, mobil komando untuk demo pihak Dewi Tanjung harus meminjam.

Dewi Tanjung mengaku para pendemo dipersatukan oleh pemikiran yang sama untuk melengserkan Anies Baswedan.

"Karena kami memang tidak punya dana, mobil komando kami boleh pinjam," ujar Dewi Tanjung.

"Jadi yang ada hanya semangat kami, satu visi misi kami untuk meminta Anies Baswedan mundur," imbuh dia.

Dewi Tanjung menegaskan para pendemo datang atas kesadaran sendiri tanpa ada uang transportasi atau fasilitas lainnya.

"Dari beberapa korban banjir yang ada di Ibu Kota Jakarta," kata Dewi Tanjung.

"Dan itu mereka datang sendiri, dengan kendaraan mereka sendiri, tanpa ada uang transportasi, itu murni keinginan mereka sendiri," terangnya.

"Karena mereka kecewa atas kinerja Anies Baswedan," tandasnya.

Diketahui, M Taufik sempat menyebut ada video beredar yang menunjukkan pengakuan pendemo yang dibayar Rp 100 ribu.

Menanggapi video itu, Dewi Tanjung menantang M Taufik untuk membuktikan kebenaran pengakuan pendemo dalam video tersebut.

"Boleh kita buktikan saja. Minta videonya sama M Taufik, kita buktikan apakah itu betul-betul massa bayaran kami," tantang Dewi Tanjung.

"Sedangkan dari kami tidak ada membayar atau mengajak anak yang berseragam SMA seperti yang di video-video tersebar tersebut," sambungnya.

Dewi Tanjung tak ingin hanya berdebat tanpa data lantaran sama saja M Taufik sudah menyebarkan fitnah.

"Kalau kita hanya bicara, itu sama saja memfitnah, jadi lebih baik kita adu data, kasih tahu yang autentik seperti apa, jangan memfitnah," tegas Dewi Tanjung.

Dewi Tanjung berpesan kepada M Taufik agar bisa membuktikan kebenaran video tersebut untuk nantinya dilacak dan dibuktikan siapa yang benar.

"Jadi apabila M Taufik Wakil Ketua DPRD yang dari Gerindra ini menyatakan dia punya bukti rekaman, tunjukkan kepada kami siapa orangnya," pinta Dewi Tanjung.

"Kami bisa interogasi dan kami bisa konftrontir kembali apakah itu betul massa dari saya atau bukan," tegas dia.

Berikut video lengkapnya:

Debat Dewi Tanjung Vs Fahira Idris

Sebelumnya, Dewi Tanjung sempat berdebat dengan anggota DPD DKI Jakarta, Fahira Idris, soal massa yang mendemo Anies Baswedan.

Awalnya, Fahira Idris mengomentari tindakan Dewi Tanjung yang berdemo bersama sebagian korban banjir Jakarta dan menuntut Anies Baswedan untuk mundur adalah hal yang norak dan berunsur makar.

Dewi Tanjung pun membela diri dan balik mempertanyakan sikap Fahira Idris yang juga mengumpulkan massa pendukung Anies Baswedan dan menyebutnya membenturkan rakyat.

Dilansir Tribunnews.com, debat Dewi Tanjung dan Fahira Idris ini terjadi dalam telewicara Kabar Petang unggahan YouTube tvOneNews, Selasa (14/1/2020).

Fahira Idris mengaku tidak masalah para korban banjir menuntut Anies Baswedan.

Namun yang ia permasalahkan adalah desakan agar Anies Baswedan mundur dari jabatannya.

"Saya sebetulnya tidak mempermasalahkan jika ada orang misalnya demo tentang banjir, tetapi isu yang Anda bawa adalah Anda ingin menurunkan Anies Baswedan," terang Fahira Idris.

"Itu yang menurut saya norak, itu sudah mengarah ke makar untuk menurunkan gubernur," sambungnya.

Mendengar ucapan Fahira Idris, Dewi Tanjung mulai terpancing dan menjawab menggunakan nada tinggi.

"Wajar dong, kita ini di negara demokrasi loh Bu," jawab Dewi Tanjung.

"Bukan itu caranya," sahut Fahira Idris.

Debat Dewi Tanjung vs Fahira Idris. Dewi dan sebagian korban banjir Jakarta tuntut Anies Baswedan mundur.
Debat Dewi Tanjung vs Fahira Idris. Dewi dan sebagian korban banjir Jakarta tuntut Anies Baswedan mundur. (YouTube tvOneNews)

Tanpa saling menunggu lawan bicaranya selesai mengemukakan pendapat, keduanya saling menimpali hingga perdebatan semakin sengit.

Dewi Tanjung membantah tindakannya sebagai makar lantaran baginya makar haruslah setingkat pemerintah pusat atau negara.

"Ibu dengar ya. Oh, makar bukan itu. Makar itu negara Bu, ini ibu kota," ujar Dewi Tanjung membela diri.

"Tidak wajar, (harusnya) cari solusi," ujar Fahira Idris.

Mendengar pernyataan Fahira Idris, Dewi Tanjung tampak semakin berapi-api.

Sedangkan, Fahira Idris sempat tertawa mendengar ucapan Dewi Tanjung.

Dewi Tanjung mempertanyakan tindakan Fahir Idris yang disebut ikut-ikutan mengerahkan massa sehingga rakyat pun terbentur.

"Itu wajar bu, wajar. Anda seorang anggota DPD senator, Anda mengerahkan massa untuk membenturkan massa Anda dengan kami," kata Dewi Tanjung.

"Sedangkan kami warga DKI korban banjir. Dimana pikiran Anda yang sehat?" tanya Dewi Tanjung dengan nada tinggi.

Fahira Idris pun merasa ucapan Dewi Tanjung adalah fitnah lantaran yang ia lakukan hanya ingin mengawal Anies Baswedan.

"Nah, ini fitnah. Kita tidak mengerahkan massa untuk membenturkan. Yang kami lakukan untuk menjaga dan mengawal Anies Baswedan," terang Fahira Idris.

Dewi Tanjung kembali mempertanyakan mengapa aksi Fahira Idris dilakukan bersamaan dengan aksinya seolah ingin mengadu antara dua kubu masyarakat.

Menurut Fahira Idris, pihaknya memang akan selalu mengawal Anies Baswedan setiap saat.

Dewi Tanjung Sebut Fahira Idris Ketakutan

Sebelumnya, saat dibilang norak dan makar, Dewi Tanjung balik menyinggung aksi demo Fahira Idris yang dilaksanakan bersamaan dengan aksi demonya.

"Bukannya yang norak itu justru yang bikin aksi tandingan, iya kan," ujar Dewi Tanjung.

Dewi Tanjung menganggap sikap Fahira Idris dan para pendukung Anies Baswedan sebagai bentuk kepanikan.

"Karena ketakutan dan panik, begitu mendengar ada aksi demo dari saya dan korban banjir yang ada di DKI gitu loh," kata Dewi Tanjung.

Tindakan Fahira Idris mengumpulkan pendukung Anies Baswedan dinilai Dewi Tanjung sebagai pembenturan antara warga Jakarta.

"Jadi tidak ada kata norak, sebenarnya yang norak justru orang yang panik lalu mau membenturkan massa demo yang jelas di situ adalah warga DKI korban banjir," terang Dewi Tanjung.

"Mau dibenturkan dengan para jawara, itu lebih norak lagi, itu lebih enggak punya rasa kemanusiaan," tuturnya.

Dalam telewicara tersebut, Dewi Tanjung mendesak Anies Baswedan untuk bertanggung jawab sebagai gubernur, terutama dalam persoalan banjir.

"Kami, warga DKI wajar menuntut pertanggungjawaban kinerja Anies Baswedan sebagai gubernur," tutur Dewi Tanjung.

Dewi Tanjung menilai selama menjabat sebagai gubernur, Anies Baswedan tidak bagus dalam bekerja dan tak mau mengakui kesalahannya.

"Kalau Anies Baswedan dan sekiranya tidak bisa bekerja dengan baik, ya kita tuntut untuk mundur," tegas Dewi Tanjung.

"Karena selama ini apapun Anies tidak mau mengakui kesalahannya," sambungnya.

Berikut video lengkapnya:

(Tribunnews.com/Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan