Siswi SMP Bunuh Bocah
Bocah Dibunuh Siswi SMP, Paman Korban: Kenapa Harus Keponakan Saya? Biar Hukum yang Nentuin
Paman bocah yang dibunuh siswi SMP di Jakarta Pusat, Rizal mengaku, tak menyangka atas perbuatan dari pelaku berinisial NF (15) itu.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Paman bocah yang dibunuh siswi SMP di Jakarta Pusat, Rizal mengaku, tak menyangka atas perbuatan dari pelaku berinisial NF (15) itu.
Namun, Rizal hanya bisa pasrah dan menyerahkan kasus hukum yang berjalan pada pihak kepolisian.
Ia pun mengaku telah mengikhlaskan kepergian dari bocah berinisial APA (5) pada Kamis (5/3/2020) lalu.
"Serahin aja sama pihak yang berwajib. Saya sih udah ikhlas," ujar Rizal, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (9/3/2020).
Paman korban ini kemudian mempertanyakan aksi NF pada keponakannya.
"Cuma kenapa harus yang kena ponakan saya?" tanya Rizal.
"Dia kan punya adik tiri dia, dia punya adik kandung dia, kenapa bukan mereka orang yang kena?" lanjutnya.
Baca: 14 Hari Jalani Periksaan Kejiwaan di RS Polri, Remaja Pembunuh Bocah Dalam Kondisi Sehat
Baca: Nasib Pilu Keluarga Siswi SMP yang Bunuh Bocah 5 Tahun, Terancam Diusir Warga: Mending Pindah Aja
Masih tak percaya APA telah tiada, Rizal kembali mempertanyakan perbuatan pelaku.
"Kenapa harus ponakan saya?" tanya dia.
Rizal percaya kepergian dari APA sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.
"Ya (namanya) udah nasib. Ya biar hukum aja yang nentuin," ungkapnya.
Keluarga Korban Ingin Proses Hukum Cepat Selesai
Ayah korban, Kartono (40) mengaku, pihaknya belum mendapatkan informasi perkembangan kasus dari kepolisian.
Sehingga, ia mendatangi Polres Jakarta Pusat untuk mengetahui kelanjutan dari proses hukum kasus pembunuhan anaknya.
"Saya ke Polres mau minta keterangan penyidikan pelaku dan sampai sekarang belum ada jawaban."
"Polisi meminta saya untuk menunggu. Saya belum mendapatkan informasi ini," ujar Kartono, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin.
Ia menambahkan, keluarganya juga belum mendapatkan hasil visum putrinya yang berinisial APA (5) itu.
"Termasuk hasil visum juga belum mendapatkan saya," lanjutnya.
Baca: Begini Respon Siswi SMP Pembunuh Bocah Saat Jalani Tes Kejiwaan di RS Polri Kramat Jati
Baca: Dokter yang Periksa Siswi SMP Pembunuh Bocah 6 Tahun Ungkap Respon Pelaku, Menjawab dengan Tenang
Kartono berharap, polisi segera menyelesaikan proses hukum atas kasus pembunuhan tersebut.
"Saya ingin polisi itu cepat-cepat bekerja keras."
"Kita pengin tahu hasilnya, pengin cepat selesai," ujar Kartono.
Selain itu, ia mengaku khawatir setiap melihat tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan anaknya.
"Khawatir, sangat khawatir saya. Saya kalau melihat tempat TKP itu jadi teringat terus," imbuh Kartono.
Sosok Pelaku
Seorang tetangga NF, Yanti mengungkapkan, siswi SMP tersebut dikenal sebagai remaja yang tertutup.
NF sering mengurung diri di kamar sejak duduk di bangku SMP, yang ternyata berbeda saat pelaku masih SD.
Menurut Yanti, NF dulu sering mengajak anak-anak di lingkungan rumahnya untuk bermain.
Namun, kebiasaan dari pelaku itu berubah setelah masuk SMP.
“Dia tidak main. Dulu lagi SD pernah main, mengajak anak-anak ke atas (lantai 2 rumahnya),” ujar Yanti, dikutip dari TribunJakarta.com, Senin.
Sebelumnya, NF lebih sering mengurung diri di kamarnya.
Baca: Dokter Kejiwaan Beber Respon Siswi SMP Pembunuh Bocah saat Berdialog, Menjawab dengan Tenang
Baca: Remaja Bunuh Bocah 5 Tahun dengan Cara Sadis, Waspadai Gejala Psikopatik ini pada Anak-anak
Yanti menyebut, pelaku kesehariannya seperti anak sekolah pada umumnya.
NF langsung masuk kamarnya yang berada di lantai dua sepulang sekolah.
“Kalau pagi berangkat sekolah. Pulang sekolah, di atas. Paling turun untuk makan,” jelasnya.
Ia menambahkan, NF memang dikenal sebagai sosok yang pendiam.
“Anak itu pendiam. Dia tidak pernah ngomong sama orang (lebih) tua."
"Tidak pernah tanya, tidak pernah,” ungkap Yanti, dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu (8/3/2020).
Menurutnya, kedua orangtua dari pelaku memang sudah berpisah.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah/Ferdinand Waskita)