Kamis, 4 September 2025

Virus Corona

Ketua DPRD DKI Sebut Ada 2 Anggotanya Suspect Virus Corona

Prasetio juga turut mengapresiasi kepada pihak dewan yang langsung menjalani tes kesehatan

Tribunnews.com / Rina Ayu
Air Mancur di depan Gedung DPRD DKI Jakarta yang akan mendapat dana renovasi sebesar Rp 620 juta, di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2017) 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada dua anggota DPRD DKI berstatus sebagai pasien dengan suspect virus corona (COVID-19).

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.

Baca: Virus Corona Mewabah, MA Pastikan Sidang Perkara Pidana Berlangsung Sesuai Jadwal

"Masih suspect, dua orang," kata Prasetio di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020).

Prasetio juga turut mengapresiasi kepada pihak dewan yang langsung menjalani tes kesehatan.

Ia pun turut mendoakan yang bersangkutan dinyatakan negatif dan bisa pulih secepatnya.

Adapun dalam upaya pencegahan penularan yang meluas di lingkup kantor DPRD DKI, politikus PDIP ini menerbitkan surat imbauan pencegahan penularan virus corona (COVID-19).

Seluruh anggota diminta melaksanakan cek kesehatan.

Lewat surat resmi bernomor 291/-071.78, kegiatan pengecekan kesehatan akan dilakukan terhadap 106 Anggota DPRD DKI.

Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari terhitung mulai besok, Rabu (18/3/2020) hingga Jumat (20/3/2020) sejak pukul 09.30 WIB.

Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan oleh dokter dari Fasilitas Pusat Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Dinas Kesehatan DKI di ruang klinik lantai 2 gedung DPRD DKI.

Baca: Hasil Tes Urine Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah yang Diduga Pakai Narkoba

Politikus PDIP ini berharap seluruh pimpinan maupun anggota DPRD DKI dapat mengikuti giat tersebut guna meminimalisir penularan infeksi virus corona di lingkungan kantor.

"Ini penting untuk menjaga kesehatan kita semua. Karena yang sehat harus tetap sehat dan yang terjangkit virus harus sehat," pungkasnya.

51 pasien di Jakarta positif virus corona 

Pemprov DKI Jakarta kembali memperbaharui sebaran warga yang dinyatakan positif virus corona, Selasa (17/3/2020).

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 51 pasien yang berdomisili di Jakarta dilaporkan terinfeksi virus yang dinamakan Covid-19.

Baca: Ayahanda Vanessa Angel Sambangi Polres Metro Jakarta Selatan

Informasi itu diperoleh dari data yang dirilis Pemprov DKI melalui website corona.jakarta.go.id pada Selasa (17/3/2020) sore.

Kemudian, disusul Jakarta Barat dan Jakarta Utara dengan masing-masing sembilan orang, Jakarta Timur lima orang, dan Jakarta Pusat dengan empat orang terinfeksi corona.

Ketua Tim Tanggap Covid-19 Catur Leswanto mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap 277 orang.

"Perkembangan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sampai hari ini mencapai 813 orang. Dimana yang masih dipantau 277 orang, sedangkan 536 selesai dibahas pantau, artinya sudah sehat," ucapnya, Selasa (17/3/2020).

Sementara itu, pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dalam perawatan saat ini berjumlah 168 orang.

Baca: Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Sarankan Pasangan Kekasih Tunda Resepsi Pernikahan

"PDP sampai hari ini berjumlah 330 orang, dimana 168 masih dirawat dan 162 selesai dirawat," ujarnya di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.

Sedangkan, masyarakat yang menghubungi pusat pengaduan Covid-19 melalui call center 112 dan hotline 081388376955 berjumlah 7.433 aduan.

Cerita dokter tangani pasien corona di Jakarta

Kisah Dokter Rawat Pasien Virus Corona
Kisah Dokter Rawat Pasien Virus Corona (Ilustrasi virus)

Melansir Kompas.com, tim Kompas.com berbincang dengan seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit nasional di daerah Jakarta.

Inisialnya dokter Y, tetapi Y hanyalah inisial samaran.

Y membeberkan pengalamannya menjalani karantina di rumah selama beberapa hari usai merawat seorang pasien diduga terinfeksi virus corona.

Tentu, itulah salah satu risiko yang harus Y terima ketika memutuskan menjadi seorang dokter dan siap menjadi garda terdepan menghadapi virus corona.

Beruntungnya, Y dapat melalui masa karantinanya dengan baik.

Bahkan, hasil pemeriksaan Y dan pasien yang dia rawat menunjukkan negatif virus corona.

Setidaknya, Y masih bisa bernapas lega dan bisa melanjutkan pengabdiannya sebagai tenaga medis untuk menghadapi virus corona.

"Kebetulan kemarin saya juga baru dirumahkan. Beruntungnya pasiennya (yang dirawat dan kontak langsung dengan Y) negatif (virus corona)," ujar Y kepada Kompas.com, Senin (16/3/2020).

Keresahan Y menghadapi virus corona tak hanya berhenti di situ.

Dia juga harus siap menerima dan merawat sejumlah pasien dengan beberapa gejala klinis yang datang ke rumah sakit, tempat dia praktik.

Saat merawat pasien, dia tak dapat membedakan antara pasien satu dan pasien lainnya.

Semua pasien harus dia rawat sesuai prosedur, walaupun dari lubuk hati terdalamnya dia juga khawatir terpapar virus corona.

Dokter Y mengaku menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai aturan Kementerian Kesehatan RI, tetapi bukan berarti virus corona tak dapat menembus kekebalan tubuhnya.

Menurut Y, jumlah pasien yang datang untuk periksa ke rumah sakit tempat dia bekerja membeludak setiap hari sejak diumumkannya beberapa orang yang terinfeksi virus corona.

"Sudah beberapa hari ini terjadi pembeludakan, terutama yang suspect (virus corona), PDP (pasien dalam pengawasan). Mau enggak mau harus kita tangani, terutama yang mengalami perburukan gangguan respiratori akut," ujar Y.

Padahal, lanjut Y, rumah sakit itu bukan rumah sakit rujukan pasien terinfeksi virus corona.

Oleh karena itu, rumah sakit tempat praktik Y hanya melayani pemeriksaan swab.

Pasien yang positif terinfeksi virus corona akan langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan terdekat.

Sedangkan pasien yang negatif terinfeksi virus corona akan menjalani perawatan seperti biasa sesuai gejala klinis para pasien.

Jadwal kerja dirombak

Perjuangan Y di tengah mewabahnya virus corona tak berhenti di situ.

Dia pun harus menyesuaikan jadwal praktiknya.

Pasalnya, pihak rumah sakit mengubah jadwal praktik semua dokter agar dapat melayani para pasien secara maksimal.

Pihak rumah sakit juga membagi beberapa klaster perawatan bagi para dokter.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan para dokter untuk merawat pasien dan mengantisipasi penyebaran virus corona.

"Nah, sekarang (jadwal) kita benar-benar dirombak habis-habisan, dibikin supaya jam kerja enggak 'manusiawi', dalam tanda kutip ya. Jujur sekarang kerja office hour aja, enggak ada piket jaga lagi," ungkap Y.

Kendati demikian, pihak rumah sakit tak selamanya memperlakukan tenaga medisnya sebagai "budak" untuk melayani para pasien.

Mereka juga diberi waktu istirahat agar meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Pasalnya, dokter harus selalu sehat agar dapat merawat para pasien dan menghindari jatuhnya pasien-pasien berikutnya yang berasal dari tenaga medis.

"Tapi, dibikin juga jam kerjanya itu lebih sehat, imun kita lebih bagus, ada upaya-upaya seperti itu jaga," lanjutnya.

Adapun, hingga Senin sore, pemerintah memastikan jumlah pasien yang terkonfirmasi mengidap virus corona atau Covid-19 bertambah sebanyak 17 orang.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam keterangan pers kepada wartawan di Jakarta.

"Ada penambahan jumlah pasien sebanyak 17 orang (positif tertular virus corona) sehingga saat ini ada 134 pasien yang tertular," ujar Yuri.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan