Virus Corona
47.588 Warga DKI Jakarta Ikuti Rapid Test, 1.791 Diantaranya Positif Corona
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.791 orang dinyatakan positif dan 45.797 lainnya negatif Covid-19.
Editor:
Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapid test atau tes massal bagi warga yang diduga terinfeksi virus corona atau covid-19 terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, rapid test dilakukan di enam wilayah kota dan kabupaten administrasi di ibu kota.
Tes ini juga dilakukan di Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP) yang terletak di Balai Kota DKI.
"Total saat ini terdapat 47.588 orang yang telah menjalani rapid test," ucapnya, Jumat (17/4/2020).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.791 orang dinyatakan positif dan 45.797 lainnya negatif Covid-19.
"Persentasi positif Covid-19 sebesar 3,8 persen," ujarnya di Balai Kota DKI.
Dalam kesempatan ini, Ani juga mengajak seluruh lapisan masyarakat mematuhi aturan dan mengikuti anjuran dari Pemprov DKI selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini.
Seperti menjaga jarak fisik (physical distancing), menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan, hingga mengenakan masker saat terpaksa beraktivitas di luar rumah.
"Upaya dan langkah-langkah memutus rantai penyebaran COVID-19 ini perlu dilakukan bersama oleh seluruh komponen masyarakat," kata Ani.
Kata Gubernur Anies
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pengetesan Covid-19 melalui metode rapid test punya potensi kekeliruan yang tinggi, sehingga membahayakan.
Sehingga seaeorang yang dinyatakan negatif pada rapid test, berpotensi menularkan cukup tinggi akibat kelemahan akurasi tersebut.
Oleh karena itu ia meminta pemerintah pusat tidak fokus pada pengadaan alat rapid test, tapi justru meningkatkan kapasitas pengetesan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dianggap lebih akurat mendeteksi pasien konfirmasi positif.
"Pengetesan ini seperti bapak ibu sudah sampaikan, pengetesan rapid ini punya potensi kekeliruan yang cukup tinggi. Karena itu kita mendorong kapasitasnya ditingkatkan untuk tes PCR," ungkap Anies dalam rapat virtual bersama Timwas Covid-19 DPR RI, Kamis (16/4/2020).
Baca: Polri : Dana Program Keselamatan 2020 Berasal dari Realokasi Anggaran Polri

Anies menjelaskan saat ini ibu kota total punya 23 laboratorium jejaring penanganan Covid-19. Total, laboratorium tersebut punya kapasitas pengetesan 4.524 per hari.
Tapi jumlah laboratorium yang saat ini ditunjuk pemerintah pusat untuk pengetesan masih terlalu sedikit. Padahal Jakarta jadi provinsi terbanyak pemilik kasus positif corona.
Untuk itu Anies berharap ke depan laboratorium di Jakarta dapat bertambah dari Kalbe Farma yang punya kapasitas tes 4.000 per hari.
Sehingga total DKI Jakarta bisa mengetes PCR pasien terduga Covid-19 sebesar 8.000 tes per harinya.
"Kita berharap nanti akan bertambah dari Kalbe Farma dengan kapasitas 4.000an, hingga bisa menjadi 8.000 per hari. Tapi ini (sekarang) jumlahnya masih sangat sedikit dibanding yang kita perlukan. Itulah sebabnya kita merasa lebih baik fokus kepada PCR daripada pakai rapid test," ujar dia.
Sumber: Tribun Jakarta/Tribunnews.com