Sabtu, 23 Agustus 2025

Pengikut Rizieq Shihab Tewas

Pasca-Insiden FPI dan Polisi, Kapolri Minta Anggota Waspada hingga Kondisi Jenazah Laskar FPI

Setelah terjadinya insiden FPI dan polisi, Kapolri Jenderal Idham Aziz meminta anggotanya meningkatkan kewaspadaan.

Tribunnews/JEPRIMA
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran bersama Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman menunjukan barang bukti saat menggelar rilis kasus dugaan penyerangan anggota polisi oleh pendukung Front Pembela Islam (FPI) di Gedung Direskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020). Pada rilis tersebut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran Fadil Imran menyebutkan bahwa pada peristiwa penyerangan tersebut polisi terpaksa menembak karena merasa terancam oleh beberapa orang dari kelompok pendukung FPI yang menyebabkan 6 orang dari kelompok FPI meninggal dunia. Tribunnew/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM - Pasca-terjadinya serangan yang melibatkan laskar Front Pembela Islam (FPI) dan kepolisian Polda Metro Jaya, Kapolri Jenderal Idham Azis meminta anggotanya meningkatkan kewaspadaan.

Perintah tersebut disampaikan Idham Azis melalui Surat Telegram yang ditujukan untuk para Kapolda.

Dalam surat tersebut, tertulis ada dua kasus yang saat ini tengah terjadi, yakni pengrusakan mobil Ketua 212, Slamet Maarif, dan tewasnya enam laskar FPI akibat ditembak polisi.

Karena itu, Idham Azis meminta pengamanan di markas komando, pos polisi, asrama, dan rumah sakit Polri agar ditingkatkan.

Ia juga mengimbau agar anggotanya siap siaga.

Baca juga: Penembakan 6 Anggota FPI oleh Polisi, Warga Sebut Dengar Banyak Tembakan dan Tak Terhitung

Baca juga: Respon Habib Rizieq Atas Tewasnya 6 Pengawalnya di Jalan Tol Jakarta Cikampek

Idham Aziz
Idham Aziz (Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com)

"Tingkatkan pengamanan mako (markas komando), pos polisi, asrama, dan rumah sakit Polri."

"Berikan arahan kepada seluruh anggota agar mengenakan helm, rompi anti peluru, dan bersenjata," ujar Idham Azis, dikutip Tribunnews dari Warta Kota.

Tak hanya itu, Idham Azis juga meminta agar setiap orang yang masuk ke mako, asrama, pos polisi, diperiksa menggunakan metal detector.

Terutama mereka yang masuk mengendarai kendaraan dan membawa barang.

"Kepada anggota yang bertugas di lapangan agar diingatkan supaya meningkatkan kewaspadaan dan buddy system baik pada saat patroli maupun di pos-pos polisi," kata Idham.

Sementara itu, enam laskar FPI yang tewas diketahui masih berada di RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.

Mengutip Tribun Jakarta, keluarga dan kuasa hukum yang datang ke RS pada Senin (7/12/2020) malam, diminta pulang oleh kepolisian.

Pasalnya, keenam jenazah tersebut belum bisa dibawa pulang.

Kuasa hukum FPI, Aziz Yanuar, yang juga mendatangi RS Polri Kramat Jati sempat menyatakan niat untuk mengambil jenazah-jenazah itu.

Namun, seorang anggota Polri mengatakan jenazah belum dibawa karena masih dalam proses.

Baca juga: Menurut Polda Metro, Simpatisan Habib Rizieq Tabrak Mobil Polisi Sebelum Menyerang, Ini Kata FPI

Baca juga: CCTV di KM 50 Mati, FPI dan Polisi Saling Klaim Diserang

"Masih dalam proses. Perintahnya demikian, jadi silakan bapak meninggalkan tempat ini. Saya melakukan perintah," kata anggota Polri kepada Aziz.

Aziz pun sempat mempertanyakan jawaban tersebut karena bertentangan dengan keterangan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono.

Personel Polri yang berjaga depan Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (7/12/2020).
Personel Polri yang berjaga depan Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (7/12/2020). (TribunJakarta.com/Bima Putra)

Argo Yuwono, ujar Aziz, tidak akan mempersulit pengambilan keenam jenazah itu.

"Alasannya apa Pak? Artinya keluarga dan tim kuasa hukum dipersulit ya?," tanya Aziz.

Anggota Polri pun menegaskan pihaknya tidak mempersulit pengambilan jenazah, melainkan harus menunggu waktu.

Ia pun meminta pihak keluarga jenazah untuk kembali ke RS Polri Kramat Jati Selasa (8/12/2020) hari ini pukul 08.00 WIB.

"Kami tidak mempersulit, hanya waktu, waktu. Besok silakan kembali ke sini, jam delapan besok balik ke sini (RS Polri Kramat Jati)," terang anggota Polri kepada Aziz.

Kronologi Penyerangan

Barang bukti digerlar saat rilis kasus dugaan penyerangan anggota polisi oleh pendukung Front Pembela Islam (FPI) di Gedung Direskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020). Pada rilis tersebut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran Fadil Imran menyebutkan bahwa pada peristiwa penyerangan tersebut polisi terpaksa menembak karena merasa terancam oleh beberapa orang dari kelompok pendukung FPI yang menyebabkan 6 orang dari kelompok FPI meninggal dunia. Tribunnew/HO/Humas Mabes Polri
Barang bukti digerlar saat rilis kasus dugaan penyerangan anggota polisi oleh pendukung Front Pembela Islam (FPI) di Gedung Direskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020). Pada rilis tersebut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran Fadil Imran menyebutkan bahwa pada peristiwa penyerangan tersebut polisi terpaksa menembak karena merasa terancam oleh beberapa orang dari kelompok pendukung FPI yang menyebabkan 6 orang dari kelompok FPI meninggal dunia. Tribunnew/HO/Humas Mabes Polri (Tribunnews/HO/Humas Mabes Polri)

Sebelumnya telah terjadi penyerangan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50 pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Muhammad Fadil Imran, menjelaskan, sebelum penyerangan, anggota polisi dari Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan terhadap informasi pengerahan massa untuk mengawal Rizieq Shihab saat pemanggilan Senin kemarin pukul 10.00 WIB.

Baca juga: POPULER NASIONAL Kemungkinan Rizieq Shihab Dipanggil Paksa | Soal Insiden FPI dan Polisi

Baca juga: Fakta 6 Pengikut HRS Ditembak: FPI Lapor Komnas HAM, CCTV Rusak, Polisi Kantongi Bukti Rekaman

Kabar tersebut beredar melalui grup WhatsApp.

Oleh karena itu, selanjutnya pihak kepolisian dari Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan terhadap kebenaran informasi ini dengan bergerak ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Tepat di KM 50, polisi yang tengah membuntuti sebuah mobil yang diduga berisikan simpatisan Imam Besar FPI tersebut kemudian dipepet oleh mobil tersebut.

Kemudian kelompok yang terdiri dari 10 orang melakukan penyerangan terhadap anggota polisi dengan berbagai sejata, seperti senjata api, celurit, hingga samurai.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur," urai Fadil.

Akibatnya 6 orang dari kelompok ini meninggal dunia.

"Untuk kerugian yang dialami petugas adalah kendaraan rusak karena dipepet dan terkena tembakan dari kelompok yang melakukan penyerangan," lanjutnya, dilansir Tribunnews.

Lewat keterangan tertulis yang ditandatangani Ketua Umum, Ahmad Shabri Lubis, dan Sekretaris Umum, Munarman, FPI angkat bicara terkait kejadian ini.

Berikut isi lengkap keterangan tersebut:

Bahwa benar ada peristiwa pengadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS dan keluarga serta penculikan terhadap 6 orang laskar pengawal IB. Peristiwa terjadi di dekat pintu Tol Kerawang Timur.

Baca juga: Setelah Insiden FPI dan Polisi: Sikap Muhammadiyah, Komnas HAM, hingga Anggota Dewan

Baca juga: Polisi Klaim Punya Bukti Laskar FPI Sudah Tahu Diikuti Lalu Menyerang

Bahwa semalam IB dengan keluarga termasuk cucu yg masih balita, akan menuju tempat acara pengajian subuh keluarga, sambil memulihkan kondisi.

Sekali lagi ini pengajian Subuh internal khusus keluarga inti.

Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan diadang oleh preman OTK (yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB).

Para preman OTK yang bertugas operasi tersebut mengadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal keluarga.

Hingga saat ini para pengadang berhasil melakukan penembakan dan 1 mobil berisi 6 orang laskar masih hilang diculik oleh para preman OTK bertugas operasi.

Kami mohon doa agar 1 mobil yg tertembak berisi 6 orang laskar yang diculik agar diberi keselamatan.

Dan mohon doa juga IB HRS. Untuk lokasi IB HRS, demi alasan keamanan dan keselamatan beliau beserta keluarga, maka kami tidak bisa sebutkan.

Karena semalam jelas ada upaya penembakan terhadap rombongan beliau dan sampai saat ini masih 6 orang laskar yang hilang diculik.

Demikian pernyataan ini kami buat.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KRONOLOGI Diduga Pendukung Rizieq Shihab Serang Polisi, Pepet Mobil hingga Bawa-bawa Samurai

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Endra Kurniawan, Warta Kota, Tribun Jakarta/Bima Putra)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan