Rabu, 10 September 2025

Ditangkap Polisi, Perempuan Mentereng yang Hipnotis Modus Bansos Menangis Minta Maaf 

Polisi berhasil meringkus pelaku hipnotis modus bansos yang beraksi di Jakarta Timur, dipertemukan dengan korban, pelaku menangis minta maaf.

Istimewa
Pelaku hipnotis yang mengambil kalung emas dan uang Siti Judah (69) saat bersimpuh meminta maaf, Makasar, Jakarta Timur, Jumat (18/12/2020) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, ramai jadi perbincangan aksi hipnotis di Jakarta Timur.

Modusnya, pelaku menawarkan bantuan sosial (Bansos) pada para korban, sesama emak-emak.

Dua minggu berlalu, akhirnya pelaku hipnotis yang meresahkan warga Jakarta Timur itu berhasil diringkus.

Baca juga: Hati-hati, Marak Kasus Hipnotis Modus Bantuan UMKM dan Bansos di Jaktim

Korban, Siti Judah merasa lega setelah polisi sukses meringkus perempuan pelaku hipnotis bergaya dermawan modus bansos yang menggasak kalung emasnya.

Nenek 69 tahun ini kehilangan kalung emas seberat 10 gram dan uang Rp 300 ribu yang digondol pelaku.

Saat beraksi, pelaku mengaku sebagai seorang dermawan yang ingin memberi bantuan sosial atau bansos pada Senin (30/11/2020).

Seingat Siti, perempuan yang digelandang ke rumahnya di Gang Mawar, Kelurahan Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar pada Kamis (17/12/2020) benar merupakan pelaku hipnotis.

"Dia datang dibawa polisi ke sini. Kata polisi, yang hipnotis saya waktu itu ketangkap. Pas saya lihat ternyata benar, enggak salah," kata Siti di Makasar, Jakarta Timur, Jumat (18/12/2020).

Tangkapan layar rekaman CCTV saat pelaku hipnotis bermodus pemberian bansos (baju putih) mendatangi warga di Makasar, Jakarta Timur, Senin (30/11/2020)
Tangkapan layar rekaman CCTV saat pelaku hipnotis bermodus pemberian bansos (baju putih) mendatangi warga di Makasar, Jakarta Timur, Senin (30/11/2020) (TribunJakarta/Bima Putra)

Siti masih ingat pelaku hipnotis dari suara dan wajahnya.

Ia menaksir si perempuan berusia sekitar 40 tahun.

Hipnotis Nenek Siti, Perempuan Bergaya Mentereng Akhirnya Minta Maaf

Berdasar keterangan anggota Polri yang datang menemuinnya, pelaku diringkus di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Saat itu ia hendak menipu korban lainnya.

"Baju yang kemarin dipakainya saja sama, warna putih. Persis kayak pas waktu dia menghipnotis saya dulu," ucap Siti.

"Dia (pelaku) juga mengaku sudah mengambil kalung emas dan duit saya," ujarnya.

Saat polisi menangkapnya, pelaku membawa sisa uang hasil penjualan kalung emas seberat 10 gram milik Siti, yakni Rp 2.4 juta

Pelaku sempat meminta maaf sudah menipu Siti dan warga RW 08 lain di sekitar rumah Siti.

"Dia menangis, bilangnya menyesal. Katanya 'maafin saya bu, maafin saya', padahal pas kejadian dia kabur ngambil emas sama duit saya. Habis itu dibawa lagi sama polisi ke kantor mereka, enggak tahu (anggota) polisi dari mana. Pokoknya mereka ngenalin diri polisi. Saya makasih banget pelaku sudah ditangkap," tutur Siti di Makasar, Jakarta Timur, Jumat (18/12/2020)

Pelaku Meyakinkan Karena Bawa Data Warga Berstatus Janda

Modus pelaku saat itu mengaku sebagai dermawan yang hendak memberikan bansos ke warga RW 08.

Mereka tertipu karena saat datang pelaku membawa data nama-nama warga berstatus janda dan duafa.

"Dari awal datang itu dia punya data warga dari bekas ibu RW, jadi kita percaya dia mau kasih bantuan."

"Bekas bu RW kasih data warga karena percaya pelaku mau kasih bantuan," ucap Siti tempo hari.

Selain memiliki data warga, pelaku mengenakan busana Muslim model mentereng agar terkesan memang dermawan.

pelaku hipnotis tertangkap
Pelaku hipnotis yang mengambil kalung emas dan uang Siti Judah (69) saat bersimpuh meminta maaf, Makasar, Jakarta Timur, Jumat (18/12/2020)

Setelah warga tertipu, pelaku meminta belasan janda dan duafa warga RW 08 berkumpul di satu musala dan antre menemui pemberi bantuan sosial.

"Pas warga lagi pada siap-siap ganti baju saya diajak sama pelaku ke salon, katanya mau didandanin."

"Saya sudah nolak, tapi pelaku narik tangan saya, tiba-tiba saya mau aja diajak dia," ujarnya.

Layaknya orang dihipnotis Siti mengikuti kemauan pelaku untuk diajak pergi ke salon.

Pelaku berjalan dari rumahnya di Gang Mawar ke arah Jalan Komodor.

Di Jalan Komodor dekat Gang Pos pelaku mengajak Siti berhenti dengan dalih menunggu taksi untuk menuju salon kecantikan.

Setiap taksi lewat di depan keduanya, pelaku selalu bilang penuh.

pelaku hipnotis tertangkap 1
Siti Judah (69) korban hipnotis seorang perempuan mengaku dermawan dengan modus memberikan bansos saat ditemui di rumahnya, bilangan Makassar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020). (inset) Perempuan pelaku hipnotis tertangkap di Kalideres, Jakarta Barat.

"Enggak lama dia minta saya untuk buka kalung emas yang saya pakai."

"Katanya masa orang dapat sumbangan pakai kalung emas," lanjut Siti.

Siti pun menuruti kemauan pelaku dan melepas kalung emas 10 gram miliknya.

Kalung tersebut kemudian Siti masuk ke tasnya sebagaimana permintaan pelaku.

Itulah yang Siti ingat terakhir kali, karena setelahnya dia sadar pelaku sudah kabur meninggalkannya entah ke mana.

Siti dalam kondisi linglung saat itu.

"Seperti dihipnotis saja, pas sadar tas isi kalung emas saya sudah enggak ada, pelaku juga."

"Akhirnya saya teriak-teriak maling, ditolong sama warga. Tapi pelaku sudah kabur enggak tahu ke mana," sambung dia.

Marak Kasus Hipnotis Modus Bantuan UMKM dan Bansos di Jaktim

Wilayah Jakarta Timur dihantui aksi hipnotis.

Pelaku menggunakan modus bantuan UMKM hingga bantuan sosial.

Dalam tiga hari terakhir, setidaknya terjadi tiga kali aksi hipnotis.

Hipnotis di Gang Mawar, Korban Kehilangan Kalung Emas 10 gram dan Uang Rp 300 ribu

Pada Senin (30/11/2020), Siti Judah (69), warga RW 08, Gang Mawar, Kelurahan Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar kehilangan kalung emas 10 gram dan uang Rp 300 ribu.

"Pelaku yang ambil kalung dan tas saya memang satu orang, tapi sepertinya dia ada komplotan. Karena di hari yang sama setelah nipu saya, pelaku ini nipu lagi di Condet," kata Siti di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020).

Meski belum melaporkan kasus penipuan ke Polsek Makasar, Siti dan warga RW 08 lainnya sudah menyebarkan video rekaman CCTV saat pelaku beraksi.

Hanya saja video rekaman CCTV yang menyorot tersebut bukan saat Siti menyerahkan kalung emas dan tas miliknya ke pelaku.

"Itu video pas pelaku datang pura-pura mau kasih bansos ke warga lain. Memang pelaku ini bilang mau kasih bansos ke janda dan kaum dhuafa. Tapi yang jadi korban cuman saya," ujarnya.

Siti Judah (kiri) korban hipnotis bermodus pemberian bansos saat memberi keterangan di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020)
Siti Judah (kiri) korban hipnotis bermodus pemberian bansos saat memberi keterangan di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020) (TribunJakarta/Bima Putra)

Siti menuturkan saat kejadian sekira pukul 11.30 WIB belasan perempuan warga RW 08 sudah berkumpul karena diminta antre menerima pemberian bansos.

Hanya saja yang diajak pelaku pergi ke luar permukiman warga RW 08 Siti seorang, kala mengajak Siti dengan modus pergi ke salon itu pelaku beraksi.

Dia meminta Siti melepaskan kalung emas dengan dalih agar terlihat layak sebagai penerima bansos, Siti pun menurut layaknya terhipnotis.

"Jadi pas dia minta warga dandan pelaku maksa saya pergi ke salon. Mungkin dia mengincar saya karena pas kejadian saya pakai kalung emas. Itu kalung pemberian, harganya berapa saya enggak tahu," tuturnya.

Eliyah (39), warga RW 08 Kelurahan Halim Perdanakusuma yang nyaris jadi korban hipnotis menuturkan mereka tertipu dengan penampilan pelaku.

Pasalnya saat kejadian pelaku mengenakan busana muslim dengan model mentereng layaknya dermawan yang hendak memberi bantuan.

Siti Judah (69) korban hipnotis bermodus pemberian bansos saat memberi keterangan di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020)
Siti Judah (69) korban hipnotis bermodus pemberian bansos saat memberi keterangan di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020) (TribunJakarta/Bima Putra)

"Namanya orang datang bilang mau kasih bantuan kan ya kita percaya. Apalagi sebelum nemuin warga pelaku lebih dulu minta data warga janda dan dhuafa ke bekas bu RW," kata Eliyah.

Data tersebut didapat pelaku karena bekas istri Ketua RW 08 juga tertipu dengan penampilan dan modus pemberian bansos yang digunakan pelaku.

Eliyah menuturkan warga RW 08 kini saling mengingatkan guna mencegah kasus penipuan bermodus serupa terulang dan berharap pelaku lekas tertangkap.

"Memang di wilayah sini (RW 08) banyak janda, jadi bekas bu RW percaya sama pelaku. Saya juga awalnya percaya sama pelaku, saya antar nemuin bu Judah. Makannya saya merasa bersalah juga," ujar Eliyah.

Hipnotis di Gang Ayama, Condet

Di hari yang sama, Senin (30/11/2020) juga terjadi aksi hipnotis.

Kali ini terjadi di Gang Ayama, kawasan Condet, Kelurahan Batu Ampar.

Lokasi ini letaknya hanya sekitar 3-4 kilometer dari Gang Mawar lokasi hipnotis pertama.

"Pelakunya yang menipu di Kramat Jati itu juga sama, perempuan pakai baju putih. Seperti yang ngambil kalung emas 10 gram dan uang saya," kata Siti di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020).

Pernyataan Siti bahwa pelaku hipnotis bermodus pemberian bansos itu sama berdasar keterangan korban yang juga dihipnotis sepertinya.

Pasalnya saat awal kejadian korban hipnotis di Condet tersebut sempat mengira bahwa dia merupakan anggota komplotan pelaku hipnotis.

"Jadi tas saya isi dompet dan kalung emas yang diambil pelaku ditinggal di lokasi korban Condet ini. Di dompet itu kan ada KTP saya, makannya saya dikira satu komplotan sama pelaku," ujarnya.

Baca juga: Kronologi Pedagang Sayur di Cipayung Jadi Korban Hipnotis Modus Bantuan UMKM, Uang Rp 3 Juta Raib

Beruntung Siti memiliki satu kerabat yang tinggal di sekitar lokasi sehingga membantu mengklarifikasi bahwa dia juga korban hipnotis, bukan komplotan pelaku.

Nahas saat pelaku meninggalkan tasnya di Gang Ayama, kalung emas seberat 10 gram dan uang sebanyak Rp 300 ribu dalam dompet sudah raib.

"Jadi habis hipnotis saya pelaku kabur lalu pergi ke Condet, di sana dia hipnotis orang lagi. Kalau kejadian saya kan pukul 11.30 WIB, nah yang di Condet Magrib. Itu satu hari yang sama," tuturnya.

Keyakinan bahwa pelaku sama juga berdasar dari hasil foto warga Condet yang mendokumentasikan pelaku saat melancarkan aksinya.

Busana muslim warna putih yang dikenakan pelaku pun sama, model mentereng guna memuluskan aksinya sebagai seorang dermawan.

"Saya masih ingat banget sama wajah pelaku, bajunya sama. Di Condet itu pelaku juga pura-pura nawarin mau kasih bansos, di Condet juga korbannya ibu-ibu," lanjut Siti.

Hipnotis di Cipayung Modus Bantuan UMKM

Suwasnih (42), pedagang sayur di Jalan Kramat, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung pada Rabu (2/12/2020) kemarin menjadi korban hipnotis dengan modus memberikan bantuan UMKM.

"Modusnya ngasih bantuan UMKM (bantuan usaha mikro, kecil, dan menengah). Padahal menipu, saya tertipu Rp 3 juta," kata Suwasnih di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (3/12/2020).

Kasus berawal saat pelaku yang merupakan seorang perempuan berusia sekitar 30 tahun berpenampilan layaknya pegawai pemerintah datang ke warungnya.

Kepada Suwasnih pelaku mengaku sebagai putri ketua RW 02 tempatnya tinggal dan hendak mendata pelaku usaha yang bakal menerima bantuan UMKM.

"Dia datang minta fotokopi KTP sama KK (kartu keluarga), katanya untuk diserahkan ke Kelurahan. Memang beberapa waktu sebelum kejadian ada rapat RT untuk warga penerima bantuan UMKM," ujarnya.

Suwasnih awalnya tak langsung percaya dengan pelaku karena dari hasil rapat pengurus RT dia tidak masuk sebagai penerima bantuan UMKM.

Namun pelaku berpura-pura layaknya sudah lama mengenal Suwasnih, seiring waktu obrolan berjalan keraguan Suwasnih sirna layaknya korban hipnotis.

"Padahal saya enggak kenal dia, tapi dia manggil saya bibi. Terus ngobrol sama suami seperti sudah kenal lama. Kita juga seperti terhipnotis sama pelaku, percaya sama ucapan dia," tuturnya.

Suwarsih (42) korban hipnotis pemberian bantuan UMKM saat memberi keterangan di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (3/12/2020)
Suwarsih (42) korban hipnotis pemberian bantuan UMKM saat memberi keterangan di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (3/12/2020) (TribunJakarta.com/Bima Putra)

Setelah Suwasnih dan suaminya larut dalam obrolan atau diduga sudah terhipnotis, pelaku menjelaskan mekanisme pemberian bantuan UMKM.

Namun beda dengan nominal bantuan yang diberikan sebesar Rp 2,4 juta, pelaku menyebut Suwasnih dapat memilih besaran bantuan diterima.

"Tapi ada uang 'pelicinnya', katanya untuk petugas di Kelurahan. Pelaku Minta Rp 3 juta, katanya duit ini nanti dibalikin lagi ke saya. Dia bilang nanti saya total dapat Rp 15 juta dari pemerintah," lanjut Suwasnih.

Permintaan uang 'pelicin' awalnya ditolak Suwasnih karena dia tak memiliki uang, namun pelaku menyuruhnya meminjam uang agar dana bantuan segera cair.

Layaknya terhipnotis Suwasnih dan suaminya menuruti perintah pelaku, mereka meminjam uang ke kerabatnya yang tinggal dekat rumah.

"Setelah dapat pinjaman duit pelaku bilang katanya di Kelurahan nanti saya ngaku milih Jokowi (Presiden Joko Widodo) pas Pemilu. Dia nyuruh saya ganti baju pakai warna merah, katanya biar kayak pendukung," sambung dia.

Suwasnih yang saat kejadian sudah linglung pun kembali menuruti perintah pelaku, dia masuk ke rumahnya untuk berganti baju sesuai perintah.

Nahas saat dia selesai, pelaku yang tadinya menunggu depan warung sayurnya sudah pergi membawa uang Rp 3 juta hasil pinjaman Suwasnih.

"Awalnya pelaku bilang saya mau langsung diantar ke Kelurahan untuk ambil bantuan, enggak tahunya pergi. Pas pelaku pergi itu saya kayak orang bingung, seperti dihipnotis saja," ujarnya. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan