Meninggal Dunia Karena Covid-19 di Dalam Taksi Online Setelah Ditolak 10 Rumah Sakit
Penularan covid-19 semakin mengkhawatirkan, namun kesadaran masyarakat dianggap masih rendah.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Penularan covid-19 semakin mengkhawatirkan, namun kesadaran masyarakat dianggap masih rendah.
Pergerakan masyarakat sepertinya masih banyak yang tidak percaya akan Covid-19.
Padahal korban penyakit ini bisa jadi adalah lingkaran terdekat Anda sendiri.
Baru-baru ini ada kasus pasien Covid-19 meninggal dunia saat baru dilarikan ke Rumah Sakit (RS).
Seorang warga domisili Depok dilaporkan meninggal di taksi online dalam keadaan menderita gejala seperti Covid-19, setelah ditolak banyak rumah sakit rujukan.
Hal itu disampaikan LaporCovid19 yang menerima laporan secara langsung dari keluarga pasien pada 3 Januari 2021.
"Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan Covid-19," demikian tulis LaporCovid19 melalui keterangan pers bersama Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Jumat (15/1/2021).
Namun ada yang mengabarkan dari Kompas.com jika insiden itu terjadi pada 20 Desember lalu.
Baca juga: Netizen Malaysia Iri Lihat Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Lebih Cepat
Insiden itu menimpa seorang ayah yang kesulitan mencari rumah sakit rujukan Covid-19 saat dirinya mengalami sesak nafas dan sejumlah gejala lain yang mirip Covid-19.
Situasi ini memang mencerminkan situasi gawat yang sedang terjadi saat ini di banyak wilayah akibat lonjakan kasus Covid-19 pascalibur panjang, termasuk di Depok.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita belum dapat mengonfirmasi kabar ini. Ia mengatakan pihaknya tengah mencari identitas warga tersebut.
Baca juga: Hadirnya Vaksin Covid-19 Diperkirakan Belum Manjur Angkat IHSG Lebih Tinggi
"Tadi sudah ada nama dokter yang jadi sumbernya, tapi dia ngasih lagi ke orang lain, tapi kayaknya tertutup banget data-datanya,” jelas Novarita dikutip Tribun Jakarta, Sabtu (16/1/2021).
“Saya mau tahu motivasinya apa, kalau untuk perbaikan kan kita harus tahu datanya agar jelas, apakah tidak ada perhatian atau dia pergi ke rumah sakit inisiatif nggak sabar nunggu. Karena kan memang sekarang ini di IGD ramai banget, akhirnya dia nyari-nyari mungkin sampai 10 rumah sakit,” ucapnya.
Alarm sudah berbunyi sejak November
Alarm soal ancaman kolapsnya fasilitas kesehatan di Depok sudah berbunyi sejak akhir November, kurang lebih 2 pekan usai awal lonjakan pasien Covid-19 di Depok terjadi pada 11 November 2020.