Senin, 15 September 2025

Sisi Hulu dan Hilir Wajib Dukung Penguatan Literasi

41 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi perpustakaan nasional menggalakkan kegemaran membaca untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia

Editor: Toni Bramantoro
Dok. pribadi
Talk Show yang digelar Pusat Analisis Pengembangan Perpustakaan dan pengembangan Budaya Baca, Senin, (17/5/2021). 

Maka, jika banyak penelitian menunjukkan bahwa budaya Indonesia rendah, itu hanya persoalan ketersebaran buku yang belum merata ke berbagai pelosok daerah. Bayangkan saja, satu buku ditunggu 90 oleh orang untuk dibaca.

“Indonesia hanya kekurangan buku. Merujuk ketentuan UNESCO, Indonesia masih kekurangan 500 juta buku yang harus didistribusi,” ujar Syarif.

Maka pada tahun ini, Perpusnas makin gencar meminta para pelaku di sisi hulu untuk menulis. Para pakar, dosen, guru bisa menulis buku sebanyak mungkin untuk disebarluaskan ke seluruh negeri.

Hilir dari proses literasi ini adalah penciptaan barang dan jasa baru. Ia menekankan bahwa Indonesia harus menjadi negara produsen, bukan hanya pemakai.

Syarif Bando mengajak semua masyarakat yang mengalami imbas pandemi, dimana mereka kehilangan lapangan pekerjaan. Dari data yang dicatatnya, 30 juta warga Indonesia telah kehilangan pekerjaannya karena pandemi ini.

Di saat seperti itu, Syarif mengimbau mereka untuk datang ke perpustakaan di setiap daerah agar bisa diberikan stimulan dan pelatihan sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan modal yang mereka punyai,l lewat program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

“Program transformasi ini harus didanai, harus dibuat masif, karena ini solusi. Catatannya, harus berkolaborasi dengan UKM dan ekonomi kreatif, karena membaca itu sudah arahnya kesana,” kata Putra Nababan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan