Anggota DPR Intan Fauzi Sebut Butuh Proses Panjang Jika Depok Ingin Gabung DKI Jakarta
Intan Fauzi menegaskan wacana penggabungan Kota Depok ke DKI Jakarta memerlukan tata cara dan administratif penggabungan daerah yang prosesnya panjang
Penulis:
Hasanudin Aco
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Intan Fauzi menegaskan wacana penggabungan Kota Depok ke DKI Jakarta memerlukan tata cara dan administratif penggabungan daerah yang prosesnya panjang.
Menurut Intan Fauzi yang juga Anggota Badan Legislasi DPR RI ini, mekanisme penggabungan satu kota dengan kota lainnya harus diusulkan kepada Pemerintah Pusat, DPR RI, atau DPD RI setelah memenuhi persyaratan administratif.
“Kota Depok dibentuk dengan Undang-undang (UU) dan prosesnya cukup panjang. Bermula dari zaman Hindia Belanda sebagai desa otonom, kemudian di tahun 1982 Depok sebagai kota Administratif dan pada tahun 1996 ditetapkan sebagai kotamadya Depok. Jadi, tidak mudah mudah mewujudkan wacana ini,” ujar Intan Fauzi, Wakil Rakyat dari Dapil Kota Depok dan Kota Bekasi ini, Senin (18/7/2022).
Baca juga: Wagub DKI Ahmad Riza Patria Sebut Wacana Depok Masuk Wilayah Jakarta Raya Bukan Hal Baru
Intan Fauzi mengatakan Kota Depok merupakan daerah otonom yang tidak setara dengan Kota-kota yang ada di DKI Jakarta.
DKI terbagi atas 5 wilayah Kotamadya dan satu kabupaten administratif yang dipimpin lima wali kota dan Bupati Kepulauan Seribu yang ditunjuk oleh Gubernur.
“Sementara Wali Kota Depok dipilih secara demokratis melalui pemilihan umum. Ini artinya, jika Depok bergabung dengan DKI maka nanti kepala daerah atau wali kotanya dipilih dan diangkat oleh gubernur dan Depok tidak memiliki Anggota DPRD Kota,” jelas Intan Fauzi yang juga Alumni Universitas Indonesia ini.
“Wacana bergabungnya Kota Depok ke Pemprov DKI tidak urgent. Dalam banyak hal, termasuk secara perekonomian kawasan Depok sudah terintegrasi dengan DKI Jakarta, baik jalan tol, jalan nasional, trase kereta dan sebagainya," pungkasnya.
Baca juga: Wacana Depok Gabung Jakarta, Pengamat: Perlu Dikaji Lebih Dalam, Tak Boleh Jadi Beban Baru Jakarta