2 Wanita Hendak Terobos Istana Negara untuk Mengadu ke Jokowi, Ini Pengakuan Mereka Kepada Polisi
Dua wanita korban penipuan dan penggelapan diamankan polisi karena hendak menerobos masuk Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (8/5/2023).
Penulis:
Adi Suhendi
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan kedua wanita yang diamankan mengaku sebagai korban penipuan asuransi dan ingin mengadu kepada Presiden Joko Widodo.
"Tadi ada ibu ibu saja, dia mau menyampaikan katanya korban asuransi," kata Komarudin.
Komarudin mengatakan jika keduanya sama-sama ingin meminta pertolongan kepada Presiden Jokowi atas penipuan yang mereka alami.
"Iya katanya mau menyampaikan informasi itu ke istana," ucapnya.
Lebih lanjut, Komarudin mengatakan pihaknya sudah memberikan arahan kepada keduanya untuk bersurat melalui mekanisme yang benar.
"Sudah saya sampaikan mekanisme nya harus seperti apa. Bersurat, dia mau menyampaikan langsung, ya nggak bisa kalau langsung. Sudah kita berikan pemahaman," ungkapnya.
Komarudin pun mengatakan saat diamankan keduanya tidak melakukan perlawanan.
"Nggak (ada perlawanan), Tadinya mau masuk cuman dikasih tau prosedurnya seperti ini," ucapnya
Terpisah, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin mengaku baru mengetahui mengenai ada dua wanita hendak menerobos Istana Negara.
“Saya baru dengar. Kita baru dengar,” kata Ngabalin kepada wartawan.
Hanya saja kata dia, bila ingin menyampaikan aspirasi, sebaiknya datang ke KSP untuk berdiskusi.
KSP atau Istana menurutnya terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
“Tapi kalau ada yang begitu, ya datang ke KSP deh, kantor staf presiden. Itu adalah serambi keputusan-keputusan trategis presiden di bawah pak Moeldoko. Datanglah ke KSP. Kalau ada masalah-masalah yang ingin mereka sampaikan ke presiden, kemarilah. Tidak ada yang tertutup. Pemerintah presiden Jokowi terbuka,” katanya.
Hanya saja kata Ngabalin, apabila ingin ke Istana sebaiknya menyampaikan pemberitahuan terlebuh dahulu. Sehingga diatur atau dicarinan jadwal oleh protokoler. Karena kata Ngabalin, jadwal Presiden sangatlah padat.
“Engga apa apa (masyarakat) masuk ke istana, asal kami diberitahu lebih awal agar kami bisa mengatur dengan protokol, dengan Paspampres, kami juga bisa mengatur. Karena jadwal presiden itu kan penuh ya, sudah teratur tersusun rapi. Jadi kalau tiba-tiba ada yang mendadak lebih awal kami dikasih tahu. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan. Semua bisa diurus,” pungkasnya. (Kompas.com/ tribunnews.com/ taufik/ abdi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.