Distribusi Elpiji 3 Kg
Maling Elpiji 3 Kg Berkeliaran di Pasar Minggu Jakarta Selatan
Ketua RT08/RW10 Pasar Minggu Surti (57) menyebut kasus pencurian yang dialami warganya ini terjadi pada Rabu (5/2/2025) dini hari kemarin.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Distribusi elpiji 3 Kg beberapa hari terakhir jadi sorotan.
Warga di sejumlah wilayah Indonesia, terutama Jakarta dan sekitarnya, antre di pangkalan gas untuk mendapatkan elpiji 3 Kg.
Namun mulai hari ini, Kamis (6/2/2025), tak terlihat lagi antrean warga untuk memperoleh elpiji 3 Kg di Jakarta.
Maling elpiji 3 Kg berkeliaran
Namun demikian ada saja maling yang memanfaatkan kesempatan.
Pasalnya warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ngaku kehilangan dua tabung gas elpiji 3 kg.
Salah satu tabung gas yang digondol maling terpasang di regulator kompor.
Ketua RT08/RW10 Pasar Minggu Surti (57) menyebut kasus pencurian yang dialami warganya ini terjadi pada Rabu (5/2/2025) dini hari kemarin.
Salah satu tabung gas yang digondol maling diketahui masih dalam keadaan terisi penuh.
"Saking langkanya gas, sampai ada warga saya yang kehilangan dua tabung," kata Surti, Kamis (6/2).
"Padahal (Selasa) jam 24.00 WIB, masih dipakai buat masak sama anaknya, goreng otak-otak. Jam 01.00 WIB, pintu dapur sudah terbuka. Sudah hilang dua."
Kemalingan tabung gas yang menimpa seorang warganya membuat Surti mengingatkan masyarakat agar waspada.
Surti mengaku telah menginformasikan pencurian tabung gas tersebut kepada warga RT-nya.
"Saya umumkan di grup RT, biar tidak terjadi lagi karena saking langkanya gas," kata Surti dikutip dari Kompas.com.
Sempat Langka
Gas Elpiji 3kg sempat langka usai pemerintah melarang penjualan di tingkat pengecer.
Kelangkaan gas pun membuat warga mengantre di berbagai tempat untuk membeli gas 3kg.
Usai menimbulkan kontroversi dan kesusahan, pemerintah pun mencabut aturan larangan penjuaan gas 3kg di tingkat pengecer.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyebut Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Kementerian ESDM agar mengaktifkan kembali pengecer seperti biasa.
Pada saat bersamaan, pemerintah disebut akan membantu pengecer gas untuk menjadi subpangkalan.
Dasco berharap aturan ini dapat menertibkan harga LPG subsidi agar tidak membebani masyarakat.
Mulai Normal
Distribusi elpiji 3 kg dari pangkalan ke pengecer atau yang saat ini disebut sub pangkalan mulai normal kembali seperti terlihat di beberapa wilayah seperti Kota Semarang dan wilayah Jawa Tengah lainnya.
Hal ini satu di antaranya setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyempurnakan tata kelola penjualan gas melon tersebut dengan mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan per Selasa, 4 Februari 2024.
Ahmad, seorang pemilik toko sembako yang juga menjadi sub pangkalan elpiji 3 kg di daerah Kota Lama, Semarang Utara, Jawa Tengah, mengaku bahwa distribusi gas melon sudah kembali lancar sejak hari Selasa lalu.
Pangkalan sudah kembali mengirim ke para sub pangkalan seperti biasa, termasuk ke tokonya.
"Beberapa hari ini, alhamdulillah, sudah lancar," kata Ahmad saat ditemui awak media pada Kamis (6/2/2025) siang.
Dalam satu pekan, ia mendapat kiriman gas melon dari pangkalan sebanyak tiga kali, tepatnya pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Tiap pengiriman berjumlah 60 tabung gas melon. Itu artinya, dalam sepekan, Ahmad mendapat 180 tabung gas melon dari pangkalan.
Ahmad mengaku sepakat dengan rencana pemerintah untuk mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan, agar kepastian harga murah gas melon untuk warga tetap terjamin dan penjual seperti dirinya tetap bisa berjualan gas melon.
Hal senada juga diucapkan oleh Rumini, seorang penjual gas melon eceran di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara. Menurut perempuan yang sudah lebih dari satu dekade berjualan gas melon itu, saat ini distribusi gas sudah lancar di pangkalan.
"Sempat ada kendala 1-2 yang lalu. Sekarang kondisi sudah baik dan normal kembali."
Rumini mengaku sebenarnya setuju dengan aturan awal Menteri Energi Sumber Daya Alam dan Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk bisa mengatur harga gas melon di level rakyat.
Namun, di sisi lain, ia juga senang jika status pengecer diubah menjadi sub pangkalan dan memiliki harga tetap agar tidak terlalu mahal untuk rakyat.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah sedang merancang aturan agar status para pengecer bisa diubah menjadi pangkalan agar masyarakat bisa mendapatkan harga yang sesuai saat membeli langsung di pangkalan.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.