Minggu, 24 Agustus 2025

Jangan Sampai Keliru, Ini Cara Bedakan Ayam Potong Gelonggongan dengan Ayam Normal

Ayam potong gelonggongan ukurannya akan terlihat lebih besar karena dimasukkan cairan, lebih basah dan bau amisnya berbau tidak wajar dari ayam biasa.

Penulis: Rifqah
TRIBUNJAKARTA.COM/NOVIAN ARDIANSYAH
ILUSTRASI AYAM - Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang pria pedagang ayam di Pasar Kebayoran Lama yang melakukan praktik penggelonggongan, Kamis (27/2/2025). Ayam potong gelonggongan ukurannya akan terlihat lebih besar karena dimasukkan cairan, lebih basah dan bau amisnya berbau tidak wajar dari ayam biasa. 

Lanjut Hasudungan, saat dimasak oleh pembelinya, ayam gelonggongan akan mengalami penyusutan dan ketika digoreng akan memuncratkan banyak air.

"Misalnya kalau tiba-tiba kita ungkep itu kok jadi kecil gitu. Kemudian kalau misalnya digoreng itu air itu benar-benar nyiprat gitu loh," tuturnya. 

Dampak Konsumsi Ayam Gelonggongan 

Hasudungan mengungkapkan, penyuntikan ayam gelonggongan dengan air kotor tersebut bisa menyebabkan kontaminasi bakteri. 

Di mana, air kotor tersebut dapat mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Escherichia coli (E-coli).

“Air yang digunakan itu berasal dari air kotor, karena air kotor disuntikkan ke daging ayam, otomatis ayam tersebut terkontaminasi bakteri yang ada di air kotor tersebut,” kata Hasudungan. 

Menurut Hasudungan, air kotor yang dimasukkan ke ayam potong itu akan mempercepat proses pembusukan daging serta menyebabkan aroma amis yang menyengat. 

"Ketika digoreng, biasanya pasti lebih meletup-letup karena kandungan airnya sangat tinggi sekali di daging ayam dan rasanya pasti tidak seenak daging ayam yang normal," ujarnya.

Penjual Ayam Gelonggongan Raih Omzet Jutaan Rupiah Per Harinya

Polisi menangkap pelaku yang diduga menjual ayam gelonggongan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, bernama Soyib (32).

Diketahui, Soyib telah berjualan ayam gelonggongan sejak 2021.

Dia menjual ayamnya dengan harga Rp30.000 hingga 50.000 per ekor.

Berdasarkan pengakuan Soyib, dia bisa menjual ayam gelonggongan hingga 200 ekor per hari.

Dari penjualan tersebut, Soyib meraih omzet hingga Rp10 juta per harinya.

Kendati demikian, omzet yang didapatkan itu bisa bervariasi, tergantung hasil penjualan dalam satu hari.

“Untuk bisnis ini dijalankan, pengakuan dari tersangka saudara SY (Soyib), yang bersangkutan sudah menjalani mulai dari tahun 2021."

“Untuk pemotongan yang bisa dilakukan oleh saudara SY, dalam satu hari bisa sampai 100 sampai 200 ayam potong, yang dijual mulai harga Rp30.000 sampai Rp50.000 (per ekor),” ujar Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Bima Sakti, Jumat, dilansir Kompas.com.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan